Tuti Sumandani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sahabat Pertama

Seperti biasa, pukul lima pagi aku dibangunkan oleh ibu dengan satu kecupan di kening, untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama ayah. Karena rumahku jauh dari masjid, maka ayahku sholat di rumah bersama kami. Sejak aku TK ibu selalu mengajarkanku untuk selalu bangun pagi, kemudian mandi dan sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Ibuku tak kenal lelah, dari mulai membereskan rumah, mengurus adikku yang masih bayi sampai menyiapkan makan untuk kami dengan penuh senyum. Ibu tidak akan tidur jika aku belum tidur. Ibu akan selalu terjaga jiga aku sedang sakit. Dan ibu pula akan menjadi seorang perayu ketika aku marah karena keinginanku belum terlaksana. Ibu bisa jadi siapa saja. Kadang menjadi superwomen kadang jadi Superhero. Pokoknya ibuku adalah wanita hebat dan kekinian.

Siang itu aku pulang sekolah. “Ibu!, ibu ! “Teriakku mencari ibu. “ ibu !” sekali lagi kupanggil ibu.” Ibu kemana ya ?” hampir menangis aku mencari ibu.”ibu !” teriakku kesal . “Dimana ibu ?.” “Iya Kak, ibu disini sayang”. Begitu panggilan ibu padaku, karena aku adalah anak tertua. Ibu menjawab sambil menyibakkan tirai mushola yang sudah usang. “Ibu dari mana ?” tanyakku sambil memeluknya. “Ibu baru saja selesai sholat duhur waktu kau memanggil ibu.” Sambil mengambil tas punggungku untuk disimpan di lemari. “ ada apa Nak?” Aku dekatkan wajahku di telinga ibu dan berbisik . “ selamat ulang tahun ibu. Semoga ibu panjang umur dan sehat selalu agar ibu terus menjadi sahabatku seumur hidup.” Ibuku memandang dan mengusap wajahku sambil berkata “ amiin, terimaksih sayang, ibu mencintaimu nak “

“Ibu adalah sahabat pertamaku. Ibu adalah sosok yang paling mengerti aku”, aku mohon Jangan pernah tinggalkan aku ya bu ! apalah jadinya hidupku tanpa belayan kasih sayangmu. Akan terasa hampa hidupku tanpa sinar kehangatan pelukan ibu.” Ujarku sambil menatap wajah ibuku yang cantik alami karena tidak memakai mae-up. “iya sayang, ibu akan terus bersama kakak, sampai kakak dewasa nanti” jawab ibu. Setelah kulepaskan pelukan ibu, aku langsung ganti baju untuk selanjutnya menunaikan sholat dhuhur. Setelah sholat dhuhur aku menyantap makanan lejat buatan ibu. Ada sayur sop, tempe goreng, ikan mas dan sambal terasi yang sangat menggoda.

“ ibu saku lapar, mau makan ya !” kataku berteriak karena ibuku sedang menyusui andikku di kamar. “ ita kak, makan saja duluan nanti ibu menyusul”. Suara ibu sayup terdengar dari dalam kamar karena pintunya tertutup rapat. “Lezat sekali masakan ibu, masakan ibu memang tiada duanya “. Aku bicara sendiri sambil makan dengan lahapnya. “eeeuuu” aku sendawa sambil mengusap perutku.

Selanjutnya aku membereskan meja makan dan kucuci piring dan gelasnya, karena itu kebiasaan yang selalu diajarkan oleh ibu, bahwa kita harus belajar mandiri.

Pelajaran-pelajaran itu selalu kuingat dan kulakukan sampai sekarang. Ibu membuat hidupku kuat, tangguh, penyayang dan bersahaja.

Ada nasehat ibu yang takkan pernah dilupakan sampai sekarang “Kak hidup itu tidak mudah, maka berjuanglah terus agar hidup kakak sukses di kemudian hari”

Aku terperanjat kaget ketika ayah menepuk pundakku sambil mengajakku pulang.

Seraya beranjak pergi Kuusap air mataku dan pergi meninggalkan nisan ibuku.

“kasih sayang ibu akan selalu hidup dalam hatiku walau kini sudah tiada.”

Nah teman-teman, sayangi selalu ibumu, karena ibu adalah sahabat pertama dan pahlawan mulia dalam hidup kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren.. Keren...

22 Jan
Balas

Makasiih mbakyuku...

23 Jan
Balas



search

New Post