Jauh di Mata Dekat di Doa
Jauh di Mata, Dekat di Doa
Oleh: Uki Lestari
Hujan, sampaikanlah padanya, begitu berat rindu ini kutanggung. Bahkan, menyebut namanya saja aku tak sanggup. Jika itu hanya membuatku makin menggilainya.
Di setiap bait doalah kuberanikan diri. Kuhempaskan segalanya pada Yang Mahatahu. Tiada satu pun kusembunyikan. Bahkan, andai tak kuberi tahu, Dia akan mengetahuinya. Seluruhnya kutumpahkan pada Pemiliknya. Kerinduan yang begitu sukar kutakar.
Cinta ini benar-benar mengalihkan duniaku. Dirimu yang entah bisa ke pelukanku suatu saat nanti. Lewat larik-larik doa terindah kepada Yang Mahaindah, kutertatih mencoba tegar . Agar harapanku tidak sia-sia.
Karena aku tahu, mencintai tak harus memiliki. Cinta sejatinya adalah doa. Bila mencintai, doakanlah. Meski tak dapat menyatu dan hanya bertumpu dalam bait doa terbaik. Itu lebih baik, itu lebih dari cukup.
Kulajukan mobilku dengan kecepatan tak lebih dari 50 kilometer per jam. Kusetel lagu "Tanpa Batas Waktu" milik vokalis band Padi featuring Ade Govinda. Vokalis yang memiliki suara begitu khas dan merdu. Dia yang dari dulu aku suka dengan lagunya Menanti Sebuah Jawaban. Ya, siapa lagi kalau bukan Fadly. Kuresapi dan terkadang mengiringi lagunya. Lagu ini seolah mewakili rasa yang kutanggung saat ini. Merindu.
Bagaimana tidak, Melani yang baru saja mencuri hatiku baru saja menggelar acara pernikahan dengan pujaan hatinya. Nama laki-laki yang beruntung itu pun sama dengan vokalis Padi, Fadly. Meskipun demikian, aku tak akan membenci. Aku sadar, inilah yang namanya takdir.
Tak ada yang bisa melawan takdir. Rezeki, jodoh, dan kematian hanya Pencipta yang mengetahuinya. Kita sebagai hamba-Nya wajib menjalankan dengan sebaik-baiknya. Begitu pun halnya dengan aku sekarang. Aku tak bisa memaksa Melani agar menjadi milikku. Fadly jodoh terbaiknya.
"Rey, datang ya ke pernikahanku pekan depan," ucapmu sambil memberikan sepucuk surat undangan merah hati. Engkau pun berlalu dengan hijab jinggamu. Warna yang membuatku makin tertawan pesonamu. Warna itu begitu memancarkan auramu.
Sambil mengiyakan, kuterima surat undangan itu. Tak kubaca. Tanpa kuperintah, bulir panas mengalir tanpa permisi di pipiku yang sedari tadi membeku pilu.
"Tuhan, jika memang dia bukan jodohku dan jika cintaku pada Melani terlarang, mengapa Kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku?" Kugigit bibirku yang kering kerontang.
Wajahku pasi oleh waktu yang tak berpihak padaku. Sedangkan pipiku dibanjiri sungai air mata yang tak henti-hentinya membabi buta jatuh berurai. Kusembunyikan wajahku dibalik surat undangan itu agar orang yang berlalu lalang tak mengetahuiku. Lelaki yang dilanda goncangan batin yang hebat.
**
Hari ini, masa itu tiba. Kuputuskan tak menghadiri acara itu. Bukan aku pengecut, hanya saja aku tak ingin Melani tahu aku terpuruk di atas kebahagiaannya. Aku yakin, Melani tahu perasaanku padanya. Namun, Melani juga tak bisa menolak permintaan orang tuanya.
Bagiku mencintaimu dalam diam lebih dari cukup. Kamu pasti tahu, Mel, aku mencintaimu dengan caraku yang tak biasa. Biarlah cinta ini tumbuh sejauh ia melambung. Dan kuyakin, rasa ini tak akan berkarat dimakan waktu, tak lekang panas juga hujan.
