Uki Lestari

Perempuan kelahiran Sitiung II, 30 Juli 1987 ini adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Dibesarkan dari almarhumah ibu yang juga guru, membuat cita-citanya jug...

Selengkapnya
Navigasi Web
(75) SENTUHAN HATI

(75) SENTUHAN HATI

SENTUHAN HATI

Oleh Uki Lestari

Di kehidupan, tidak melulu yang buruk itu buruk dan yang baik itu baik. Bila kita mampu dan mau sedikit menyelisik, sesuatu tersebut bisa berkebalikan manfaatnya.

Seperti yang kita tahu, semua yang diciptakan Tuhan, tak ada yang sia-sia. Bahkan, kali ini saya mesti berterima kasih kepada seekor hewan yang bernama nyamuk.

Tadi malam, hujan turun begitu deras. Ia hadir dengan tiba-tiba. Kehadirannya pun tanpa diundang. Sama halnya dengan virus Corona, tamu tak diundang.

Lain halnya dengan wabah yang banyak cerita di baliknya tersebut. Hujan, meski tak diundang, namun kehadirannya mampu membuat hati ini tentram. Ada ketenangan batin saat menikmati setiap tetesannya jatuh ke bumi.

Seperti malam tadi. Tatkala saya dan suami duduk menikmati indahnya langit malam. Berteman dengan semilir angin yang menyejukkan.

Tak lupa dua gelas kopi hitam pelengkap, membuat malam makin pekat. Langit hening tak menampakkan akan datangnya hujan.

Ia turun dengan tiba-tiba. Membuat kami bergegas beranjak ke kamar. Bukan untuk apa-apa, melainkan melihat keadaan anak-anak yang terlelap pulas. Syukurlah mereka tidak terjaga oleh derasnya bunyi hujan yang beruntun datang.

Di musim penghujan malam ini, tak biasa, nyamuk lebih sering hadir di gubuk kami. Datangnya pun tak sendiri, bergerombolan dan ramai lancar. Hehe. Seperti lalu lintas saja!

Lambat laun, kebisingan gerombolan nyamuk itu tak terdengar lagi. Apa karena mereka lenyap? Tidak! Karena saya yang ikut terlelap bersama buah hati tersayang.

Dini hari saya terbangunkan oleh sentuhan hati yang sangat mesra. Sarat akan kasih sayang. Baunya pun wangi memesona. Saya menikmatinya dalam diam dan mata terpejam.

Saya merasakan setiap sentuhan itu penuh kasih dan peduli. Di tengah dinginnya malam, ia terjaga. Demi kami, istri dan anak-anaknya.

Nyamuk-nyamuk nakal itu meraja lela. Meski sebelum tidur anak-anak telah dibaluri minyak telon, tak membuat sekawanan nyamuk itu menyerah.

Setelah minyak telon menguap ke udara, ia datang lagi. Menusuk-nusuk dan menyedot darah kami. Kami melawan? Tidak! Kami tertidur lelap.

Namun, ada seorang malaikat yang sibuk pada malam itu. Matanya berjaga. Tangannya sibuk tak terkira.

Saya yang terlelap disadarkan oleh olesan minyak telon yang saya sendiri lupa mengolesinya sebelum tidur. Ia balurkan penuh cinta. Tak peduli mata kantuk, ia tak ingin berbagi darah istri dan anaknya dengan nyamuk-nyamuk tersebut.

Saya yang telah terbangun, tidak serta merta memberi tahunya. Saya nikmati setiap usapannya. Tidak tangan dan kaki saja yang _terteloni_, namun juga hati. Hati ini tersentuh oleh cinta yang dalam.

Masih dalam mata terpejam, saya tersenyum dalam hati. Sekuat tenaga saya tidak membuatnya tahu bahwa saya terbangun. Padahal, kalau boleh melonjak, saya akan lakukan malam itu. Sayangnya saya tidak _senarsis_ itu, meski hanya di depan suami sendiri. Hihi.

