MENULIS LAKSANA KOPI
MENULIS LAKSANA KOPI
Oleh Uki Lestari
Beberapa hari ini, niat hati ingin istirahat untuk menulis. Namun, jauh di relung hati terdalam, ia berkata lain. Ada ruang rindu yang kelu mengimbau. Mengetuk hati memainkan jemari di keyboard HP usang ini. Merangkai kata demi kata menjadi sebuah karya yang siap dibaca, khususnya untuk diri sendiri.
Ternyata, candu itu memang berbahaya. Menulis itu laksana kopi. Jika sudah mencoba dan menikmatinya, maka susah untuk mengatakan tidak untuk melakukannya.
Malam ini, ada sesuatu yang kosong pada diri ini. Sebab, satu hari ini saya belum menulis. Candu itu ternyata telah mendarah daging. Kebiasaan itu telah terpatri kuat di setiap anggota tubuh ini.
Pikiran yang terbiasa melanglang buana mencari ide. Jemari yang acap kram menuliskan setiap aksara yang tebersit. Hati yang melalui rindu yang menyakitkan terlanjur lasak menggamit rasa yang serasa hilang.
Entahlah. Padahal saya sedang tak ingin menulis. Sedang tak ingin mengetik apa pun. Namun semua dikalahkan oleh kekuatan yang datang entah dari mana. Jari-jari ini seolah berontak, ingin bergerak menjamah tiap-tiap huruf yang mereka temui.
Biarlah seperti ini. Menulis apa yang ingin saya tulis. Tiada tuntutan, tiada tenggang waktu. Bebas. Sejatinya, menulis itu obat hati. Dan kini, hati saya tidak benar-benar dalam keadaan baik. Tiba-tiba saja saya ingin melarikan diri dengan menulis.
Bolehkah sahabat yang membaca goresan tinta saya ini memberi satu kalimat motivasi? Kalimat yang mampu membuat saya lebih optimis.
Bila berkenan, silakan tinggalkan kata cinta itu untuk saya jadikan pelajaran, bahkan cambukan untuk ke depan. Dan pastinya menjadi peneman minum kopi di malam dingin beku ini.
Solok, 3 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Biarlah candu itu milikmu, Dinda. Nyatanya dalam ketiadaan hasrat menulis terlahir juga sebuah karya. Tidakkah itu suatu kebaikan juga?
Insyaallah siap, Bu Eva. Terima kasih, Bu. Supportnya. Ya, Bu. Itu sebuah kebaikan.
wah,..jd kecanduan menulis ya..bagus juga tuh he..he...laksana kopi..tapi jangan sapai dingin kopinya, ntar tulisannya jd pahit ha..ha., salam
Diseduh nikmat dan mantap
Nikmat banget, Pak. Hihi
Aku pun candu membaca tulisan2 mu haha, salam
Hahahhaa. Aku pun suka atas kecanduanmu, Uda. Hihihi