Karena perjuangan yang sesungguhnya bukanlah mampu mendapatkan, melainkan mampu mempertahankan. Aku akan bertahan, Mel. Aku akan jaga cinta ini. Kita tak pernah tahu bukan, takdir kita nantinya akan disatukan Yang Mahaesa atau tidak.
Aku yakin, Allah merindukan sujudku lebih lama untuk-Nya. Aku tahu, Allah merindukan curhatku di kala penghuni bumi lainnya bersedekap manja pada selimut-selimut mereka. Aku pun yakin, Tuhan telah mempersiapkn rencana lebih indah daripada yang kubayangkan. Allah Mahatahu, Mel. Allah tahu yang terbaik bagiku dan bagimu.
Sejatinya cinta sejati itu bukan datang dari satu dua kejadian. Tapi, cinta sejati merupakan komitmen panjang yang tak ada kata bosan. Maka, biarkan saja kuselesaikan penantian ini. Termasuk mencintaimu sejauh cinta itu bertarung.
Izinkanku memagut bibir kenangan tatkala kita berjumpa. Di kala hujan sore itu, kaupakai payung jingga, selaras dengan hijabmu. Pesonamu begitu elok ditambah gemericik rinai yang membasahi wajahmu yang teduh.
Aku yakin, menyayangimu anugerah bagiku. Dan ingin kusampaikan pada seluruh penjuru dunia, aku memang mencintaimu. Seandainya waktu berpihak padaku sekali saja, akan kubahagiakan dirimu.
Kini aku bahagia, Mel. Bahagia karena mencintaimu. Karena kuyakin, Tuhan tak pernah keliru menempa kita dengan cinta yang tak pernah kita mengerti. Dan aku yakin, satu masa nanti, Allah benar-benar memberikan alur cerita terbaik untukku, untukmu, dan untuk kita.
Aku sadar Mel, tidak semua yang aku inginkan bisa kumiliki. Namun, yang terbaik untukku pasti Allah beri. Dan aku yakin itu. Biar kupahat rindu ini di seutas senyummu. Biar kuhiasi penantian panjang ini dengan sajak-sajak doa yang bertebaran untuk kita.
Dan bila waktu tak berpihak padaku, bilamana diriku tiada sebelum masa itu tiba, percayalah, rindu itu, cintaku, akan tetap hidup dengan kenangan yang pernah ada. Biarlah jauh di mata, tapi dekat di doa. Jika aku harus pulang, meski rindu ini masih berkalang. Kutunggu kau di keabadian. Di surga kita bersama...
Solok, 5 Maret 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerpen keren
Makasih, Buk Pit.
Keren diksinya membuatku terbuai
Makasih, Buk Eva sayang...
Kereeen cerpemnya,Bunda. Salam literasi
Alhamdulillah. Makasih Pak Dede. Salam literasi.
So sweet bun, cinta abadi yang tak lekang oleh waktu
Iya, Bu. Hehe.
Kereeen bu c as ntik, ditunggu cerpen berikutnya... Salam kenal salam literasi
Makasih, Bu. Insyaallah siap, Bu...
Keren ceritanya, Bu. Salam sukses selalu.
Alhamdulillah. Makasih, Bu.
Apo yang ka disampaikan untuk cerpen ko. Ya Allah, bana-bana mantap.Ambo terbuai jo diksi-diksi yang memesona ko.Kereeennnnn.
Bu Yesi lebay deh... Hihihu. Makasih ya Bu Yesi...
Bunga tak setangkai rey....
Mantap Bu sukses selalu. Salam literasi
Makasih, Bu. Aamiin.
Rancak bana Uki, lah lamo ndak mambaco tulisan renyah Uki. Salam literasi selalu Gurusianer hebat
Alhamdulillah. Mokasih yo, Pak Tos. Salam literasi, Pak Tos. Barakallah.
Cepen indah seindah-indahnya mantap uni cantik...sukses selalu
Alhamdulillah. Makasih,Mbakku sayang. Aamiin. Doanyg sama Untuk Mbakyuku...
Mantap ceritanya bu
Makasih, Bu...
Indah ceritanya
Indah ceritanya
Alhamdulillah, makasih, Bu.
Indah ceritanya
Indah ceritanya
Indah ceritanya
Indah ceritanya
Indah ceritanya
Indah ceritanya
Indah ceritanya