Ujang suja'i

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jika Cengkih Berbuah

Jika Cengkih Berbuah

Jika Cengkih Berbuah

Ditatapnya bangku-bangku kosong ruang guru, setelah ia memeriksa pintu-pintu kelas dan terakhir Hamdan menutup pintu kantor sekolah, Hamdan adalah seorang guru sukwan di sebuah SD yang berada dipelosok kabupaten, 14 tahun ia membaktikan diri sebagai tenaga sukwan,kalau dilihat dari gaji honor yang ia terima setiap bulan Rp 250.00 memang jauh dari cukup, tapi rasa cinta terhadap dunia pendidikan dan anak-anak membuat ia bertahan di sekolah Hamdan tempat mengajar hanya terdapat satu orang guru PNS , tiga orang tenaga sukwan serta kepala sekolah jadi rata-rata seorang guru memegang dua kelas, sekolah tersebut hanya memiliki 118 siswa jadi rata-rata kelas hanya 20 orang.

Dibukanya kembali kertas yang ia lipat , pengumuman tentang penerimaan CPNS satu persatu persyaratan iaa baca kembali sambal menghela napas panjang Hamdan berbicara dalam hati “mungkin ini kesempatan ku yang terakhir karena usia ku sudah 35 tahun tahun depan aku sudah tidak bisa daftar”, karena dalam persayarata CPNS tersebut maksimal berusia 35 tahun, sambal berjalan gontai hamdan beranjak pung ke rumahnya menyusuri pematang sawah dan kebun cengkih , sesakali ia tersenyum dan membalas sapaan para petani yang berpapasan dengannya.

Ranjang tua berderik tatkala Hamdan membantingkan diri melapaskan rasa lelah setelah dia sampai di rumah panggung milik ibunya. Selama ini Hamdan tingal berdua dengan ibunya , ayahnya meninggal ketika Hamdan dibangku SMP. Dirogohnya saku celana dan mengeluarkan uang lembaran Rp 50.000 , itu pun uang kasbon dari kepala sekolah untuk membeli kuota internet karena pendaftaran CPNS dilakukan dengan daftar online. Hamdan beranjak dari tempat tidurnya karena ia belum melaksanakan sholat dhuhur, selang berapa lama terdengar suara yang sangat tak asing baginya memanggil nama nya “ Hamdan… kau sudah pulang ?” rupanya emak baru pulang dari kerja, biasanya emak mengerjakan apa saja yang disuruh oleh pemlik sawah dengan upah harian yang kadang ditukar dengan beras, “Sudah mak !” jawab Hamdan. “Hamdan pamit dulu bu mau ke dekat balai desa membeli kuota” sambal mengambil tangan ibunya dan menciumnya.

Setelah sholat isya Hamdan pamit pada ibunya pergi ke bukit cengkih karena hanya ditempat itulah di kampung Hamdan sinyal internet paling bagus, basanya banyak pemuda yang sengaja nongkrong untuk mencari sinyal. “ eh pak Hamdan, tumben pak malam – malam keluar” sapa seorang pemuda sambal beringsut memberikan temat duduk pada Hamdan “ biasa ini ada keperluan “ jawab Hamdan. Hamdan membuka laman untuk pendaftaran CPNS dan memasukan data-data yang telah ia sken sebelumnya. Alhmadullilah semua berjalan dengan lancar. Tinggal menungu kartu peserta dan jadwal seleksi.

Di bawah penerangan lampu 5 watt Hamdan duduk berhadapan dengan ibunya, terlihat raut gelisah di muka Hamdan, “ Ya sudah lah Dan kita jual saja ayam dan bebek kita untuk bekal kamu nanti di kota “ kata emaknya. “ Tapi mak.. itu satu-satunya harta kita yang berharga” jawab Hamdan, “ ema rela Dan, nanti kita kalua ada rizki kita beli anaknya terus kita pelihara lagi”. Hamdan dua hari lagi harus berangkat ke sebuah kota di kabupaten yang berbeda, karena di kabupaten tempat tinggal Hamdan lowongan CPNS tidak di buka oleh Pemda setempat.

Hamdan memasukan baju hitam putih dan beberapa keperluan lainnya kedal tas gendong yang sana sini sudah kelihatan beberapa jahitan itu pun tas bekas pemberian dari Kepala Sekolah bekas anaknya yang kuliah di kota, besok adalah hari dimana hamdan harus mengikuti seleksi CPNS, sengaja Hamdan berangkat sehari sebelum pelaksanaan karena ia belum tahu dimana gedung yang tertera dalam kartu peserta berada, untuk masalah tidur Hamdan akan mencari masjid atau mushola yang dekat dengan gedung itu.

Sesekali Hamdan mengusap peluh yang mengucur di dahinya, sengaja ia jalan kaki tidak naik ojeg dari pangkalan karena ia piker lumayan lah uang buat sewa ojeg bias membeli keperluan lian emaknya, dengan wajah lelah dan langah gontai Hamdan mendaki bukit dimana ia tingal, sampailah Hamdan di bawah rumpun bamboo yang rindang diambilnya pelepah bambu yang sudah jatuh ke tanah, Hamdan mengipas- ngipas tubuhnya , diambilnya secarik kertas kecil dari saku bajunya, disana tertulis hasil seleksi yang telah Hamdan tempuh TWK 75, TIU 85 dan TKP 120 jadi Hamdan gagal dalam seleksi karena niali TKP yang seharusnya 126 ia hanya memperoleh nilai 120. Bulir-bulir bening menetes di pipi Hamdan, mungkin sudah menjadi nasib dirinya untuk menjadi tenaga sukwan selamanya, Lain halnya dengan teman yang ia jumpai di tempat seleksi dengan wajah ceria ia berhasil lolos tes SKD, ia cerita bahwa ia baru lulus wisuda beberapa bulan yang lalu. Dalam hati Hamdan berkata “ Adilkah ini ? mana penghargaan selama 14 tahun menjadi tenaga sukwan ? “. Hamdan menghela nafas panjnag dan mengusap air mata dari pipinya

Mata Hamdan menatap deretan pohon cengkih . Suatu harapan baru baginya semoga cengkih -cengkih ini cepat berbuah karena jika musim cengkih berbuah selepas sekolah Hamdan menjadi biasanya buruh upah memetik cengkih , semoga ia bias mengganti ayam dan bebek yang telah dijual untuk biaya seleksi kemarin. Biarlah menjadi PNS hanya mimpi baginya, yang penting ia bisa membaktikan diri di dunia pendidikan. Semoga anak-anak yang ia didik selama ini menjadi orang-orang yang berguna, itu kepuasan bagi Hamdan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantaaap, kereeen!cerpen yg mengena di hati.

04 Dec
Balas

Nuhun

04 Dec

Nuhun

04 Dec

Luar biasa

04 Dec
Balas

Makasih bu

04 Dec

Makasih bu

04 Dec

Makasih bu

04 Dec

Makasih bu

04 Dec

Makasih bu

04 Dec

Makasih bu

04 Dec

Makasih bu

04 Dec

Kereen bisaan, !!!!

04 Dec
Balas

Terima kasihMaaf banyak tulisan ngak ke edit

04 Dec
Balas

Mantulllll

04 Dec
Balas

Nuhun

04 Dec

Mantaffff.... Cerpennya cocok dg situasi skrng

04 Dec
Balas

keputusan yg diambil Hamdan luar biasa

04 Dec
Balas

alurnya Kren, , , terharu pk...

02 Jun
Balas



search

New Post