Menjelang siang, anak - anak sudah pulang. Aku hanya duduk dikantor mengerjakan rapot. Tiba - tiba pesan WhatsApp masuk, " ting !!". Aku hanya melihat sejenak tak tertarik melihat pesan tersebut. Namun, dalam waktu singkat notifikasi muncul berulang - ulang. Rasa penasaranku muncul, ada apa sebenarnya. 

Ternyata pesan di grup alumni sekolahku. Alya yang tinggal jauh di Pontianak ternyata pulang ke Jember. Dia ngajak ngumpul bareng seperti biasa ketika mudik. Pantesan grup tiba - tiba ramai. 

Percakapan mulai ramai, aku awalnya hanya menyimak. Namun tiba - tiba ada hal yang menarikku untuk bicara. Namanya Umi Kulsum, sahabat terdekatku saat sekolah. Dia meminta maaf tidak bisa hadir karena sedang mengikuti PPG. " Alhamdulillah, temanku sudah lolos PPG". Seru batinku. Untuk bertanya jelasnya aku Wapri dia dan mengucapkan selamat. Tak lupa juga kupinta doa agar juga bisa lulus tes PPG berikutnya. 

Satu lagi, teman akrabku meminta maaf. Selama dua bulan ini belum bisa kemana - mana. Karena dia akan pergi haji. Sungguh terharunya diri ini mendengar kabar baik. Ternyata hidup itu tak dapat diukur dari nilai akademik ataupun status sosial. Allah Maha berkehendak, nasib seseorang bisa berubah kapan saja. Yang dulunya tidak ada apa - apanya, kini bisa lebih dari yang lain. "Subhanallah, selamat jalan. Semoga jadi haji mabrur. Doakan pula agar Allah berkenan memberi rezeki-Nya agar kita bisa ke Baitullah juga! " Doaku mengakhiri percakapan.