Tuti Rodiah

Belajar sepanjang hayat, Bekerja selagi kuat, berpirkir secara cermat. Mengajar di SMP 205 Jakarta lulusan IKIP Jakarta tahun 1996 jurusan Bahasa dan Sastra Ind...

Selengkapnya
Navigasi Web

Maafkan Ibu, Nak...

Innalillahiwainailaihirojiun.....aku menangis membaca status muridku di face booknya. Dia menyampaikan berita, salah satu temannya di SMP dulu meninggal dunia. Mereka muridku waktu di SMP, dan yang meninggal itu Aldi namanya. Aldi anak yang cerdas dan semangat. Berkali-kali dia ikut lomba selalu jadi juara. Obsesinya, dia ingin kaya dan terkenal. Karena itu ditambahkan nama di belakangnya menjadi Aldi Fortuner.

Aldi aktif di sanggar. Dia giat berlatih dengan harapan suatu saat akan menjadi bintang. Namun sayang menurut penilaian teman-temannya, dia over acting. Padahal waktu sekolah dulu tidak begitu. Dia manis, ketua osis, dan humoris. Lingkungan telah mengubahnya menjadi seperti itu. Dia salah bergaul, masuk ke dalam lingkungan yang liar. Menjadi pengamen, dia turun naik bus. Kadang menjadi pembaca puisi di dalam bus. Semua dia lakukan, demi obsesinya.

Lama tak terdengar beritanya. Sampai suatu ketika aku bertemu lagi pada suatu acara di TIM. Aldi menghampiri sambil menyalamiku dengan sumringah.

" Bu, saya sudah nikah, istriku lagi hamill," Aldi berceloteh sambil memperkenalkan seorang perempuan sebaya dengannya.

" Syukurlah, selamat ya, Ibu turut bahagia," sahutku sambil menyalami istrinya.

" Bu, tolong saya dong, saya mau main film. Suami Ibu kan sutradara," lanjutnya sambil berbisik ke arahku.Aku hanya tersenyum memandangnya.

Setelah itu tak terdengar lagi beritanya. Namun pernah suatu hari dia mengirim pesan kepadaku. Isinya istrinya mau melahirkan, dia mau pinjam uang. Aku tidak membalasnya, karena kupikir dia sedang becanda. Lagian saat itu aku sedang tidak memegang uang lebih. Jadi kuabaikan pesan itu. Sampai hari ini kubaca berita itu, Aldi telah meninggal karena sakit tipes. Dia kecapekan kata temannya.Aku menangis sedih. Semua permintaan Aldi tidak ada yang kupenuhi. Padahal Muridku sama saja dengan anakku sendiri.

" Maafkan Ibu, Nak. Ibu belum bisa menolongmu," batinku sambil kuhela napasku dengan berat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Innalillahi wainna ilaihi rojiun..semoga husnul khotimah..salam

29 Jan
Balas

Makasih Bu, doanya. Semoga Aldi bahagia disana.

29 Jan
Balas

Menarik ceritanya:)

30 Oct
Balas



search

New Post