Tuti Rodiah

Belajar sepanjang hayat, Bekerja selagi kuat, berpirkir secara cermat. Mengajar di SMP 205 Jakarta lulusan IKIP Jakarta tahun 1996 jurusan Bahasa dan Sastra Ind...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kematianku

" Hey, lihat mayatnya tersenyum!" seru seorang ibu yang sedang memandikanku.

"Iya, baunya juga harum!" seru ibu yang lain menimpali. Selesai dimandikan, bergegas mayatku dibungkus. dengan kain kapan.

" Sebentar, keluarganya dipersilakan untuk mencium mayat," dengan lantang Pak Ustad mengumumkan. Sontak suamiku, anak-anakku, dan adik-adikku mencium mayatku sambil menangis tertahan. Air mata mengalir dari seluruh pelayat yang hadir.

" Sudah, tidak boleh ditangisi. Kasihan mayatnya. Mari kita kubur setelah sholat Jumat," Pak Ustad kembali bersuara lantang.

Panggilanku kini Mayat. Tidak ada lagi gelarku yang kubanggakan. Apalagi harta yang kukumpulkan siang dan malam. Aku hanya dibungkus secarik kain putih. Anakku yang kubanggakan hanya sampai liang lahat. Begitu juga suami yang kucintai. Mungkin dia akan kehilanganku hanya sebulan dua bulan. Selanjutnya,...siapa yang tahu.

Tiba-tiba semua gelap ketika kain kapan mulai membungkusku. Aku berontak sambil gelagapan," Buka....buka...," teriakku sambil menangis histeris. Aku tidak mau mati sekarang...," lanjutku lagi sambil berontak.

Tiba-tiba tubuhku bergoncang hebat ," Bunda, bunda bangun...Bunda mimpi buruk yah,"

Aku terloncat bangun. Air mataku masih deras mengalir di pipi. Kulihat anakku sedang berdiri di hadapanku dengan wajah bingung, " Bunda kenapa, mimpi buruk ya," lanjutnya lagi. Aku menghela napas panjang sambil mengangguk. Kemudian kupeluk anakku dengan erat..

" Bunda mimpi meninggal..," sahutku pelan.

" Makanya bunda, jangan tidur sebelum sholat, jadi mimpi buruk," sahut anakku sambil berlalu dari kamarku. Aku tertegun. kutatap jam dinding menunjukkan pukul dua belas lewat tiga puluh. Ini hari Jumat. Tadi suami dan anakku berangkat ke masjid. Aku sendiri di kamar sambil membuka laman Gurusiana. Kubaca beberapa tulisan tentang kematian rekan Guru yang dianiaya oleh muridnya, sampai aku tertidur pulas.

" Ah cuma mimpi," gumanku. "Semoga kematianku seperti mereka yang disebut pahlawan. Banyak yang mendoakan dan mati dalam keadaan husnul khotimah. Ya Allah matikan hamba dalam keadaan sebaik-baik mati," doaku dalam hati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post