Hasil laporan program Belajar Dari Rumah (BDR) mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP), guru-guru pendidikan agama Islam menyampaikan tentang kesulitan mereka dalam mengajarkan dua materi pokok dalam pembelajaran PABP. Kedua materi ajar tersebut yakni baca tulis Al Quran (BTQ) dan pendidikan karakter (budi pekerti).

Banyak faktor yang menjadi kendalanya, salah satunya terbatasnya ruang komunikasi guru dan siswa secara langsung yang dapat memantau pencapaian hasil belajar. Pembelajaran BTQ dan budi pekerti butuh bimbingan langsung. Terbatasnya ruang dan waktu dalam sistem pembelajaran jarak jauh menyebabkan pencapaian hasil belajar pada keduanya lemah. Padahal dua materi ini merupakan aspek pokok dalam mata pelajaran PABP.

Aspek sikap (spiritual/sosial) dan aspek keterampilan adalah inti dari mata pelajaran PABP. Jika proses pembelajaran pada dua aspek tersebut lemah, maka akan berdampak lemah juga pada pencapaian hasil belajarnya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meminimalisir permasalahan ini agar tidak terus berlangsung.

Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka saya mencoba memformulasikan sebuah metoda pembelajaran BTQ yang mengkolaborasikan langsung dengan penguatan pendidikan karakter (budi pekerti) melalui metoda pembelajaran BTQ Berkarakter.

Metoda pembelajaran ini terinspirasi dari kisah Ummul Mukminin, Siti Aisyah, RA, ketika beliau ditanya oleh sahabat tentang bagaimana akhlak Rasulullah SAW. Jawaban beliau, akhlak Rasulullah adalah Al Quran.

Selama ini, pembelajaran BTQ di sekolah dasar hanya berorientasi pada pencapaian kompetensi keterampilannya saja, mampu membaca dan menulis huruf Al Quran. Sementara kompetensi pada aspek sikapnya tidak mengikuti. Padahal Al Quran sangat identik dengan pendidikan karakter (budi pekerti).

Semoga tak ada kendala sepanjang kita mau berusaha. Sehingga segala keterbatasan yang saat ini di alami, menjadi tantangan dan motivasi kuat bagi para guru PAI untuk mengabdi dan terus berdedikasi.

Purwakarta, Pebruari 2021