Tuti Herawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BISMILLAH ... WFO PERDANAKU

WFO adalah kepanjangan dari work from office atau bekerja di kantor, sebuah kebijakan yang diberikan pemerintah melalui surat edaran Menteri PANRB Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam tatanan Normal Baru ( New Normal). Bagi pegawai yang melaksanakan work from office wajib menjalankan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID 19.

Jumat siang pada 12 Juni 2020, Kasi Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta mengundang hadir seluruh pengawas pendidikan agama Islam. Beliau mensosialisasikan surat Plt. Kepala Kanwil Kementerian Agama Propinsi Jawa Barat nomor : B.3574/Kw.10/KP.04.1/06/2020 perihal penyesuaian Sistem Kerja bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara. Dalam sosialisasi itu beliau menyampaikan bahwa pengawas termasuk ASN yang harus melaksanakan work from office.

Pemberitahuan ini tentunya menjadi kabar baik dan membuat aku merasa seperti punya energi baru. Bagaimana tidak, hampir tiga bulan aku yang terbiasa hadir menyapa guru dan seluruh civitas pendidikan di sekolah setiap hari, terpaksa harus lembur dan menyelesaikan seluruh aktivitas pekerjaanku di rumah. Duhhh ... malah lebih merepotkan. Beruntung anak-anakku juga dipulangkan. Anak keduaku yang kuliah di UIN Bandung pulang lebih awal dari si bungsu yang mondok di Pesantren. Sementara anak ketigaku baru satu bulan pindah sekolah dan tinggal di rumah. Jadi lengkaplah empat anak-anakku berkumpul kembali di rumah menemani si sulung yang sedang menderita sakit hampir dua tahun lamanya. Kehadiran mereka yang pada awalnya cukup merepotkan dan kadang menghadirkan kegaduhan di rumah, menjadi penyemangat utama untuk lebih mendekatkan dan menyatukan kebersamaan kami dalam menghadapi pandemi.

Kini di saat aku harus mulai kembali bekerja, beruntung anak-anakku masih tetap belajar di rumah. Jadi aku tak perlu khawatir meninggalkan si sulung di rumah sendirian karena ada adik-adiknya yang menjaga dan menemaninya. Terlebih saat ini kondisi kesehatannya sudah mulai pulih dan tidak lagi tergantung kepada alat medis yang selama lima bulan ini tak lepas menyertainya.

Hari itu, tepatnya tanggal 15 Juni 2020 adalah hari pertama aku work from office, setelah hampir tiga bulan pandemi corona virus disease 19 mengharuskan aku bekerja dari rumah ( work from home). Sesuai schedule kerja yang telah aku buat dan telah dikomunikasikan dengan pihak sekolah sebelumnya, tiga hari pertama wfo-ku diisi dengan kegiatan silaturahmi Idul Fitri dengan Guru PAI binaan sekaligus evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kegiatan ini akan menjadi acuan bagi penyusunan rancangan program pembelajaran jarak jauh pada tahun ajaran nanti. Karena kemungkinan besar, semester satu pada tahun ajaran baru sekolah masih akan menerapkan sistem belajar dari rumah (BDR).

Pagi-pagi sekali aku sudah menyiapkan sarapan untuk keluargaku, dan bersiap-siap berangkat kerja lebih pagi agar tidak terjebak macet oleh angkutan karyawan. Diantar anak ketigaku, Muhamad Nasir, aku berangkat ke kantor terlebih dahulu karena harus finger print dan menyampaikan program kerja per dua minggu ini ke Urusan Kepegawaian. Selepas itu aku menuju ke lokasi pertemuan dengan para guru pendidikan agama Islam kecamatan Campaka di salah satu rumah guru PAI yang berada di desa Cimahi.

Aku tiba di lokasi 10 menit sebelum acara dimulai, rupanya baru ketua KKGA dan tuan rumah yang sudah hadir. Mereka menyambut baik kehadiranku yang tetap bermasker dan menjaga jarak sebagaimana komitmen bersama di undangan. Nampak sekali kesiapan tuan rumah menyambut kehadiran rekan-rekannya dalam pertemuan silaturahmi ini. Sebuah wastafel lengkap dengan sabun pencuci tangannya tersedia di samping pintu depan, sehingga para tamu yang datang bisa dengan mudah langsung mencuci tangan. Ruangan pertemuanpun sudah ditata rapih dengan alas karpet yang bersih dan cukup luas untuk dapat menerapkan physical distancing. Terima kasih Bu Elis, sudah menjadi tuan rumah yang siap mengantar silaturahmi guru-guru PAI di tengah pandemi.

