TUTIK HARYANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Misteri..#bag. 6

#TantanganGurusiana hari 43

Aku sebenarnya sudah ada kecurigaan pada satu anak, karena dialah orang terakhir yang masuk kelas. Hari itu dia bilang kurang sehat dan minta ijin pulang. Karena hari gerimis, maka guru piket menyarankan untuk menunggu teduh. Dan saat jam istirahat sholat itulah, aku nampak dia pulang. Namun tanpa bukti aku tak berani juga untuk langsung menginterogasinya. Dan alhamdulillah, kepala sekolah dan walikelas merespon positif terhadap rencana yang kuajukan. Setelah semalam 'berguru' secara kilat pada pak Dayat, kini saatnya menerapkan trik untuk mengetahui siapa sebenarnya pelaku pencurian HP di sekolah kami selama ini. Pak Dayat mengungkapkan, bahwa ini sebenarnya hanyalah permainan alam bawah sadar. Anak-anak usia belasan rata-rata masih bisa kita mainkan perasaan dan pikirannya. Jadi dalam menyampaikan trik ini nantinya, memang harus dengan dramatisasi, sehingga cukup meyakinkan dan seolah-olah benar adanya.

Pak Dayat menyarankan untuk fokus saja pada kelas yang terjadi kehilangan, dan pada anak yang sudah dicurigai. Namun karena sekolahku hanya ada tiga kelas dengan jumlah murid kurang dari seratus orang, maka kami putuskan untuk melaksanakan trik tersebut secara serentak. Akhirnya dikumpulkanlah seluruh anak di satu ruang yang biasanya kami gunakan untuk melaksanakan kegiatan ROHIS. Kubuat suasana sehening dan setenang mungkin. Kuberikan sugesti untuk masuk dalam perasaan mereka. Seluruhnya kuminta untuk menundukkan kepala dan memejamkan mata. Secara perlahan kuminta mereka menarik nafas pelan-pelan sambil membaca istighfar bagi yang beragama Islam dan bagi yang non muslim kuminta menyebut nama Tuhan mereka masing-masing.

Suasana benar-benar hening. Kemudian dengan suara yang kubuat se-sahdu mungkin, kukatakan pada mereka untuk menghadirkan wajah orang tua mereka, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup. Bayangkan wajah tua mereka, kulit legam mereka yang tertempa panas dan hujan demi penghidupan kalian, ucapku dengan nada sedalam mungkin. Beberapa anak perempuan mulai nampak ada yang terisak, dan yang laki-laki kulihat ada yang mengusap ujung matanya. Mohon ampun mohon maaf atas segala kesalahan dan perbuatan yang telah kalian lakukan, tambahku. Tarik nafas dalam-dalam, nak. Dan setelah kurasa cukup menyentuh perasaan mereka, kuminta mereka dengan pelan-pelan untuk membuka mata. Dan ternyata efeknya sungguh tak kuduga sampai sedemikian. Mereka benar-benar larut dalam suasana, sehingga beberapa anakpun terisak menangis.

Kemudian, setelah keadaan mulai mereda, akupun mulai masuk pada intinya. Di depanku sudah terdapat mangkok kecil yang kukasih beberapa kapas potong di dalamnya. Yang tadi waktu mereka pejamkan mata, kuminta bu Wita untuk menuangkan minyak kayu putih ke potongan kapas dalam mangkok sampai benar-benar basah. Dan kukatakan pada mereka, bahwa kapas dalam mangkok itu telah kami mintakan do'a dari 'seseorang' yang mengerti tentang ilmu kegaiban, maklum daerah sekolahku masih lumayan kuat kepercayaan masyarakatnya dengan ilmu-ilmu mistik dan semacamnya. Sehingga itupun menurun pada anak-anak mereka yang jadi murid di sekolahku.

Ibu minta kalian nanti pegang kapas dalam mangkok itu, dan ibu tegaskan, jika kalian tidak mengambil HP kawan kalian, maka tidak akan terjadi apapun dengan tangan kalian. Dan tangan kalianpun tak akan ada bau apapun. Karena ibu yang meminta do'anya, maka hanya ibu juga yang bisa menciumnya, jelasku dengan tegas, agar benar-benar meyakinkan.

Akhirnya kuletakkan mangkok itu samping luar ruangan, agar tidak nampak anak-anak tersebut memegang atau tidak. Kupanggil satu persatu berdasar absen, dan setelah itu langsung kusuruh mereka masuk ke kelas masing-masing. Setelah semuanya selesai, aku masuk ke tiap-tiap kelas dan kucium satu persatu tangan mereka. Tiba di satu kelas ada dua orang anak yang tangannya tak tercium bau minyak putih. Tapi aku diam saja dan terus kulanjutkan sampai kelas terakhir. Kuminta bantu bu Risa, selaku guru PKn, untuk membantuku mencium tangan mereka. Dan sebelumnya sudah kubisikkan kalau ada tangan yang tak tercium bau minyak kayu putih, jangan berhenti lanjut terus sampai akhir. Demi mantapnya trik ini, memang harus sampai semua anak semua kelas. Setelah selesai, kami suruh mereka untuk istirahat.

Di ruang kepala sekolah, aku dan bu Risa menyampaikan hasil yang kami dapatkan. Ternyata antara aku dan bu Risa sama, ada dua anak yang tak tercium bau minyak kayu putih. Namun kami sepakat, saat memanggil dua anak tersebut nanti, jangan sampai anak lain tahu, karena harus tetap dijaga perasaannya. Setelah istirahat sholat zuhur, barulah akan kami panggil anak tersebut. Cukup lega hatiku dari perasaan yang sedikit menyesakkan beberapa hari ini dengan adanya kasus pencurian ini. Karena selama ini tak pernah sekalipun terjadi di sekolah kecil kami. Jangankan mencuri HP, kasus kehilangan uangpun bisa dikatakan hampir tidak ada. Kalaupun ada, paling uang jajan anak-anak yang mungkin tercecer dua sampai lima ribu besarannya. Jadi saat ada kasus pencurian HP dalam waktu kurang dari satu bulan ini, cukup menyita pikiran kami di sekolah.

Dan rasa tak sabar juga menanti waktu zuhur datang.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post