Tyas Susilowati

Tyas Susilowati. Motto: Hidup Bermanfaat bagi sesama Senang dan Bahagia adalah energi positif untuk melangkah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengapa Aku dibully....

Mengapa Aku dibully....

Hay kamu Sumanto ( bukan namanya, tetapi nama bapaknya)

Hay si mata tebal ( karena berkata mata minus yang tebal)

Ungkapan-ungkapan bullyan di atas adalah kalimat-kalimat yang sering keluar dari mulut siswa-siswa kita ( pelaku) yang ditujukan pada siswa korbannya.

Kemaren sekolah saya menerima pindahan siswa kelas VII dari Sebuah SMP Favorit di kota, seorang anak laki-laki berumur 13 tahun, kalau diperhatikan anaknya baik -baik saja dengan orang tua yang perhatian , ibunya berjilbab lebar bapaknya pun berpenampilan Islami.

Setelah diwawancarai penyebab pindahnya siswa tersebut adalah tidak kerasan di sekolah karena dibully teman-teman sekolahnya, subhanalloh.

Membully ada kepuasan tersendiri bagi pelakunya, dan penderitaan bagi korbannya. Pembullyan terjadi karena ada peluang yaitu ada si lemah, yang bisa dijadikan obyek kekerasan dan pelampiasan. Pembully biasanya adalah anak-anak yang bermasalah juga, entah bermasalah dengan orang tuanya ataupun dengan dirinya sendiri.

Korban pembullyan inilah yang akhirnya secara kejiwaan sangat dirugikan, akhirnya Ia tidak nyaman di lingkungan sekolahnya, parahnya korban pembullyan bisa menjadi seorang pendendam dan pembully juga. Menumpahkan kelam masa lalunya pada orang lain yang lebih lemah darinya, sungguh mengerikan.

Bagaimana cara kita sebagai guru mengatasi masalah tersebut ?

Memang harus Smart dalam hal ini, mudah bila ada yang mengadu atau berterus terang pada kita, susahnya kalo tidak mengadu karena takut ancaman.

Hal bijak yang bisa kita lakukan adalah memberi pelajaran di sela-sela waktu pada anak-anak dengan pendidikan emosional. Pendidikan emosional sangat penting bagi kelangsungan hidup warga sekolah, bersinergi dengan seluruh komponen yang ada di sekolah, bagaimana mengelola emosi pada anak-anak ketika gembira, sedih, cemas, merasa bersalah semua diajarkan, hasilnya anak-anak akan merasa bahagia dimanapun berada.

Para ahli berpendapat bahwa mengajarkan materi pelajaran tanpa mengajarkan cara mengelola hati adalah sebuah kesia-siaan.

Dari berbagai sumber

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Prihatin ya Mbak...sering saya ingatkan pada anak-anak untuk tidak panggil memanggil dengan panggilan yang buruk, apalgi menyangkut fisik, buat kesepakatan , sehingga anak yang melanggar diberi sanksi

03 Nov
Balas

Betul...hrs ada sangsi yg tegas dik dr skolah

03 Nov

Betul bund, ولا تلمزوا بالاقاب, sukses selalu dan barakallah

03 Nov
Balas

Makasih , sukses buat bunda Siti juga

05 Nov

Makasih bunda Siti, sukses juga buat bunda

03 Nov
Balas



search

New Post