(73) JENUH
JENUH
Oleh Uki Lestari
Entah mengapa, akhir-akhir ini, saya benar-benar tidak ingin menulis. Ide pun menambah kegetiran dalam diri. Jangankan untuk mendekat, muncul saja enggan.
Kata salah seorang guru saya, jika ide tidak muncul, bacalah buku kesukaan. Sudah saya lakukan, tak juga berhasil.
Saya coba membaca tausiah-tausiah dari beberapa _WhatsApp Group_ (WAG). Hanya bisa dipahami untuk diri sendiri, tidak untuk dituliskan.
Saya tak ingin memaksakannya. Saya tahu, bahwa sesuatu yang dipaksakan hasilnya tidak akan baik.
Sesiang ini, _ba'da_ zuhur, saya masih merenung. Apa yang terjadi dengan diri ini? Mengapa ide-ide tak ingin berpihak sedikit pun dengan saya?
Kata demi kata begitu sulit dirangkai. Mereka berserakan di mana-mana. Buyar bertebaran entah ke mana. Mereka melarikan diri, tanpa pamit. Hiks!
Tinta pun seakan tersendat. Tak mau keluar. Ia menjadi saksi bisu pikiran buntu. Benar-benar kosong.
Aksara-aksara juga menambah kebingungan dalam pikiran. Ia ada, hanya bergeming. Benar-benar tidak ada yang ingin berdekatan dengan diri ini.
Jenuh ini sungguh menyiksa. Pergilah!
Baiklah, saya sadar, ternyata saya belum makan dari pagi. Sarapan dengan sepotong roti dan segelas kopi ternyata tak mampu membuat konsentrasi meningkat.
Lebih baik, saya akhiri tulisan ini. Saya akan beranjak untuk mengisi bagian tengah tubuh ini.
Semoga saja, kekacauan ini berakhir secepatnya. Berharap risau tak berujung ini juga lenyap.
Bahkan, untuk bersujud pada-Nya pun saya tak bisa saat ini. Hanya doa dan asma-Nya yang mampu saya rapalkan di setiap gerakan bibir pinjaman-Nya.
Bukti terima kasih dan syukur, karena sampai detik ini, raga dan nyawa masih dipersatukan-Nya.
Oh iya, barusan saya sudah makan, tapi masih puyeng. Apa Anda tahu penyebabnya? Saya bukannya makan nasi, tapi makan hati. Ternyata, ide baru saja muncul di saat tulisan ini selesai. Ya sudahlah.
Solok, 9 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan Ibu sangat cantik. Lancar dan asyik dinikmati. Excellent
Alhamdulillah, terima kasih, Bunda. Saya sangat senang tulisan saya Bunda baca. Hehe. Barakallah, Bun.
Hahaha
Hihihi
Haha. Galak ciek luh...
Galaklah Anda, selagi galak itu perai... Hahahaha
Kasihan Dikcan. Cepat selesaikam.masalah
Hahahhhhaaa... Kakcaaaan... Sstttt....
Bahkan ketika buntu ide pun tetap menulis. Luar Biasa Anda
Terpaksa ini, Bro! Hahaha
Yg tidak ada ide itu yg jd tulisan.begitulah ide, kdng munculDgn mudah,kdng ndk muncul2.Jan lupo makan uki
Iyo, Buk sayang. Makasih, Buk cinto.
Iya, jenuh banget, Bu. Hihi
Jenuh dan mati ide pun masih tetap menghasilkan tulisan yang keren, mantap
Alhamdulillah. Makasih, Bu.
Hati itu mahal buk.mkanya cepat kenyang hihi
Iyes, Buk. Hihi
Idenya jenuh,sehingga jadilah ia
Ho oh, jenuh banget, Bu.