(86) SEPUCUK SURAT
SEPUCUK SURAT
Oleh Uki Lestari
Malam ini di kala hujan turun saling berpacu satu sama lain, membasahi setiap sudut bumi . Di dalam kesendirian dan kesunyian, kutuliskan sepucuk surat untukmu, kekasihku.
Surat ini kutulis bentuk syukurku pada Tuhan semesta alam. Terima kasihku pada-Nya telah menemukanku denganmu. Bersyukur telah menjodohkanku denganmu.
Gemuruh di sudut bumi sana, bersahut-sahutan seakan setuju atas apa yang kulakukan saat ini. Seolah mereka tahu bahwa aku sedang memuji Penciptanya.
Tahukah kau, di setiap waktuku, aku selalu berdoa pada-Nya. Mendoakan kita. Aku, kamu, dan anak-anak kita.
_Yaa Illahi, entah berapa kali kuulang percakapan ini dengan-Mu. Entah berapa lirik doa yang kumohonkan pada-Mu. Dan entah berapa kata permohonan kupintakan pada-Mu. Bahwasannya, aku sangat beruntung memiliki dan dimilikinya, kekasihku saat ini._
_Aku tahu, tak saja aku perempuan yang beruntung memiliki kekasih yang begitu pengertian, menyayangi, sabar, dan sifat baik lainnya. Namun, aku bersyukur, aku salah satu di antara mereka yang beruntung. Allahu akbar._
_Yaa Rabbi, aku tahu Engkau telah mempersiapkan jodohku jauh sebelum aku terlahir ke dunia. Aku tahu jodoh itu tak akan pernah tertukar. Oleh karenanya, tak akan henti-hentinya kusyukuri atas segala yang telah Engkau persiapkan untukku._
_Yaa Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Engkau tak saja menitipkanku suami yang begitu baik, buah hati kami pun tercipta sempurna tanpa cacat satu pun dari-Mu. Semoga mereka menjadi anak saleh dan saliha, penyejuk setiap yang memandangnya dan pelapang setiap yang bersamanya._
Hari ini, sepuluh tahun sudah kuarungi bahtera keluarga bersamamu. Pahit manis kita lalui bersama. Asam garam perjalanan berkeluarga pun kita jelajahi penuh ikhlas.
Sayang, jauh di lubuk hatiku, aku merasa tak pantas untukmu. Ketahuilah, aku sedang berjuang menjadi istri yang baik untukmu.
Jika diperkenankan oleh Allah, aku tak ingin bidadari surga menggantikanku kelak di surga sana. Aku ingin, akulah perempuan yang terlahir di dunia namun dirindukan surga untuk bersama-sama lagi bersamamu di sana, bersama anak-anak kita. Aamiin.
Jangan berubah wahai kekasihku. Perlu engkau tahu, sikapmu seperti inilah yang meluluhkanku. Yang membuat aku tak kuasa lari dari kehidupanmu.
Engkau telah menjadikanku perempuan yang istimewa. Meski bukan dengan cara yang manis dan romantis. Aku tetap bisa merasakannya. Apalagi jika kamu lebih romantis ya, aku sungguh sangat akan bahagia.
Terkadang, aku tergelak sendiri saat membayangkan sikapku padamu. Menggodamu, merayumu, dan membujukmu untuk melakukan mauku. Beruntungnya, kau lakukan itu semua dengan ikhlas tanpa keterpaksaan.
Masih kuingat kejadian dua hari lalu. Sembari menanti shalat Asar, kita pun berbincang ringan. Kutanyakan sesuatu padamu, "Da, Uda mau kado apa saat ulang tahun pernikahan kita nanti?" tanyaku dengan manja kepadamu. Kamu pun berpikir lama, aku pun tahu sebenarnya kamu bukan memikirkan hadiahnya, tapi pura-pura berpikir sesuatu.
Setelah menunggu beberapa menit, kamu pun menjawab, "Da nggak mau barang apa pun. Kado buat Uda, Uki saja." Ucapmu tanpa ekspresi yang dibuat-buat.
Kamu tahu sayang, jantungku waktu itu sontak bergetar hebat. Bergetar hebat saking bahagianya. Namun kubalas dengan cubitan genit saja di dagumu yang baru kamu cukur itu. Ingin kuberlari di rerumputan, mengejar bayang-bayang layangan yang dibawa Atan, anak kita. Hihi. Kok sampai ke sana ya khayalanku, tapi tetap saja aku bahagia. Teramat bahagia.
Sayang, tetaplah menjadi milikku. Kurasa 10 tahun belum cukup waktu untuk mengarungi indahnya kebersamaan denganmu. Aku ingin hanya kematian yang memisahkan kita. Dan bila kehidupan abadi itu dimulai, waktu itu pula kumemohon pada Allah, kebersamaan kita pun bermula dan pastinya tak akan terpisahkan lagi.
Inilah surat cintaku untukmu, kekasihku. Aku bimbang jika kau membacanya, kuberharap ada ikatan batin dan panggilan hatimu untuk membaca surat ini yang kutitipkan di sudut kotak jingga HP-ku, Gurusiana.
Lalu, nikmat Tuhan mana lagi yang harus kudustakan?
(Anniversary 10th)
Solok, 22 April 2020
https://ukilestari32.gurusiana.id/article/2020/4/86-sepucuk-surat-4456704#.XqBZuAy3UUg.whatsapp
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Happy anniversary, bu Uki cantik. Samawa till jannah.
Makasih, Pak Warsono. Aamiin.
Selamat aniversary
Makasih, Bu Chu.......
Happy anniversary. Semoga menjadi keluarga samawa, berjodoh dunia dan akhirat ta...
ya
Aamiin.... Makasih, Uniku sayang....
wow..so sweet..semua terungkap dalam surat ini..blak blakan.. ttg isi hati...melankolis banget..nikmat mana yg harus kita dustakan..dan sering bersyukurlah..salam
Alhamdulillah, Lee. Saya selalu bersyukur pada Tuhan semesta alam.
So sweet.. Romantis sekali uni.. Semoga menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah,Warahmah wal Barokah.. Terus berjodoh hibgga JannahNya.. Aamiin
Aamiin, makasih doanya ya, Mba Riska.