Tut Heniyarsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PELAKSANAAN MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

PELAKSANAAN MANAJEMEN BIMBINGAN

KONSELING DI SEKOLAH

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Manajemen Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu: Prof Dr. Slameto, M.Pd

Disusun oleh:

TUT HENIYARSIH

NPM : 16.61.1800

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SAINS

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA (STIEPARI)

SEMARANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan BK benar-benar membnerikan kontribusi pada pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Suatu program pelayanan bimbingan dan konel.ing di sekolah tidak mungkin tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak di kelolah dalam suatu sistim manajemen yang bermutu. Manajemen bermutu akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan disekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya yang ada

Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki perananan yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik.

Disini penulis akan membahas mengenai manajemen program BK disekolah, Perencanaan Program BK, Pelaksanaan Program BK disekolah dan Evaluasi program BK.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Program BK?

2. Bagaimana Perencanaan Program BK?

3. Bagaimana Pelaksanaa Program BK ?

4. Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Program BK?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Program BK

2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program BK

3. Untuk mengetahui Pelaksanaan Program BK

4. Untuk mengetahui Evaluasi Pelaksanaan Program BK

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Pada prisipnya manajemen adalah segala upaya untuk menggerakan individu/ kelompok untuk bekerja sama dalam mendayagunakan sumberdaya dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan. Apabila diterapkan dalam suatu sekolah maka manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya /cara yang di gunakan kapala sekolah untuk mendayagunakan segala komponen/ sumberdaya (tenaga, dana, sarana/prasarana ) secara optimal dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggrakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan. Prinsip-prinsip dalam Manajemen BK meliputi: Planing, Organizing,staaingleading dan controlling

Adapun tujuan dilaksanakannya BK ada 5 yang dikutip dari Syahril dan Riska ahmad, pengantar bimbingan dan konseling, (Padang: Angkasa Raya,1986) antara lain :

1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan peserta didik dapat mengenali kekuatan dan kelemahan yang ada dalam dirinya, sehingga dapat menyesuaikan dengan lingkungan.

2. Untuk menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, diharapkan peserta didik dapat menerima keadaan pada dirinya.

3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri, diharapkan peserta didik dapat mandiri dalam mengambil keputusan sendiri dan memenuhi kebutuhannya dengan konsekuensi yang dapat dipertanggung jawabkan.

4. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri, diharapkan peserta didik dapat merealisasikan dirinya dalam bentuk nyata sebagai wujud rasa percaya diri.

5. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri, diharapkan peserta didik dapat mengarahkan dirinya menurut bakat dan minat pada dirinya.

B. PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Sebagai sub sistem pendidikan disekolah bimbingan dan konseling dalam pelaksanaanya tidak lepas dari perencanaan yang terencana dan bersistem. Hal ini bertujuan agar pencapaian dalam kontek kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan disekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya program perencanaan program BK yang efektif dan efisien, ada beberapa hal yang dilakukan yaitu: analisis kebutuhan siswa penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, metode pelaksanaan, personil kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, perkiraanhambatan kegiatan dan antisipasinya. Pengertian program menurut T. Raka Joni (1981): program adalah seperangkat alat kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengait untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program mengandung unsur-unsur:

a. Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan yang dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.

b. Dirancang, artinya apa yang akan dilakukan dirancang agar terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apabila terjadi benturan akibat kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dapat berdampak pada penurunan afektifitas dan efisiensi.

c. Dilakukan secara kait-mengait yaitu dalam melakukan kegiatan yang sudah dirancang tidak berdiri sendiri melainkan ada keterkaitan antara satu dengan yang lain.

d. Adannya tujuan tertentu, yaitu arah dan kendali agar semua aktivitas terangkum dalam program dan terfokus pada satu tujuan.

Dalam pelaksanaan pelayanan BK melibatkan seluruh personil sekolah, untuk itu diperlukan program yang sistematis agar pelaksanaanya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kefgiatan lain. Adapun program yang sistematis menurut Munandir,1996 mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Program BK dirancang untuk melayani peserta didik.

b. Program BK merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan disekolah.

c. Tujuan program harus jelas dan operasional untuk mencapai tujuan program BK.

d. Pelaksanaan perlu melibatkan seluruh staf sekolah.

e. Personil BK perlu diidentifikasi, tugas srta tanggung jawabnya harus dirumuskan.

f. Segala sumber daya ditemukan untuk mencapai tujuan program

g. Dua hal yang esensial dalam penyelenggaran BK adalah data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi untuk perancanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.

h. Penerapan rancangan sistem dalam pengembangan program dan pemecahan masalah.

i. Duikungan dan keterlibatan masyarakat sekitar harus diusshakan sejauh mungkin demi kelancaran penyelenggaraan program dan pencapaian tujuan.

