TUTIK HARYANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Misteri..#bag. 5

#TantanganGurusiana hari 42

Perasaanku campur aduk, setelah mendengar keterangan dari Desi tentang HP nya yang hilang. Meskipun orang tua Desi tak menuntut apapun dari sekolah, karena memang mereka dari keluarga yang cukup berada, tapi rasanya, kok orang ini semakin menjadi. Dalam waktu kurang dari satu bulan, terjadi dua kasus yang sama, pencurian HP. Memang Desi dalam posisi yang salah, karena tidak menitipkan HP nya ke kantor, tapi tetap saja sekolah tak bisa tinggal diam dengan dua kejadian ini.

Sebagian guru ada yang mengganggap itu murni kesalahan Desi, kenapa setelah pelajaran Seni dia tidak titipkan HP nya ke kantor. Saat itu dia memakai HP nya untuk membuat video tarian sebagai tugas praktik dari guru Kesenian. Karena setelah kejadian dengan HP Dion, beberapa orang guru memang tidak lagi mengijinkan anak-anak membawa HP ke sekolah, termasuk aku, kecuali ada tugas mata pelajaran yang mengharuskan untuk membawa HP. Dan setelah selesaipun harus langsung di serahkan ke guru piket. Saat itu walikelas Desi mengatakan, bahwa ia sebenarnya sudah mewanti-wanti pada anak di kelasnya untuk berhati-hati menjaga barangnya masing-masing, tapi masih juga ada anak yang ceroboh. Namun, dengan kejadian ini sekolah juga tidak bisa diam begitu saja, harus segera diambil tindakan tegas supaya siapapun yang mengambil HP Dion ataupun Desi tidak melenggang bebas begitu saja, jelasku waktu itu. Terlebih sekolah belum menuangkannya dalam tatatertib sekolah, yang menegaskan bahwa tidak boleh lagi membawa HP ke sekolah.

Dan sampai saat ini, belum ada tindakan apapun dari sekolah. Aku mulai gusar, cemas, kecewa, kesal dan entah rasa apalagi yang berkecamuk dalam hatiku. Padahal ini adalah suatu kejadian dan kasus yang besar, karena menyangkut akhlak dan moral anak yang sudah mulai mengarah ke tindakan kriminal. Dan harus segera ditindak lanjuti. Akhirnya kucoba bicara dengan bu Tia, walikelas Desi. Kutegaskan bahwa ini jangan didiamkan saja, harus diambil tindakan. Namun ibu itu merasa tak berdaya, tak tahu harus bagaimana dan mulai dari mana untuk menelusurinya. Ditambah lagi usia beliau yang empat tahun lagi sudah pensiun, jadi mungkin sudah tak terpikirkan lagi olehnya. "Ibu tak tahu lagi harus macam mana ini Ka, bisa bantu ibu tak untuk cari solusinya?" tanyanya padaku. Langsung kuiyakan saja permintaannya, meskipun belum terlintas cara apa yang akan kuberikan.

Tiba-tiba kuteringat satu cerita dari salah seorang kawan waktu masih bertugas di pulau. Cerita tentang terungkapnya pencurian uang di sekolahnya. Waktu itu dia menggunakan satu trik untuk menangkap sang pencuri uang. Hanya saja tak begitu jelas dalam ingatanku, bagaimana trik itu dilakukan. Sepanjang perjalanan pulang, aku terus memikirkan macam mana trik itu dilakukan. Namun hanya potongan-potongan kecil saja teringat.

Setelah anak-anakku tidur, aku coba berbincang dengan suamiku. Meminta pendapat beliau tentang misteri yang sedang menyelimuti sekolahku. Pendapatnya tak jauh beda dengan yang kupikirkan, bahwa hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus segera diselidiki. Kalau sekiranya cara dari kawan itu bisa berhasil menangkap pencurinya, maka tak ada salahnya untuk dicoba, kata suamiku waktu itu. Dan kalau tidak ingat dengan pasti bagaimana trik tersebut, kenapa tidak bertanya langsung ke bapak itu? lanjut suamiku. "MasyaAllah ayah, betul sekali, kenapa Ika tak tanya langsung aja ya ke bapak itu, seruku menanggapi saran suamiku tadi. Segera kuambil HP dan ku WA beliau. Centang satu. Kutunggu beberapa waktu, tak juga sampai chat ku. Dan akhirnya, terbaca juga. Lega rasanya melihat layar WA ku beliau sedang mengetik balasan. Namun beliau mengatakan, kayaknya kurang pas kalau dijelaskan lewat WA, bagus ketemu langsung. Dengan semangat yang luar biasa, akhirnya kutelepon bapak itu.

Kutanyakan kabar dan kusampaikan maaf karena malam-malam mengganggu beliau. Karena kulihat jam dinding di ruang tengah telah menunjukkan pukul 10 malam. Akhirnya kami sepakat besok sore untuk ketemu di rumah beliau. Alhamdulillah sedikit lega hati dan pikiranku. Mudah-mudahan cara yang dulu bapak itu gunakan di sekolahnya bisa juga mengungkap pencurian HP di sekolahku. Dan rasanya tak sabar menunggu esok hari.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post