Belum lama ini penyanyi tenar Cakra Khan bertekad tidak akan lagi menyanyikan lagi-lagu yang berlirik kesedihan dan putus cinta. Semua lagu yang selama ini dinyanyikan oleh Cakra Khan memang bernada sedih dan melankolis. Menurutnya semua lagu yang dinyanyikan berimbas pada dirinya.

Pendapat Cakra Khan itu tidak sepenuhnya salah. Bila kita perhatikan banyak penyanyi yang memiliki album, mengalami nasib hampir sama atau mendekati lirik lagunya. Mungkin itu terjadi karena selalu diulang dan dinyanyikan terus-menerus maka menjadi tersugesti nasibnya seperti itu.

Lagu sama juga dengan ucapan. Ucapan yang keluar dari mulut kita adalah doa. Karena itu berhati-hatilah dengan ucapan kita. Bila kita menjadi orang tua, guru, bahkan menjadi penulis sekali pun harus berhati-hati memilih tema yang akan kita ucapkan atau kita sampaikan pada orang lain. Berapa banyak penulis yang mengalami nasib sama seperti tulisannya. Atau orang lain yang ditulis nasibnya sama seperti karangannya.

Orang tua kita, sejak dulu sudah mengingatkan dengan peribahasanya. "Mulutmu harimaumu", atau peribahasa "Mulut bagaikan pedang". Semua itu merupakan petuah orang tua agar kita harus berhati-hati dengan mulut ucapan kita. Karena kalu tidak pada orang lain, maka kita akan terkena akibat dari segala yang kita ucapkan.

Dari itu, maka kita harus bijak dalam berkata, berpikir berulang kali, atau lebih baik diam dari pada menyakiti. Diam itu emas pada suatu waktu. Pada saat diam lebih baik daripada kita berucap. Begitu juga dalam menulis. Bila kita menulis hal-hal positif, maka energi positif akan kembali kepada kita sebagai penulisnya.