CINTA KAMI PERNAH BERSEMI (Bag. 47)
Rani semakin yakin jika Dessy dan Bobi memang telah menikah. Tapi untuk lebih meyakinkannya ia pun bertanya lagi. “Apakah karyawanmu semua sudah berkeluarga? Ataukah ada di antara mereka yang baru saja menikah? Maksud saya menikahi Dessy yang saya maksudkan tadi?”
“Yang saya ketahui, semua karyawan pria di koperasi ini sudah mempunyai istri, kecuali aku. Kalaupun ada yang belum menikah itu hanya ada dua orang lagi, tapi mereka semua adalah karyawati.” Jawaban Sofyan membuat Rani puas. Dugaanya bahwa Bobi benar telah menikahi Dessy seperti yang dikatakan Santi kepadanya. Bahwa laki-laki itu memang benar adalah Bobi yang berkerja di koperasi Bina Usaha.
“Kasihan Mona, ia tidak pantas diperlakukan seperti ini.” Rani menahan rasa kesal di dalam hatinya. “Sofyan, terima kasih, kau sudah begitu baik padaku, penjelasanmu memperjelas semua dugaanku pada Bobi”
“Kenapa dengan Bobi? Apakah kau ingin mengatakan bahwa Bobi baru saja menikahi Dessy yang kau katakan tadi?” Sofyan mulai menyadari apa yang sedang dilakukan Rani. Wanita itu ternyata sedang menduga-duga sebelumnya bahwa Bobi memang telah menikah dengan Dessy. “Tapi untuk apa Rani menyelidiki semua ini?”
“Kenapa Ran? Apa hubunganmu dengan Bobi sehingga kau begitu ingin menyelidiki masalah ini?
“Bobi adalah istri teman baikku, Mona”
“Sejak empat hari yang lalu ia pamit pada Mona untuk menyelesaikan urusan tentang banyaknya nasabah yang mengalami kredit macet. Ia beralasan pada istrinya bahwa tanggung jawab itu ditimpakan kepadanya, sehingga ia diperintahkan untuk turun langsung ke lapangan. Dan yang memerintahkan itu tentu saja pimpinannya, dan itu pasti yang dimaksudkannya adalah kau. Dia meminta izin pada istrinya untuk menyelesaikan masalah itu dalam tiga atau empat hari.”
“Dan apakah kau ketahui? Bobi telah menikah dengan Dessy seminggu yang lalu di rumah wanita itu. Tadi pagi aku melihat Bobi keluar dari rumah Dessy sambil membawa tas kantornya. Ia keluar di damping Dessy. Tentu saja aku heran melihatnya di rumah wanita itu, sebab yang kuketahui dia adalah suami Mona. Karena aku penasaran, aku pun menanyakannya pada sahabatku Santi, yang rumahnya kebetulan tidak berjauhan dengan rumah Dessy. Aku mendapat informasi bahwa Dessy belum lama menikah dengan seorang pegawai yang katanya berkerja di koperasi Bina Usaha. Tapi sayangnya Santi tidak mengetahui siapa nama pria itu. Untuk itulah aku kesini. Dan ini kulakukan atas permintaan Mona.” Rani menjelaskan semua alasannya mencari tahu informasi tentang Bobi.
Sementara itu Sofyan yang mendengar jabatannya sebagai pimpinan dicatut oleh Bobi, tampak kesal. Selama ini ia mengenal Bobi sebagai karyawan yang penuh dedikasi dan bertanggungjawab. Namun sebagai pimpinan ia selalu mengedepankan moral. Ia tidak ingin ada karyawannya yang melanggar aturan. Apalagi karyawan tersebut telah berani mencatut nama dan jabatannya untuk memuluskan niatnya.
“Ketahuilah Ran. Aku sangat berterima kasih padamu. Melalui dirimu, aku bisa mengetahui gelagat Bobi yang sesungguhnya. Aku tidak pernah menyangka jika dalam empat hari ini Bobi tidak pulang ke rumahnya. Rupanya selama ini ia berangkat kerja dari rumah wanita itu, bukan dari rumahnya sendiri.”
