Mereka tidak bisa memilih untuk punya IQ tinggi, mereka terima paket kehidupannya saat ini.

Hampir setiap guru yang masuk selalu disibukkan untuk mengalokasikan waktunya untuk mendidik, memperingatkan, memberi sentuhan hati mereka.

Adalah kelas VIII D di SMP tempat saya mengajar, mereka begitu istimewa, masuk kelas setelah istirahat pasti tidak lengkap personilnya ketika saya datang, menunggu mereka lengkap, ada yang bilang karena dari kamar mandi, dari kantin, padahal waktu istirahat lebih dari cukup, untuk memulai pelajaran pun harus penuh perjuangan mengkondisikan agar mereka tenang dan nyaman dari mulut dan tangan usil.

Nyelutuk dengan kalimat yang kurang bermutu, tangan sering dipukulkan dimeja membentuk irama gendang.

Hari itu saya mencoba mengajak anak-anak untuk bermain drama pada pelajaran saya, materi Pencernaan Makanan Pada Manusia.

Seharusnya mereka antusias mendengar kalimat saya, mereka pun menyambutnya datar-datar saja. Saya teringat kalimat panglima perang , jika ingin menaklukkan sebuah koloni, peganglah kepala rombongannya.

Saya tampilkan video hasil karya kakak kelas mereka tahun lalu, dengan tujuan membuka wawasan mereka. Saya perhatikan anak-anak mulai menggeliat sedikit terfocus pada tayangan video sosiodrama IPA.

Hari berikutnya mereka mulai antusias dengan tugas yang saya berikan, ada yang jadi Penulis naskah, narator, tim kreatif property dan beberapa pemeran yang memerankan organ-organ pencernaan dan enzyim yang bekerja.

Pembagian peran pun riuh , tatapi saya harus tegas dalam hal ini, seperti panglima perang saya sedikit beringas dalam hal ini. Mereka tertegun, saya bisa seperti itu. Subhanallah saya harus totalitas dalam hal ini.

Pertemuan berikutnya, saya evaluasi tentang tugas mereka, alhamdulillah property , naskah dengan bimbingan saya, sudah selesai.Dan tiba saatnya mereka action memerankan perjalanan makanan dari mulut sampai keluar sebagai faeces padat dan cair.

Sebelumnya saya bagikan pre test materi pada mereka

Alhamdulillah , sedikit berkaca-kaca saya bersyukur selesai pentas mereka begitu bergembira.

Saya memberi reward bagi mereka dengan kalimat yang membuat mereka Percaya diri, diakhiri dengan Post test materi.

Alhamdulillah post tes hasilnya lebih baik dari pre test.

Selain itu mereka lebih akrab dan bisa berbicara dengan bahasa hati, ada pembelajaran untuk mereka untuk berempati pada teman-temannya, mereka lebih dekat dengan saya, ketika konsultasi peran dan aneka kostum/ property.

Itulah sedikit tentang memberi warna pada pembelajaran di kelas istimewa.

Anak-anak ibu mencintaimu.....