Jas Almamater
Jas Almamater
Sebuah Pentigraf
Sebetulnya kuliah di kota hujan ini nyaman. Uang semesterannya sangat hemat, juga udaranya sejuk . Cuma dua kurangnya, biaya hidup yang lumayan mahal dibanding kota Gudeg asal Atika, juga sistem kuliah paket. Sistem kuliah paket istilahnya dipadatkan, mau gak mau harus mau belajar dengan banyak muatan yang sudah dipatok. Nilai pun minimal harus 2.00 , dan tidak ada nilai F. Jika itu semua tidak terpenuhi , terpaksa tidak naik tingkat , bisa juga DO. Subhanallah, Atika merenung di jendela kamar kosnya sambil memandangi ikan koi yang berenang di kolam dekat kamarnya.
Setiap malam Minggu , di Tingkat Persiapan Bersama selalu ada ujian, sehingga hari sebelumnya pasti ada responsi yang diasuh oleh kakak tingkst yang disebut Asisten dosen. Sore atau malam hari biasanya responsi berlangsung demi mendapatkan nilai C ke atas. Begitulah waktu persiapan yang setahun dijalani Atika.
Ada surat berwarna biru diantarkan pak pos ke kos Atika . Surat berasal dari Yani sahabat SMAnya. Ada pose foto yani bersama teman-temannya memakai jas almamater sebush Perguruan Tinggi di kota Gudeg. Sumringah terlihat di wajah mereka. Atika membuka almari pakaiannya, dipatutnya jas almamaternya di depan kaca, " Ah cantik juga aku pakai jas berwarna biru ini". Tetapi dikembalikan lagi pada gantungan bajunya. Atika sudah berjanji , akan memakainya jika dia sudah naik tingkat. Kalimat DO dan tidak naik tingkat masih terngingang di telinganya dan membuat sesak di dadanya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ceritanya Bu.... Semangat selalu, salam literasi. Barokallah.
Terima kasih pak, salam literasi
Aduhh..senangnya pakai jas almamater..asal jangan di DO lho..ngeri
Betul pak, ngeri2 sedap pokoknya.....menunda memakainya, adalah cara menenangkan diri.
Terima kasih pak Muslih, the first comment, barakallah.
Super bu salam kenal dari Berau Kaltim.
Terima kasih bu Ratih, salam kenal dari jogya, salam literasi