Turino Kuswara

Turino Kuswara. Lahir di Desa Tinombo, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, tanggal 22 Juli 1975. Riwayat Pendidikan yang per...

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA KAMI PERNAH BERSEMI (bag. 46)

CINTA KAMI PERNAH BERSEMI (bag. 46)

Siang ini Bobi harus pulang ke rumahnya sendiri setelah empat hari ia berada di rumah Dessy. Ia harus membuat situasinya seakan-akan baru kembali dari pekerjaannya seperti yang dikatakannya pada Mona. Ia merasa perlu untuk membawa pulang oleh-oleh untuk Gina. Ia pun singgah di pasar untuk membeli beberapa jenis buah. Ia berpikir hanya jenis buah-buahanlah oleh-oleh yang cocok dibawa pulang, karena tempat yang didatanginya berada di pedesaan.

Setelah membeli beberapa jenis buah, dengan yakinnya Bobi mengendarai sepeda motor menuju ke rumahnya. Ia pun disambut bahagia anaknya. Apalagi ketika Bobi menyodorkan oleh-oleh yang dibawanya.

“Mana ibu, Nak?” Bobi langsung mencari Mona ke dalam rumahnya.

Namun ia tidak menemukan Mona di dalam rumahnya. Ia menuju ke halaman belakang rumahnya. Ternyata Mona ada di sana. Mona baru saja meminta bantuan pada Rani untuk menyelidiki ke kantor Bobi perihal suaminya itu. Ia telah meminta Rani agar mencari tahu siapa nama pegawai di koperasi Bina Usaha yang telah menikahi Dessy. Rani juga dimintai bantuan untuk mencari tahu tentang benar tidaknya jika Bobi ditugasi melakukan penagihan langsung ke nasabah.

Sebagai sahabat yang baik, Rani tentu saja akan melakukan permintaan Mona. Waktu masih menunjukkan pukul 14.00, tapi Bobi sudah kembali ke rumahnya. Ia meminta izin ke pimpinannya untuk pulang lebih awal. Karena itulah ia kemudian bisa pulang lebih awal.

Tadi ketika Mona mendengar bunyi sepeda motor Bobi, ia langsung ke halaman belakang untuk memberi tahu Rani. Karena Bobi sudah pulang, ia berpikir akan sangat baik jika Rani bisa menuju ke kantor Bobi mencari informasi penting.

Mona bertekad hari ini ia harus mendapatkan informasi yang benar. Ia tidak ingin sesuatu yang dikuatirkannya itu nanti diketahui setelah malam ini. Malam ini Bobi akan tidur bersama Mona. Tentu saja jika benar informasi yang diperoleh Rani itu mengarah pada Bobi, maka semuanya harus jelas sebelum laki-laki itu tidur bersamanya dan meminta sesuatu pada Mona. Jika itu benar, Mona bersumpah akan meninggalkannya malam ini juga. Ia jijik dengan orang seperti itu. Namun sesungguhnya Mona juga masih berharap semoga orang yang menikahi Dessy itu adalah sahabat Bobi sendiri, dimana suaminya itu adalah mak comblangnya.

“Sudah selesai pekerjaanmu?” Tanya Mona sambil sedikit acuh pada Bobi.

“Iya, sayang. Aku telah menyelesaikan tugas yang diberikan padaku.”Jawab Bobi dengan perasaan sedikit was-was.

Bobi tidak melihat adanya kelembutan di wajah Mona.

“Tampaknya ada sesuatu yang disembunyikannya.” Pikir Bobi kemudian. Namun Bobi sama sekali tidak menduga jika Mona sedang memikirkan cerita Rani.

Mona masih menunggu kabar dari sahabatnya itu. Iya sangat yakin jika Rani akan mendapatkan informasi lengkap tentang apa yang dilakukan Bobi selama empat hari ini.

Bobi segera masuk ke kamar tidur untuk beristirahat. Ia telah mengatakan pada Mona bahwa ia sangat capek setelah melakukan pekerjaannya. Mona pun mempersilakannya beristirahat. Bagi Mona itu bisa menjadi kesempatan buatnya menunggu kabar dari Rani.

Sementara itu di kantor koperasi Bina Usaha, terlihat seseorang sedang berjalan menuju koridor dari halaman. Ia seorang wanita muda berparas cantik, namun berpenampilan sangat sopan. Itu Rani.

“Ran, ini kau kan, Rani Melani teman semasa SMA?” Seseorang tiba-tiba saja menyapa Rani. Orang itu bernama Sofyan. Ia merupakan karyawan tetap di koperasi Bina Usaha.

“Hai, iya ini aku Rani Melani, kau Sofyan kan? Kau berkerja disini?” Rani membalas Sofyan yang ternyata memang adalah teman sekelasnya saat di SMA.

“Apa yang kau lakukan disini Ran? Tanya Sofyan dengan lembutnya.

“Aku butuh bantuanmu. Bisakah kau membantuku?” Rani langsung meminta bantuan Sofyan.

Sementara itu Sofyan merasa heran dengan Rani.

“Apa yang dapat kulakukan untukmu?” Tanya Sofyan penasaran.

“Apakah kau punya waktu? Aku ingin menggali informasi penting darimu tentang seseorang yang berkerja di sini.”Rani mengungkapkan keinginannya.