C. PELAKSANAAN PENGARAHAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan. Program ini yang akan dijadikan sebagai acuan pelaksanaan BK, terdapat dua jenis program yang dirancang dan diprogramkan yaitu;

a. Program tahunan sebagai program sekolah.

Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap semester, program bulanan, program mingguan. Oleh karena itu perlu dibuat dalam metriks atau schedule. Dalam program dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu. Kegiatan layana BK sebagai program sekolah antara lain:

v Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang nara sumber dari luar sekolah.

v Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal tahun.

v Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan penjurusan.

v Mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi bimbingan karir.

v Membentuk kelompok-kelompok group counseling.

v Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.

b. Program kegiatan layanan bagio seluruh guru pembimbing sesuai dengan pembagian tuigas layanan disekolah.

Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan (satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan program pada masing-masing bidang pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah. Agar pelaksanaan program kegiatan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu taat kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif diantara staf bimbingan dan konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk memotivasi staf dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan. Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam pembelajaran dapat dibentuk :

1. kegiatan tatap muka secara klasikal dan

2. kegiatan non tatap muka. Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan / kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan referensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus. Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar jam pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program. Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:

- Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

- Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.

- Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

- Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

- Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

- Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.

- Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

- Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

- Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

D. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING.

Evaluasi merupakan hal yang terakhir dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. Evaluasi melihat seberapa besar pengaruh atau hasil dari terapi yang telah diberikan, evaluasi juga berfungsi untuk melihat sejauh mana tingkat kesesuaian antara permasalahan yang dihadapi dengan penyelesaian yang telah diberikan. Apabila hasilnya positif (sesuai) maka terapi yang dilakukan bisa dilaksanakan secara terus menerus sampai peserta didik mampu menggali potensi, serta mampu mengembangkan apa yang ia cita-citakan, namun begigu juga sebaliknya ketika hasil dari evaluasi menunjukan ketidak cocokan maka hal yang perlu dilakukan ialah melihat identifikasi apakah benar-banar sudah sesuai dengan prosedur yang standar atau belum.

Slameto (1996:140) langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling antara lain:

a. Menginventarisasikan masalah dan kebutuhan yang ada. Seharusnya yang diperhatikan adalah masalah yang rill dihadapi siswa atau kebutuhan siswa sehubungan dengan masa perkembangannya. Inventarisasi hendaknya didasarkan pada pengamatan yang diteliti atau menggunakan metode kuesioner, wawancara, checklist, dan sebagainya.

b. Menentukan prioritas masalah atau kebutuhan yang akan ditangani lewat program bimbingan dan konseling. Proiritas ini perlu ditentukan mengingat kemampuan tenaga yang ada.

c. Menentukan teknik atau kegiatan dan pendekatan menolong yang tepat dengan permasalahan atau kebutuhan yang hendak ditangani tadi.

d. Menentukan pelaksanaan untuk masing-masing kegiatan yang hendak dilakukan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

e. Evaluasi kerja dilakukan setelah kurun waktu kerja yang telah ditentukan, apakah untuk jangka waktu satu semester ataukah satu tahun.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen Bimbingan dan Konseling merupakan segala upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk bekerjasama dalam mendayagunakan sumber daya di dalam suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan.

- Program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan yang dirancang oleh konselor di sekolah.

- Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan Konseling ada 2 program, yaitu Program tahunan sebagai program sekolah dan Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing.

- Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling merupakan upaya menilai effisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

- Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan.

- Manajemen diperlukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pada akhir tujuan pelayanan bimbingan di sekolah. Pola manajemen disusun dengan kesesuaian antara konsep dengan kondisi yang dihadapi sekolah tersebut.

B. SARAN

Dengan adanya Manajemen Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat menuntun terselenggaranya pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai tujuan umum dan khusus. Agar proses pelayanan dapat berjalan dengan baik, maka semua pihak yang terkait dalam bimbingan dan konseling di sekolah harus menjalankan tugasnya masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post