Tusilia,S.Pd

Tusilia, S.Pd , guru biologi di MAN 2 Solok. Tempat dan tangal lahir Lintau 28 Agustus 1971...

Selengkapnya
Navigasi Web

Lebaran di mana?

"Setelah 23 tahun kita menikah, bagaimana kalau tahun ini kita lebaran disini saja Dek,?.

Pertanyaan suamiku membuatku gugup. Memang setiap lebarans kami sekeluarga selalu pulang ke kampung halamanku yang beda kabupaten dengan tempat tinggalku. Hariku menjadi sedih, tidak aku jawab pertanyaan suamiku.

Sebagai istri yang baik aku tentu tidak boleh membantah ucapan suamiku. Namun hatiku serasa tidak rela. Masak sepanjang tahun aku di sini bertetangga dengan mertua dan kerabat suami, hanya lebaran seminggu aku nggak bisa berkumpul dengan ibu dan saudara_saudaraku?

"Kenapa diam saja Dek" desak suamiku.

"Terserah Uda sajalah, aku ikut keputusan Uda "kataku.

Aku melanjutkan pekerjaan mempersiapkan makanan untuk berbuka. Tampa sadar air mataku mengalir tampa bisa aku bendung.

"Kapan lagi kita bisa lebaran di rumah kita sendiri, nanti siap solat kita baru pulang ke kampung "lanjut suamiku dari ruang keluarga.

"Ia kan Dek?, ia memastikan peesetujuanku.

"Ia Da" jawabku tersedak menyembunyikan tangisanku. Aku sedih aekali. . Terbayang wajah ibuku yang sudah sakit_sakitan. Betapa bersedihnya beliau jika malam takbiran aku tidak berada di antara saudara_saudaraku yang lain. Air mataku tak juga mau kompromi, semakin deras menetes.Sekuat tenaga aku tahan tangisanku. Aku takut puasaku akan batal.

Ketika berbuka anakku nyelutuk "Yah, Bunda, kapan kita pulang kampung, mulai besok kami semua kan sudah libur".

Kebahagian bagi ketiga anakku memang berkumpul ddngan 10 orang saudara sepupunya.

Aku diam saja sambil tersenyum sendu. Aku pura _ pura asyik menyuap makanan.

"Kalau pulang kampungnya siap lebaran gimana Nak,?"tanya suamiku.

"Mana enak Ya, sekeiing kita rumah kosong semua, ngapain kita disini selain ke rumah nenek, nggak asyik Ya", jawab anakku yang kedua. Ketiga anakku protes dengan peetanyaan Ayahnya.

"Ya sudahlah, kalau kalian pengennya pulang kampung, kita pulangnya hari minggu karena Bunda kalian harus ikut Upacara tanggal 1 Juni", suamiku mengalah.

"Alhamdulillah, aku berucap dalam hati.Ternyata tak perlu aku yang menyampaikan keberatanku kepada suamiku. Terima kasih anak_anakku. Terima kasih suamiku. Aku sebenarnya menyadari bahwa suamiku pun ingin hari pertama lebaran di dekat mertuaku.Maafkan hatiku yang egois.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post