Modal Pulang
Modal Pulang
Oleh: Uki Lestari
Biarkan kami menyimpan waktu-waktu ketika pengalaman dan cerita itu penting untuk pelajaran hidup. Untuk tindakan ke depan. Apakah sebuah kesalahan yang pernah dibuat akan dilakukan lagi, atau mencoba menutup ceritanya dan melangkah lebih baik.
Sebelumnya, jangan pernah men-judge orang yang berswafoto di sosmed itu sesuatu yang hina. Buka mata, tata hati. Apakah sesuatu itu ada yang salah? Jika masalah mata yang terganggu, prasangka yang menduga-duga, simpanlah, jangan teruskan. Cukup Allah saja yang tahu, apa motif di balik ia melakukan itu.
Selagi tidak buka aurat dan pornografi, biarkan. Biarkan ia bahagia dengan caranya sendiri. Biarkan ia menyampaikan hasratnya dalam membuat hatinya lebih hidup. Tak sedikit selfie atau berswafoto itu adalah hiburan tersendiri bagi pelakunya. Kadang orang bilang, eksis itu tanda hidup. Hehe.
Bisa saja hal itu membuatnya bahagia. Bisa saja hal itu membuatnya terlepas dari sesuatu pemikiran dan masalah yang menimpanya hilang sementara. Kita saja yang perlu mengontrol hati, jangan menduga, jangan menilai. Takutnya nanti salah menduga, salah menilai.
Jangan sampai hari-hari kita sibuk dalam menilai orang lain, sehingga tak peduli apakah bekal kita cukup dalam menghadapi Yaumulmizan kelak. Jangan menjadi hamba yang lalai pada diri, tapi "sangat peduli" pada orang lain.
Semua tergantung kita, tergantung kacamata kita. Karena kita adalah lakon utama bagi kehidupan kita sendiri, bagi diri kita sendiri. Allah menyukai hamba-Nya yang berbaik sangka pada-Nya dan pada sesamanya.
Kehidupan ini memang berat. Kitalah yang harus berpandai-pandai mengarunginya. Tidaklah Allah memberikan ujian ataupun cobaan pada kita melebihi kemampuan hamba-Nya. Kita mampu, makanya Allah uji.
Sudahlah, tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah. Selagi kita masih bernapas dan seagi kita manusia, masalah tak akan kunjung hilang. Ada-ada saja. Tinggal kita menyikapinya sesuai kehendak Allah. Sesuai perintah Allah. Bersabar dan bersyukur.
Allah menguji hamba-Nya tidak melulu dengan keburukan. Terkadang sesuatu yang baik dan terlihat begitu indah juga salah satu ujian Allah untuk hamba-Nya.
Allah Mahatahu, jadi jangan sok tahu soal jalan yang dipilih Allah. Kita harusnya menjalani dengan sebaik-baiknya. Menjalani skenario itu sesuai dengan petunjuk-petunjuk-Nya. Tentu saja didasari dengan senantiasa bermunajat dan berikhtiar. Kita tak bisa sekalipun lari dari keduanya. Jika kita keluar dari jalan-Nya, kita akan tahu akibatnya.
Dunia ini memang keras, tapi jangan mau dipermainkannya. Dunia ini sebentar, tapi jangan mau dilenakannya. Dunia ini pesakitan bagi hamba yang saleh dan salihah dan menjadi surga bagi mereka yang mengagungkan kehidupan fana ini.
Dunia ini sekadar persinggahan, tempat mampir minum. Jangan mau berlama-lama dan teperdaya di perjalanan. Lelah tahu!
Pulang dengan segudang amal ke kampung abadi itu adalah sebaik-baiknya berpulang. Yakinlah, kita gak akan lama di sini, di bumi ini. Kehidupan dunia secuil dari kehidupan akhirat. Apa mau dengan kesempatan yang sebentar ini disia-siakan sehingga gak tahunya esok kita udah tinggal nama?
Umur itu misteri, kematian itu pasti.
Maka, tidak ada salahnya kita mendamba kematian yang indah, husnulkhatimah.
Jika sudah tahu dan tersadar kembali bahwa dunia ini sementara, mari lebih fokus dalam menumpuk bekal, menabung amal. Agar kita nantinya bahagia tatkala hari kepastian itu tiba.
Hari ini, banyak pelajaran hidup yang tertoreh. Baik dari pengalaman ataupun cita-cita yang hendak wafat dengan sebaik-baiknya kematian. Karena kita tak pernah tahu, kapan giliran kita. Entah sedetik, setahun, atau 30 tahun lagi. Allahualam bissawab.
Tugas kita, menjauhi apa yang dilarang-Nya dan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Menjadi hamba yang benar-benar bertakwa. Sebenarnya tak sulit, jika niat bulat, usaha kuat, dan orang-orang terdekat yang juga giat. Giat dalam mendukung dan bersama-sama ingin hijrah sebenar-benarnya hijrah. Terpenting, mengumpulkan modal untuk pulang.Tabik!
Muara Panas, 19 Oktober 2021
#MaulidNabiSAW
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya
Makasih, Bu Fit
Keren paparannya Bu Uki Lestari, Barokallah terus berbagi dan menginspirasi
Jazakallah, Pak Haji.
Essip... Kalo mau menghakimi cukup simpan dalam hati, hehe... Salam literasi...
Tabik. Barokallah dinda
Keren. Sehat selalu, berkah sepanjang hidup kita untuk mengumpulkan bekal setelahnya. Hidup setelah mati.
Aamiin yaa Allah...
Selalu super ulasannya, menyejukkan hati... Terimakasih pencerahan indahnya uni sholcanku
Mantap, keren, luarr biasa penuh hikmah...
Makasih, Kak Rita...
Mantap sekali ulasannya bu Uki. Salam sukses selalu!
Makasih, Bu Kharirotus
modal Pulang menghadap Al Khalik. Keren banget diksi ulasannya. Salam literasi.
Makasih, Pak Isak
Ya Uni Cantik. Bahagia itu kita yang mencipta. Hal yang kita ingat adalah selalu berbuat baik kepada orang lain, tanpa sikut kanan-kiri. Tanpa iri dengki dan jahat pada orang lain. Menumpuk kebaikan untuk bekal akhirat. Salam sukses...
Sukses selalu Bu Uki cantik