Selang lima menit, para gurupun mulai berdatangan satu persatu. Rasa kangen dan kebahagiaan terpancar dari wajah-wajah mereka. Inilah pertemuan pertama guru PAI Campaka pasca diterapkannya kebijakan bekerja dari rumah sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona tiga bulan lalu. Alhamdulillah semuanya sehat wal afiat, termasuk dua orang guru PAI yang sebelumnya menderita sakit keras, yaitu pa Ahmad dan pa Faisal. Banyak canda dan cerita yang aku nikmati di sela obrolan mereka. Masih seperti dulu, saat aku bersama mereka mengajar dan melayani anak-anak didik tercinta di sekolah.

Tepat pukul 09.00 acara dimulai, meskipun molor satu jam dari waktu yang tertera pada undangan namun rasa kangen untuk dapat kumpul bersama terobati. Acara diawali dengan do’a dan sambutan dari ketua KKGA kecamatan Campaka, Ujang Yahya, S. Pd. I. Kemudian dilanjutkan penyampaian silaturahmi sekaligus evaluasi program dari aku sebagai pengawas PAI.

Sambutan kuawali dengan menyapa seluruh guru binaan yang hadir dan menanyakan keadaan kesehatan mereka beserta keluarganya. Alhamdulillah dari 17 sekolah dasar negeri dan 3 sekolah dasar swasta, seluruhnya nampak hadir dalam keadaan sehat wal afiat. Aku menyadari bahwa keadaan inilah yang saat pandemi ini begitu berharga dan harus dijaga. Oleh karena itu aku mengingatkan seluruh guru untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan selalu berdoa, menggunakan masker, menjaga kebersihan dan menjaga jarak saat berkumpul dan berinteraksi dengan orang lain. Inilah salah satu ikhtiar kita agar tetap dapat menjalankan aktivitas di masa new normal ini.

Selain menyampaikan salam silaturahmi, ada tiga hal yang aku sampaikan pada guru-guru binaanku. Pertama, Guru PAI adalah motor penggerak pendidikan agama Islam di sekolah, keteladanan dalam sikap dan bertutur kata adalah amanah yang patut dijaga. Kedua, semua guru PAI baik yang sudah ASN maupun yang masih Non ASN harus mau memberdayakan potensi dirinya untuk maju dan mampu menghadapi era digital yang sudah di depan mata. Dan ketiga, guru PAI harus siap melaksanakan pembelajaran jarak jauh melalui sistem belajar dari rumah (BDR) pada tahun ajaran mendatang dengan program yang lebih matang dan terencana. Terakhir aku sampaikan kata-kata motivasi untuk seluruh guru PAI bahwa tak akan ada kendala selama kita mau berusaha.

Usai sesi sharing pendapat yang berlangsung seru dengan penuh dinamika selama hampir satu jam, acara berakhir dengan satu kesepakatan yaitu tersusunnya rencana tindak lanjut (RTL) bagi penyusunan rancangan program BDR mata pelajaran PABP untuk tahun ajaran 2020/2021. RTL tersebut berisi empat butir kegiatan yang akan dilaksanakan guru secara individual maupun kelompok selama satu bulan ke depan. Empat butir kegiatan tersebut yaitu : menganalisis kompetensi dasar essensial pada mata pelajaran PABP SD semester 1, menginventarisir media dan sumber pembelajaran, menyusun RPP 1 lembar dan meningkatkan kemampuan IT guru PAI yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan belajar dari rumah.

Semoga WFO perdanaku ini menjadi media silaturahmi berbagi energi bagi para guru binaan agar mereka lebih siap berkonstribusi meski di masa pandemi.

Purwakarta, 17 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Itu sdh rapi bu..tinggal rata kanan kirinya...

27 Jan
Balas

Terimakasih pa Ali. Itu dia yang bikin penasaran hee

27 Jan



search

New Post