Menebang Rasa Malas

*

Pernahkah sahabat merasakan malas yang luar biasa, padahal pekerjaan itu harus diselesaikan segera , kalau tidak mau ada tumpukan pekerjaan, yang ujung-ujungnya kita sendiri yang repot di kemudian hari.

*

Manusia pada hakekatnya bersifat keluh kesah dan malas. Bagaimana menghilangkan kedua rasa negatif tersebut?

*

Seperti hari ini , rasa malasku muncul agak berat, harus mengoreksi dan memasukkan nilai ke daftar nilai tugas anak-anak kelas IX dan VII , empat kelas paralel, dan harus menyiapkan pembelajaran untuk besok pagi.

*

Membayangkan capeknya bikin malas hati. Laptop, Handphone sudah kusiapkan dari semalam, tetapi belum kusentuh sedikit pun sampai pagi tadi pukul 09.00 pagi.

*

‌Akhirnya kujalani sesuatu yang membuat senang dulu. Menyempatkan bertaziah ke rumah sahabat yang lagi berduka. Masyaallah, usai pulang dari rumah duka , semangat untuk bekerja muncul. Kutambah kegiatan yang menyenangkan lagi , belanja sayur dan buah, memasaknya untuk keluarga. Bercengkerama dengan mereka membuat rasa malasku meronta , berganti semangat untuk bekerja.

* ‌ ‌ Memandang tanaman dan mengajak bicara sebentar, menambah daftar kebaikan yang bisa saya lakukan hari ini. Menginventaris kebaikan-kebaikan yang kita jalani, menambah semangat untuk tetap melakukan kebaikan berikutnya.

* ‌

Akhirnya, satu persatu tugas yang tadinya bikin sebel, terurai sudah, dan tidak memerlukan waktu lama untuk menyelesaikannya, setengah jalan , pengajian online ibu-ibu memanggil, pun kujalani dengan baik, berharap sehabis itu saya bisa melanjutkan tugas persiapan mengajar untuk besok pagi.

*

Kebaikan itu bagai virus , yang menyebar cepat pada hati manusia, maka melakukan hal-hal yang membuat kita bahagia, membahagiakan orang lain adalah virus kebaikan yang siap menulari kegiatan lainnya.

*

Bismillah, Alhamdulillah.

*

Trimulyo, 10 Januari 2020