“Aku tidak akan memperpanjang masalah ini, besok ia harus menjelaskan semuanya padaku. Aku tidak akan segan-segan menurunkan posisinya, bahkan aku bisa saja memecatnya sebagai karyawan karena telah membohongi istrinya sendiri hanya untuk menutupi pernikahan keduanya.” Sofyan mewanti-wanti Bobi yang telah begitu berani membawa-bawa namanya dalam perkara pernikahannya.
Sofyan tampak sangat tidak nyaman. Bobi telah mengatakan pada Mona jika ia diperintahkan untuk menangani kredit macet yang dialami nasabahnya. Padahal Sofyan tidak pernah memerintahkan hal seperti itu pada Bobi. Ia juga sangat terkejut mendengar jika Bobi ternyata telah menikah lagi tanpa seorangpun karyawan yang tahu. Selama ini Bobi tampak bertingkah laku normal, seakan tidak ada apa pun yang terjadi dengannya. Karena itulah Sofyan merasa sangat terkejut sekaligus marah.
Setelah Sofyan mengatakan semua yang diketahuinya dan berjanji untuk menanyakan semuanya pada Bobi, Rani sedikit ragu. Ia tidak ingin identitasnya diketahui Bobi sebagai orang yang telah membuka rahasianya.
“Sofyan, aku mohon…. Tolong jangan bilang padanya jika informasi pernikahannya itu kau peroleh dariku. Aku ingin terus memata-matai Bobi. Jika dia mengetahui informasi ini kau peroleh dariku. Itu akan mempersulit aku untuk terus memata-matainya. Ini semua kulakukan demi sahabatku Mona. Ia terus-terusan disakiti oleh Bobi. Dengan berbagai cara Bobi selalu bisa membohongi Mona.”
“Kupikir semuanya sudah jelas. Aku pamit yah…” Rani mengulurkan tangannya pada Sofyan sambil beranjak dari tempat duduknya.
“Tunggu dulu Ran, aku belum selesai denganmu. Kau belum memberiku nomor ponselmu.” Sofyan tidak ingin berpisah begitu saja dengan Rani tanpa meminta nomornya terlebih dahulu.
Mereka pun akhirnya saling bertukar nomor ponsel. Sebelum berpisah Rani meminta foto bareng Sofyan. Ia meminta bantuan pemilik warung untuk mengambil gambar menggunakan kamera ponselnya.
Rani bergegas berjalan menuju sepeda motornya. Sementara itu Sofyan terus mengikuti Rani dengan pandangannya sampai wanita itu pergi dan keluar dari halaman kantornya.
Setelah berjalan sekitar setengah kilometer, Rani berhenti di suatu tempat untuk mencoba menelepon Mona. Namun sebelum ia menelepon ia mengirim pesan chat.
“Mon, apakah aku bisa menelponmu?”
Mona pun menjawab pertanyaan Rani dengan balasan Chat “Iya, Ran. Kebetulan Bobi sedang beristirahat.
Rani akhirnya menelpon Mona untuk memberitahu semua informasi yang didapatikannya dari Sofyan.
“Mon, aku telah mendapatkan informasi valid tentang apa yang dilakukan Bobi selama empat hari ini. Aku bertemu langsung dengan pimpinan Bobi. Ternyata pimpinannya adalah sahabatku sendiri, Sofyan. Dengan demikian aku bisa leluasa menanyakan perihal Bobi kepadanya.”
“Dan akupun akhirnya berhasil mendapatkan informasi jika sebenarnya Bobi tidak pernah ditugasi melakukan pekerjaan di luar kantor. Selama empat hari ini ia selalu ada di kantornya dan berkerja seperti biasanya. Namun ketika pulang kantor, ia tidak pulang ke rumahmu, tetapi pulang ke rumah Dessy.” Mendengar perkataan Rani, darah Mona serasa mendidih. Ia hampir berteriak, namun ia masih bisa menahan kemarahannya.
“Apalagi yang kau ketahui, Ran? Tanya Mona lagi. Ia bertekad untuk mengakhiri semua sandiwara Bobi setelah semuanya jelas.
“Bobi telah menikahi Dessy seminggu yang lalu.” Dan keberadaan Bobi di rumah Dessy itu karena ia telah menikahi wanita gatal itu.” Rani juga tampak emosional ketika menyampaikan semua yang diketahuinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi
lanjut pak
lanjut pak
Keren pak..