Sabtu (8/4/2023), keluarga besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Purwakarta menggelar peringatan Nuzulul Quran 1444 H di Tajug Tritangtu PGRI yang berlokasi di Komplek Perumahan Purnayudha Sadang Purwakarta.

Kegiatan yang dilaksanakan bersama jemaah Majlis Ta’lim Tajug Tritangtu ini menghadirkan Mubalig yang sekaligus juga sebagai pembina BUQU Purwakarta, KH. Ahmad Muhaemin dan guru tetap pengajian yaitu Ustazah Verawati Sarah, guru PAI SDN Kadumekar yang juga seorang Qori'ah dan Hafizah Al Quran.

Hadir dan menyimak dengan khusyuk, Purwanto, Ketua PGRI Kabupaten Purwakarta bersama para pengurus PGRI Kabupaten serta para pengurus cabang dari 17 kecamatan di Kabupaten Purwakarta.

Acara diawali dengan shalawat bersama, dipandu oleh Nining Wirdaningsih dan Ayu Nugraha. Keduanya merupakan jemaah Majlis Ta’lim Tajug Tritangtu dari unsur kepala sekolah dan guru PAI. Sejenak seluruh yang hadirpun larut dalam balutan syahdu lantunan shalawat Nabi.

Usai bershalawat, Ustazah Verawati Sarah memandu yang hadir untuk melafalkan dan melantunkan QS. Al Lahab dan QS. An Nasr dengan tartil. Gaya khas beliau dalam menyampaikan bimbingan tahsin Al Quran sangat apik namun nyaman, sehingga membuat hadirin betah menyimak dan antusias mempraktekannya.

Pada QS. Al Lahab, beliau menyampaikan bagaimana teknik melafalkan huruf qalqalah yang bertasydid dan tidak bertasydid serta bagaimana membedakan pelafalan huruf qalqalah ق dan ط. Cara melafalkan huruf qalqalah yang bertasydid berbeda dengan yang tidak bertasydid, yaitu harus ditahan terlebih dahulu. Dan tidak semua huruf qalqalah berakhiran bunyi “e”, karena untuk bunyi akhir huruf ق dan ط.adalah “o”. Adapun pada QS. An Nasr, tahsin lebih difokuskan pada cara melafalkan akhir ayat pertama (القتح) dan ayat ketiga (واستغفره ). Teknik untuk memunculkan bunyi huruf akhir ayat, maka bunyi bacaan pada huruf ketiga dari akhir ayat harus dinaikan.

“Asa loba keneh salahna maca Quran teh, nya?” seloroh ketua PGRI Kabupaten Purwakarta, Purwanto, di awal sambutannya. Beliau sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas prakarsa guru-guru dalam memanfaatkan Tajug Tritangtu sebagai sentra bagi kegiatan keagamaan dan peningkatan mutu pendidikan para guru. Peringatan Nuzulul Quran ini diharapkan menjadi motivasi besar bagi berkembangnya semangat berliterasi dan berinteraksi dengan Al Quran.

Ulasan mendalam tentang hikmah Nuzulul Quran disampaikan oleh Ustad Ahmad Muhaemin dengan diawali beberapa paparan ibrah tentang bagaimana sikap kita terhadap Al Quran. Sudahkah kita mencintai Al Quran, yang membacanya saja Allah lipat gandakan pahala kebaikannya? Bukan dihitung per-surat atau per-ayat Al Quran tapi dihitung per-hurupnya. Hadits Nabi menjelaskan bahwa satu huruf Al Quran yang dibacakan dalam salat, pahalanya setara dengan 50 kali kebaikan.

Seorang sahabat Nabi selalu membacakan QS. Al Ikhlas saat menjadi imam salat. Kecintaannya pada surat Al Ikhlas bukan karena suratnya yang pendek, tapi surat Al Ikhlas itu memiliki kandungan yang sangat istimewa. Di dalamnya terkandung tiga sifat Allah, yaitu sifat wajib bagi Allah (احد), sifat mustahil bagi Allah ( لم يللد ولم ىولد ), dan sifat jaiz bagi Allah ( الصمد).

QS. Yunus ayat 57 menjelaskan bahwa kedudukan Al Quran bagi orang beriman adalah : (1) nasehat dari Allah, (2) obat bagi penyakit hati, (3) petunjuk dalam hidup, (4) rahmat atau kasih sayang. Dalam hadisnya Rasulullah SAW menjelaskan bahwa sebaik-baik umat adalah yang mau belajar Al Quran dan mengajarkannya.

Maka bagi siapa saja yang ingin meraih keberkahan dalam hidupnya, berinteraksilah dengan Al Quran. Empat cara berinteraksi kita dengan Al Quran, yaitu : bacalah Al Quran, fahami isi dan kandungan ayatnya, kemudian amalkan dan sebarkan.

Di akhir kegiatan, sebagai salah satu wujud berinteraksi dengan Al Quran, Jamaah ta’lim menyampaikan 50 paket ta’jil yang dibagikan kepada warga masyarakat yang tinggal di sekitar Tajug Tritangtu.

Barakallahu lana walakum.

Tajug Tritangtu PGRI Sadang

Sabtu, 8 April 2023