Uki Lestari

Perempuan kelahiran Sitiung II, 30 Juli 1987 ini adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Dibesarkan dari almarhumah ibu yang juga guru, membuat cita-citanya jug...

Selengkapnya
Navigasi Web
Modal Pulang

Modal Pulang

Modal Pulang

Oleh: Uki Lestari

Biarkan kami menyimpan waktu-waktu ketika pengalaman dan cerita itu penting untuk pelajaran hidup. Untuk tindakan ke depan. Apakah sebuah kesalahan yang pernah dibuat akan dilakukan lagi, atau mencoba menutup ceritanya dan melangkah lebih baik.

Sebelumnya, jangan pernah men-judge orang yang berswafoto di sosmed itu sesuatu yang hina. Buka mata, tata hati. Apakah sesuatu itu ada yang salah? Jika masalah mata yang terganggu, prasangka yang menduga-duga, simpanlah, jangan teruskan. Cukup Allah saja yang tahu, apa motif di balik ia melakukan itu.

Selagi tidak buka aurat dan pornografi, biarkan. Biarkan ia bahagia dengan caranya sendiri. Biarkan ia menyampaikan hasratnya dalam membuat hatinya lebih hidup. Tak sedikit selfie atau berswafoto itu adalah hiburan tersendiri bagi pelakunya. Kadang orang bilang, eksis itu tanda hidup. Hehe.

Bisa saja hal itu membuatnya bahagia. Bisa saja hal itu membuatnya terlepas dari sesuatu pemikiran dan masalah yang menimpanya hilang sementara. Kita saja yang perlu mengontrol hati, jangan menduga, jangan menilai. Takutnya nanti salah menduga, salah menilai.

Jangan sampai hari-hari kita sibuk dalam menilai orang lain, sehingga tak peduli apakah bekal kita cukup dalam menghadapi Yaumulmizan kelak. Jangan menjadi hamba yang lalai pada diri, tapi "sangat peduli" pada orang lain.

Semua tergantung kita, tergantung kacamata kita. Karena kita adalah lakon utama bagi kehidupan kita sendiri, bagi diri kita sendiri. Allah menyukai hamba-Nya yang berbaik sangka pada-Nya dan pada sesamanya.

Kehidupan ini memang berat. Kitalah yang harus berpandai-pandai mengarunginya. Tidaklah Allah memberikan ujian ataupun cobaan pada kita melebihi kemampuan hamba-Nya. Kita mampu, makanya Allah uji.

Sudahlah, tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah. Selagi kita masih bernapas dan seagi kita manusia, masalah tak akan kunjung hilang. Ada-ada saja. Tinggal kita menyikapinya sesuai kehendak Allah. Sesuai perintah Allah. Bersabar dan bersyukur.

Allah menguji hamba-Nya tidak melulu dengan keburukan. Terkadang sesuatu yang baik dan terlihat begitu indah juga salah satu ujian Allah untuk hamba-Nya.

Allah Mahatahu, jadi jangan sok tahu soal jalan yang dipilih Allah. Kita harusnya menjalani dengan sebaik-baiknya. Menjalani skenario itu sesuai dengan petunjuk-petunjuk-Nya. Tentu saja didasari dengan senantiasa bermunajat dan berikhtiar. Kita tak bisa sekalipun lari dari keduanya. Jika kita keluar dari jalan-Nya, kita akan tahu akibatnya.

Dunia ini memang keras, tapi jangan mau dipermainkannya. Dunia ini sebentar, tapi jangan mau dilenakannya. Dunia ini pesakitan bagi hamba yang saleh dan salihah dan menjadi surga bagi mereka yang mengagungkan kehidupan fana ini.

Dunia ini sekadar persinggahan, tempat mampir minum. Jangan mau berlama-lama dan teperdaya di perjalanan. Lelah tahu!

Pulang dengan segudang amal ke kampung abadi itu adalah sebaik-baiknya berpulang. Yakinlah, kita gak akan lama di sini, di bumi ini. Kehidupan dunia secuil dari kehidupan akhirat. Apa mau dengan kesempatan yang sebentar ini disia-siakan sehingga gak tahunya esok kita udah tinggal nama?

Umur itu misteri, kematian itu pasti.

Maka, tidak ada salahnya kita mendamba kematian yang indah, husnulkhatimah.

Jika sudah tahu dan tersadar kembali bahwa dunia ini sementara, mari lebih fokus dalam menumpuk bekal, menabung amal. Agar kita nantinya bahagia tatkala hari kepastian itu tiba.

Hari ini, banyak pelajaran hidup yang tertoreh. Baik dari pengalaman ataupun cita-cita yang hendak wafat dengan sebaik-baiknya kematian. Karena kita tak pernah tahu, kapan giliran kita. Entah sedetik, setahun, atau 30 tahun lagi. Allahualam bissawab.

Tugas kita, menjauhi apa yang dilarang-Nya dan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Menjadi hamba yang benar-benar bertakwa. Sebenarnya tak sulit, jika niat bulat, usaha kuat, dan orang-orang terdekat yang juga giat. Giat dalam mendukung dan bersama-sama ingin hijrah sebenar-benarnya hijrah. Terpenting, mengumpulkan modal untuk pulang.Tabik!

Muara Panas, 19 Oktober 2021

#MaulidNabiSAW

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya

20 Oct
Balas

Makasih, Bu Fit

20 Oct

Keren paparannya Bu Uki Lestari, Barokallah terus berbagi dan menginspirasi

20 Oct
Balas

Jazakallah, Pak Haji.

20 Oct

Essip... Kalo mau menghakimi cukup simpan dalam hati, hehe... Salam literasi...

20 Oct
Balas

Tabik. Barokallah dinda

20 Oct
Balas

Keren. Sehat selalu, berkah sepanjang hidup kita untuk mengumpulkan bekal setelahnya. Hidup setelah mati.

20 Oct
Balas

Aamiin yaa Allah...

20 Oct

Selalu super ulasannya, menyejukkan hati... Terimakasih pencerahan indahnya uni sholcanku

22 Oct
Balas

Mantap, keren, luarr biasa penuh hikmah...

20 Oct
Balas

Makasih, Kak Rita...

20 Oct

Mantap sekali ulasannya bu Uki. Salam sukses selalu!

19 Oct
Balas

Makasih, Bu Kharirotus

20 Oct

modal Pulang menghadap Al Khalik. Keren banget diksi ulasannya. Salam literasi.

19 Oct
Balas

Makasih, Pak Isak

20 Oct

Ya Uni Cantik. Bahagia itu kita yang mencipta. Hal yang kita ingat adalah selalu berbuat baik kepada orang lain, tanpa sikut kanan-kiri. Tanpa iri dengki dan jahat pada orang lain. Menumpuk kebaikan untuk bekal akhirat. Salam sukses...

20 Oct
Balas

Sukses selalu Bu Uki cantik

23 Oct
Balas



search

New Post