“Informasi penting? Tentang siapa?”

“Baiklah kebetulan aku sudah selesai dengan pekerjaanku, sebenarnya aku akan segera pulang, tapi karena kau membutuhkanku, aku akan melayanimu sebagai teman.” Jawab Sofyan dengan sedikit tersenyum nakal pada Rani yang tampak menawan itu.

“Begitu dong. Dimana kita bisa berbicara? Bagaimana kalau di warung itu?” Rani menunjuk sebuah warung di dekat kantor koperasi itu.

“Baiklah Ran, ayo kita kesana!” Sofyan dan Rani berjalan ke arah warung sambil berbincang tentang pekerjaan mereka masing-masing saat ini.

Setelah mereka tiba di warung itu Sofyan memesan dua gelas minuman. Mereka pun akhirnya bisa bercengkerama tentang masa-masa SMA mereka, dan tentang teman-teman mereka yang saat ini entah dimana.

“Apa yang ingin kau ketahui Ran? Apakah ada seseorang di koperasi ini yang membuatmu jatuh hati?” Sofyan memulai pertanyaan sambil menggoda Rani.

“Ah, kau ada-ada saja. Aku sama sekali tidak pernah mengenal orang-orang yang berkerja disini. Aku hanya mengenalmu kau seorang diri. Itu pun saat kita bertemu hari ini.” Jawab Rani sambil memandangi Sofyan yang terlihat sangat tampan itu.

“Lalu untuk apa kau menggali informasi tentang seseorang yang berkerja disini?” Sofyan sedikit lega mendengar pengakuan Rani. Ternyata Rani tidak sedang menggilai seseorang di kantor tempatnya berkerja. Sejujurnya Sofyan sangat kagum melihat Rani yang tampak semakin dewasa dan tetap menunjukkan pesonanya.

“Aku kesini untuk sahabatku. Suaminya berkerja di koperasi ini. Namanya Bobi.”

“Apa yang kau bisa sampaikan padaku tentang Bobi? Maksudku, apakah kau mengenal Bobi secara utuh?” Tanya Rani.

“Iya tentu saja aku mengenalnya. Istrinya bernama Mona. Mereka telah dikaruniai seorang anak. Bobi adalah salah satu karyawanku yang berdedikasi tinggi.” Jawab Sofyan sambil menceritakan apa yang diketahuinya tentang Bobi.

“Tunggu, apa katamu tadi? Bobi karyawanmu?” Mona merasa ada yang aneh. “Mungkinkah Sofyan adalah atasan Bobi?”

“Iya, benar. Aku pimpinan di koperasi ini. Jadi aku mengetahui semua seluk beluk tentang karyawanku.” Sofyan menjelaskan dengan tenang tentang Bobi. Itu membuat Rani ternganga. Ia tidak menyangka sama sekali jika ternyata orang yang ditemuinya ini adalah seorang bos. Hal ini membuat Rani sedikit minder. Rani telah berani mengaturnya tanpa sopan.

“Maafkan aku Sofyan, aku sudah mengganggu waktumu, aku tak tahu kau pimpinan disini.” Rani merasa bersalah dengan Sofyan.

“Santailah, Ran! Kita kan memang sahabat lama. Jangan canggung padaku.” Sofyan meyakinkan Rani agar berlaku seperti biasa. Rani tidak perlu merasa kaku berbicara dengannya.

“Sebenarnya aku ingin mencari tahu tentang Bobi, tapi aku merasa kurang sopan padamu.” Rani masih merendah diri di hadapan Sofyan. Padahal Sofyan justru sangat senang bisa bertemu Rani. Ia akan menjawab semua apapun yang akan diketahui Rani darinya.

“Bicaralah. Apa yang ingin kau ketahui? Aku pastikan untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya sesuai yang aku ketahui.” Sofyan meyakinkan Mona.

“Baiklah, apakah kau mengetahui hubungan Bobi dengan Dessy?”

“Maksudku….aku ingin mengetahui apakah ada karyawanmu yang menikahi Dessy melalui perantaraan Bobi?” Mona memperjelas pertanyaannya.

“Bobi? Aku tidak melihat ada hal yang aneh dengannya selama ini. Bahkan dalam seminggu ini ia sibuk berkerja di kantor ini. Ia bahkan mampu menyelesaikan target pekerjaannya tepat waktu. Itu dilakukannya dengan penuh tanggungjawab. Karena itulah tadi ketika dia meminta pulang lebih awal, aku pun menyetujuinya.” Sofyan membeberkan sosok Bobi sebagaimana yang diketahuinya.

“Artinya dalam minggu ini Bobi tetap berkerja di kantor ini? Apakah kau tidak pernah menyuruhnya melakukan tugas di luar? Tanya Rani yang semakin penasaran.

“Bobi itu bertugas melakukan validasi terhadap semua berkas usulan permohonan pinjaman. Jadi tidak mungkin aku menyuruhnya melakukan hal lain di luar sana. Itu tugas karyawan lainnya yang memang bertugas di lapangan.” Sofyan melanjutkan penjelasannya.

Sofyan memandangi Rani. “Apa yang sesungguhnya ingin diketahui Rani? Kenapa pula pertanyaannya sampai ke hal-hal detail seperti itu?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post