Mata ini tak bisa tidur lagi. Meski ia terpejam, namun hati berjaga. Kini gantian. Setelah sang suami terlelap setelah membaluri anak istrinya, ia pun beranjak tidur, pulas. Malah dengkurannya mengalahkan bunyi jangkrik di luar rumah. Hehe.

Saya tatap wajahnya. Wajah yang sangat baik. Bukan menyoal rupa, namun aura kebaikan begitu terpancar darinya. Dalam hati saya berucap, "Sungguh saya sangat beruntung memiliki dan dimilikinya, alhamdulillah."

Meski saya menjadi orang ketiga dalam hatinya, itu tak masalah. Saya ikhlas se ikhlas-ikhlasnya. Tak ada keraguan dan kedengkian yang tertambat dalam diri.

Setelah ibu mertua dan anak-anak kami, barulah saya yang ia sayangi. Malah saya menangis haru, bersyukur ia memiliki prinsip seperti itu.

Di samping saya tidak membuatnya durhaka kepada ibunya, saya juga berhasil membuatnya menjadi bapak yang baik bagi anak-anaknya. Anak-anak kami.

Bagaimana tidak, ibu mertua saya patut dijadikan nomor satu di hatinya. Tak saja waktu 9 bulan mengandung yang begitu berat, 35 tahun sudah ia hidup di dunia ini, tak lepas dari perhatian dan kasih sayang orang tuanya.

Juga kepada anak-anak. Hasil buah cinta kami yang begitu kami sayangi. Saya rela, sungguh rela. Dinomor tigakan di antara mereka. Saya bahagia, sangat bahagia.

Semoga saja kebersamaan kami ini, berlanjut hingga ke jannah-Nya. Aamiin.

Teman-teman tahu tidak. Saya menulis ini di kala suami dan anak-anak hanyut dalam mimpinya masing-masing.

Di bawah rintik hujan yang sesekali jatuh ke atap, saya mencoba mengetuk pintu langit, bermunajat kepada-Nya, agar kebersamaan kami ini abadi. Tak saja di dunia, juga di akhirat.

Baiklah, demikian dulu karya reflektif ini saya tulis. Meski sekadar tulisan seperti ini, saya puas. Yang saya rasakan telah terluapkan.

Saya khawatir saja, bila aksara-aksara yang bergentayangan di pikiran, hanyut bersama aliran hujan malam ini. Makanya saya abadikan dengan tinta android, supaya menjadi saksi bahwa hati ini pernah bahagia di suatu malam dingin dini hari.

Solok, 11 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pasangan yang romantis... Jadi tahu deh, suami Uni Uki begitu perhatian. Bersyukur atas nikmat-Nya memberikan pasangan hidup yang baik hati. Salam Uni...

11 Apr
Balas

Alhamdulillah, Uni Desi. Semoga apra suami di dunia ini memberikan perhatin pada istri tercintanya. Dan sang istri mau dijadikan yang kedua setelah ibunya. Karena itulah pedoman dalam Alquran dan sunah Rasulullah.

11 Apr

Romantis

11 Apr
Balas

Hihihi...

11 Apr

Tisu mana tisu mana

11 Apr
Balas

Hihihi..... Ndak ketemu tisu, pake kerudung Uki aja dulu, Bunda. Hehehe

11 Apr

Heemmmmmmmpamer kebahagianan nih tapi aku senang teladan yang diterapkan Fatimah Azzahra dan terdapat juga dalam Alqur'an bahwa kita sebagai mennatu harus mendahulukan kasih sayang suami kepada ibunya baru ke istri samawa selalu jeng Uki Lestari

11 Apr
Balas

Alhamdulillah, terima kasih doanya, Bu. Semoga kita termasuk kepada istri-istri yang dirindukan surga ya, Bu.

11 Apr

Rancak citonyo uki

13 Apr
Balas

MasyaAllah.. Keren ceritanya uni.. Jadi ikutan baper..

11 Apr
Balas

Terima kasih, Sayang. Hihi.

11 Apr



search

New Post