REZEKI TAHU TUANNYA
TUGAS SESI 1 MAS EKO PRASETYO
TEMA: PENGALAMAN TENTANG COVID-19
REZEKI TAHU TUANNYA
Oleh Uki Lestari
Dari kecil hobi satu ini tak bisa saya jauhi. Entah mengapa, saya sangat gemar dengan hal ini. Asyik dan bikin sumringah. Kok bisa? Iya dong, kan bikin dompet tebal dan tabungan gendut.
Ya, hobi itu adalah jualan. Ada saja yang saya jual. Mulai dari yang kecil hingga besar. Dari kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan pelengkap. Tanpa gengsi, saya jalani dengan semangat, suka cita, dan ceria. Yang penting jualan, jualan, dan jualan.
Mungkin di saat SD, saya belum diperkenankan untuk jualan oleh orang tua saya. Namun, di kala SMP, di saat jajan sekolah mulai diberikan per pekannya. Maka, ibu memperbolehkan saya jualan.
Saya tak malu membawa gorengan tetangga untuk dibawa ke sekolah. Saya sangat senang, baru sampai di sekolah saja gorengan tersebut jadi rebutan. Tak jarang jualan saya habis sebelum bel masuk berbunyi.
Ini membuat candu itu makin berat. Meski uang jajan yang diberikan orang tua saya pada waktu itu lebih dari cukup, saya tetap jualan. Ya, karena itu tadi, hobi. Uangnya pun tidak untuk berfoya-foya, saya tabung.
Di SMA, saya harus meredam hobi tersebut. Saya lebih fokus pada pelajaran di sekolah. Karena saya sangat bahagia, saya bisa masuk ke sekolah favorit. Bahkan, saya diberi kesempatan untuk masuk ke kelas unggul selama duduk di bangku SMA tersebut. Jadi, saya takut konsentrasi saya pecah bila memaksakan melanjutkan hobi tersebut.
Saat perguruan tinggi, saya merasa mulai santai. Celah bisnis pun menganga di depan mata. Saya tak ingin melewatkan kesempatan emas tersebut. Saya pun kembali berjualan di kampus. Jualannya kebutuhan mahasiswa. Terima jasa pengetikan makalah dan tugas kuliah lainnya.
Dari sana, sambil belajar mengetik di komputer secara otodidak, penghasilan pun didapat. Alhamdulillah, syukur yang tak habis bila mengenang pengalaman indah tersebut.
Bahkan, sampai saat ini, setelah menjadi guru, saya tetap melaksanakan hobi tersebut. Bukan membantu ekonomi saja, kepuasan tersendiri juga tersalurkan.
Dengan kemajuan zaman milenial yang serba canggih, menyalurkan hobi dibuat semakin mudah. Tak sempat waktu untuk promo _door to door_ atau buka lapak di pasar, jangan khawatir, _online shop_ alternatif yang bijaksana.
Online shop atau lebih familiar disebut olshop, membuat proses jual beli makin efektif dan efisien. Tak perlu susah menjelaskan keterangan barang, tak perlu menyewa toko, dan tak perlu waktu dan tenaga habis memilih barang yang diinginkan. Cukup geser pilihan di layar HP, semua bisa memanjakan mata.
Seperti inilah jualan saya saat ini. Berjualan secara online. Tanpa butuh modal, waktu, dan tenaga yang banyak. Dengan bermodalkan paket internet saja. Cukup.
Bahkan, di hari biasanya sebelum covid-19 berani bertamu ke Indonesia, penghasilan yang saya dapat dari hobi ini mengalahkan gaji yang saya terima di tiap bulannya. Maasyaallah.
Namun, semua berubah. Tatkala tamu tak diundang itu datang. Mengacaukan segala keceriaan dan kelancaran dalam proses jual beli. Ia memorakporandakan semuanya. Membuat penjual ataupun pembeli bergeming, tak berkutik.
Selain memperlama barang pesanan sampai ke tangan pembeli, covid-19 juga berimbas naiknya ongkos kirim. Otomatis minat beli dari calon pembeli menjadi berkurang drastis.
Hanya saja, bagi mereka yang puas akan kualitas barang yang saya jual, mereka tetap bertahan. Tidak sedikit pelanggan setia yang terus memesan. Toh, di penjual lain juga akan mendapati hal yang sama. Memang keadaan global, tidak saya saja.
Namun, saya tak perlu bersedih hati. Sejatinya, rezeki itu tahu tuannya. Rezeki tak akan pernah tertukar. Mungkin saat ini jual beli saya berkurang, tetapi saya masih ingat nikmat Allah di waktu-waktu sebelumnya.
Berprinsip segala sesuatu sudah diatur-Nya. Mungkin pandemi saat ini bisa jadi sebuah teguran, cobaan, ataupun ujian. Terpenting, semua kita kembalikan pada-Nya. Sesuatu yang dipinjamkan Allah akan kembali pada-Nya. Jangan sekali-kali kita merasa memiliki, padahal hanya sebuah pinjaman dari Allah. Apa pun itu.
Jadi, meski wabah yang mendunia ini sedang berjangkit di negara kita, jangan risau. Hadapi dengan senyuman, tapi jangan mau berdamai dengannya. Lakukanlah hal-hal yang diperintahkan tim medis dan nakes. Jangan lalai, jangan sombong. Apalagi ditambah dengan sunah Rasulullah SAW, kita harus hadapi dengan cara yang tepat pandemi ini.
Terkabulnya doa itu sebuah keniscayaan. Tugas kita hanya tetap istikamah dan jangan pernah menyerah. Allah akan kabulkan, bila Dia melihat kita telah pantas mendapatkannya.
Laa tahzan, innallaha ma'ana.
Solok, 14 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Benar bu uki, sejatinya rezeki sudah ada takarannya dan tak mungkin tertukar. Kalaupun saat ini ada pandemi, insyaallah Allah sudah menyiapkan rezeki yang lain.
Aamiin. Iya, Bu. Kita berhusnuzan saja pada Allah. Ya ga, Bu.
Mantap tulisannya bund.. Met hari raya idul fitri .mohon maaf lahir dan batin ya
keren tulisannya .....
Makasih, Bu.
super sekali bu Uki.ibu punya bakat jadi penulis hebat deh
Rezeki tidak akan kemana, seperti itu. Bagus sekali artikelnya. Keren. Terima kasih Bu Uki lestari
Sama-sama, Bu. Terima kasih sudah mampir di sini, Bu.
Samo hobi Wak Ki, suka derdagang, hobi dari dulu ketek sampai kini lah gadang haha. Sakali-kali mampir Lo lah ka olshop uni, untuak cuci mata gai hehe
Hihihi. Assiyap, Ni. Hahahahha.
Mantab,Bu. Salam
Terima kasih, Bu. Salam.
Subhanallah, pesan moral yang luar biasa. Perkenalkan Uni Uki, ambo dari Padang pulo
Alhamdulillah, Uni. Waaah, mantap, Bu. Urang Minang lagi.
Subhanallah syarat hikmah. Salam kenal Mbak Uki, kita satu grup WA Sagusabu 1. Saya dari Pariaman, tinggal di Bandung
Ya, Uni. Senang berkenalan dengan Uni
Subhanallah syarat hikmah
Keren.. salam kenal
Makasih. Salam kenal juga, Bu.