Mengalah bukan berarti tertindas atau lemah
Setiap ia bertemu dengan ku, nampak mukanya memalingkan ke arah lain. Aku mencoba untuk menanyakan hal itu, namun rasa kesal ini menyelimuti perasaanku. Aku tak rela jika aku yang harus memulai untuk bertanya terlebih dahulu. Mestinya ia yang menegurku, begitu yang aku inginkan.
Memang kami jarang sekali atau bisa dikatakan tak pernah bertegur sapa, mengobrol , bercanda, atau hal lainnya. Perasaan yang muncul ini terus tumbuh memenuhi ruang di dalam hatiku. Mungkin ini semua berawal dari rasa egoisku yang ingin diperlakukan layaknya sebagai manusia.
Awalnya, aku merasa kesal ketika suatu pagi ia datang berkunjung ke rumah saudaraku, kebetulan rumahnya berdekatan dengan rumahku. Ia langsung masuk kehalaman terus menuju bagian belakang rumah. Saat itu aku sedang menyapu halaman depan rumah, terlihat sekilas olehku Ia masuk tanpa menyapa atau memberikan salam. Aku yakin sekali ia pasti melihat ku, namun sayang, ia terus berjalan tanpa menoleh ataupun melirik kearahku.
Sejak itulah aku merasa tak dihargai, tak dianggap layaknya manusia. Apakah aku salah? Apakah aku berlebihan mempunyai persaan seperti itu. Mungkin menurut sebagian orang, sikap ku seperti itu terlalu berlebihan, tetapi itulah yang kurasakan sampai saat ini.
Pernah suatu ketika aku beranikan diri bertanya, namun lagi-lagi ia menjawab dengan seenaknya. Ia mengatakan memang kebiasaannya seperti itu. Oh alangkah enaknya ia menjawab, ia tak mempedulikan perasaanku, ia tak mempedulikan keberadaanku, ia mencuekkanku.
Aku mulai berpikir untuk berlaku dan berbuat kepada ia seperti ia bertindak kepadu. Pembalasan istilah yang mungkin diterapkan padaku, ataupun yang lebih sadis lagi aku adlah seorang pendendam. Kejam sekali, jahat sekali, begitu sangat benci aku, begitu sangat kesalnya aku. Ibaratnya aku orang yang tak pernah mengenal Tuhan yang maha kuasa.
Ku renungkan, ku pikirkan dengan sangat mendalamnya, sampai akhirnya ku ambil keputusan. Biarlah ia memperlakukan dan menganggap aku sesuai keinginannya, sesuai kemaunnya. Bagiku perbuatan yang baik insyaalloh akan berbuah baik juga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanutkan
Lanjutkan
Terimakasih, pa sofyan
Mantap pa udung lanjutkan, salam literasi