TUTIK HARYANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Misteri..#bag. 3

#TantanganGurusiana hari 40

Pagipun tiba, dan tak sabar rasanya ingin segera sampai di sekolah. Setelah kukemaskan keperluan anak dan suamiku, dengan setengah berlarian, akupun bergegas untuk berangkat sekolah. Anak dan suamiku tak ada komentar apapun melihat diriku yang, sebenarnya lebih "kemrungsung" (cepat dan sangat buru-buru, terj. Bahasa Jawa) daripada biasanya. Namun karena hari ini Senin, maka mereka tak ada bertanya curiga. Biasanya kami berempat keluar dari rumah sama-sama, tapi kali ini aku lebih dulu 15 menit dari mereka.

Belum ada guru yang datang, hanya anak-anak yang berkerumun di depan kelas masing-masing. Seketika mereka melihat ke arahku, dan anak-anak perempuan segera menyalamiku. Sedangkan yang laki-laki hanya mengucapkan salam. Memang dari dulu aku sudah mengatakan bahwa untuk yang laki-laki, mohon maaf tak bisa menyalami mereka karena aku masih berwudhu. Sekaligus aku mendidik mereka bahwa kepada yang bukan mahram, hendaklah menjaga diri.

Langsung kucari Dion, untuk klarifikasi kejadian kemarin. Namun dia sedang ke kantin kata kawan-kawannya. Akhirnya kucoba bertanya pada kawan sekelasnya. Sambil kuarahkan anak-anak untuk segera menyelesaikan tugas piket kelas dan piket umumnya. "Saat itu Dion piket kelas bu, jadi begitu lonceng pulang berbunyi, dia tak langsung ambil HP nya di kantor", jelas Sarah yang waktu itu sedang piket kelas bersama Dion. Terus dia buang sampah ke belakang, sekalian mau ambil HP nya, pas itulah bu, dia gak jumpa", lanjut si Sarah. Sebelum kutanyakan bagaimana dengan bapak ibu guru lainnya, waktu sudah menunjukkan jam 7 pas. Kuucapkan terima kasih atas informasinya. Lalu kubimbing anak-anak ke lapangan sekolah untuk mempersiapkan upacara bendera.

Sehabis upacara, kamipun memperbincangkan kejadian hari Sabtu kemarin. Dan kutanyakan pada guru piket, kenapa tidak dipanggil kembali anak-anak. Karena biasanya, meskipun sudah bubar dari sekolah, anak-anak masih banyak yang nongkrong dekat pemberhentian bus sekolah, atau di warung depan sekolah. Terlebih di hari Sabtu, biasanya makin betah mereka ngetem di situ. Hal itu kuketahui saat dulu pernah, aku ketinggalan laptopku. Baru setengah perjalanan, aku teringat sepertinya laptopku tertinggal, dan kuputuskan untuk kembali ke sekolah. Dan kulihat anak-anak masih banyak bergerombol di sekitar pos dan warung depan sekolah. Saat kutanya kenapa belum pulang, mereka bilang karena besok libur sekolah, jadi santai. Namun, menurut guru piket, hari itu anak-anak sudah pada pulang dan Dion paling terakhir ke kantor untuk mengambil HP nya. Jadi anak-anak tak bisa dipanggil dan dikumpulkan lagi di sekolah.

Tiba-tiba pak Sidi masuk dengan membawa sebotol air ukuran satu liter. Yang belakangan kuketahui ternyata air tersebut dari 'orang pintar'. Agak terkejut dan kecewa sebenarnya, kenapa harus dengan cara itu, pikir hatiku. Tapi ya sudahlah, anggap aja itu satu bentuk usaha, meskipun aku merasa bahwa itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya kami gunakan. Dan pas pula hari itu dia dan satu orang guru lagi yang piket. Jadi kuikuti saja apa yang mereka lakukan.

Setelah istirahat, para gurupun bersepakat untuk mengumpulkan anak-anak disalah satu ruang yang biasa digunakan untuk kegiatan Rohis. Dan setelah penjelasan ini itu, akhirnya anak-anak dibagi gelas yang berisi air yang berasal dari orang yang dianggap pintar tadi. Ditegaskan bahwa, pihak sekolah akan menunggu siapapun yang sudah mengambil HP Dion, untuk menaruhnya di ruang majelis guru, tanpa harus bilang ke siapapun. Dan pihak sekolah tidak akan mempermasalahkannya.

"Kita tunggu saja lah besok, gimana hasilnya", kata seorang guru. Mudah-mudahan ada efeknya, dan HP itu dikembalikan, sahut yang lainnya. Namun bagiku, apapun hasilnya besok, jauh di lubuk hati dan pikiranku, kumemohon ampun atas segala yang terjadi di sekolah kami.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post