Braakkk!! Soni menutup keras pintu mobilnya. Bukan karena marah, akan tetapi karena kendaraan yang sudah antik membuatnya harus menutup dengan keras. 

   Ngrr...ngrr..Soni mulai memanaskan mesin mobilnya. Jarum jam pendek masih menunjuk angka lima. Sepagi ini, ia dan istrinya harus segera mengambil pesanan jajan yang akan dibawa untuk berkunjung ke calon besan kakak iparnya.

"Paling mbak belum apa-apa," kata Soni pada istrinya. Sang istri hanya tersenyum, ia  paham benar kebiasaan Soni yang suka tepat waktu dalam segala hal, tak terkecuali untuk acara keluarga seperti itu.

  Mobil melaju dengan kecepatan sedang, menyibak udara pagi yang masih sejuk. Sang surya masih mencoba merangkak di ufuk timur. Tak perlu waktu lama, setelah menempuh jarak 3km pesanan jajanan sudah tertata rapi di bagasi.

"Haha, benarkan? Belum apa-apa?", celoteh Soni pada sang istri saat berhenti didepan rumah kakak iparnya, lagi-lagi sang istri hanya menanggapi dengan senyuman lalu turun dari mobil mengantarkan jajanan pesanan sang kakak ipar. Sejenak kemudian kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan ke rumah. Menunggu rombongan datang.

Jarum pendek sudah menunjuk angka 7, Soni mulai mengomel-ngomel sendiri. Jam kesepakatan yang semula pukul 06.00 mundur tak tentu waktu. Soni mulai mondar mandir, lalu duduk memainkan handphonenya. Mencoba mengusir rasa kesal yang mulai menghampiri. Membuka medsos, menyimak berita-berita viral sampai menonton video perburungan. Sesekali menengok ruang tamu, tak kunjung datang yang ditunggu-tunggu. Perutnya sudah mulai terasa mual. Benar-benar tidak nyaman, sampai akhirnya terdengar bunyi klakson tanda jemputan sudah datang.