Uki Lestari

Perempuan kelahiran Sitiung II, 30 Juli 1987 ini adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Dibesarkan dari almarhumah ibu yang juga guru, membuat cita-citanya jug...

Selengkapnya
Navigasi Web

TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (35) PEMIKAT MAUT

PEMIKAT MAUT

Oleh Uki Lestari

Setiap manusia ditakdirkan dalam kondisi yang telah ditetapkan Allah. Kita sebagai manusia, wajib menjalani dan mensyukuri segala yang diberikan Allah tersebut. Tanpa mengeluh. Sebab, Allah sangat tidak menyukai hamba yang kufur.

Semisal dengan sebuah kesehatan. Tidak semua hamba-Nya yang dihadiahkan fisik yang sehat. Ada yang dari lahir diberikan ujian fisik yang tak sempurna. Ada yang sakit sejak kecil. Ada juga sehat di awal, namun setelah besar ditimpa suatu penyakit.

Bagi yang mampu melewati ujian ini dengan tetap bersabar dan bertawakal, maka Allah akan jadikan penyakitnya itu penghapus dosa. Juga sebagai peningkat derajatnya di sisi-Nya. Namun, bila ia tak sabar, maka penyakit ada Allah pun murka.

Sejatinya, segala sesuatu yang diberikan Allah ada hikmah yang terkandung. Lambat laun kita akan menyadari hikmah dari kejadian tersebut.

Allah pun menyesuaikan cobaan yang diberikan kepada hamba-Nya. Allah tidak akan memberikan cobaan melampaui kesanggupannya.

Karena itu, bersabarlah dalam setiap keadaan yang mungkin tidak kita lihat sebagai suatu kebaikan. Namun, di mata Allah itu sebuah kebaikan untuk kita.

Allah Mahatahu, sedangkan kita tidak tahu apa-apa. Jalani, syukuri, dan selalu taati kepada-Nya.

Seperti yang kami besuk kemarin. Seorang teman lama yang sedang diuji Allah. Penyakit yang tak pernah terlintas di pikirannya, kini menimpanya.

Ia tampak tegar. Segala macam obat dicobanya. Segala nasihat dijalaninya. Dengan satu harapan, sembuh.

Namun, di sini saya tidak membahas lebih lanjut tentang teman saya itu. Karena saya yakin, Allah-lah segala solusi dalam hal ini. Selagi percaya, berdoa, dan menjalaninya karena Allah, Allah akan bereskan dengan mudah.

Sebuah hal unik kami temui siang kemarin. Bahkan, saya dan suami membahasnya sepanjang perjalanan.

Dari Solok ke Sijunjung, kami mampir terlebih dahulu di sebuah toko oleh-oleh khas Bukittinggi. Toko makanan tersebut terletak di Nagari Guguak Sarai, sebelah kiri dari arah Pasar Raya Solok.

Tokonya tidak begitu besar. Namun, di sana makanannya banyak dan masih _fresh_. Tidak ditemui makanan yang lama. Ini bisa dilihat dari aroma dan teksturnya.

Sebelum menetapkan makanan yang ingin dipilih. Pelayannya pun mempersilakan kami icip-icip makanan sampel yang telah disediakan di kotak-kotak kaca besar.

Ia ramah dan santun. Keramahannya itu sepertinya tidak direkayasa, seperti pelayan-pelayan toko lain. Yang jika pembeli membeli banyak, ramahnya minta ampun. Namun, bila membeli sedikit, agak dicueki. Hehe.

Kami berbelanja di sana tidak lebih dari Rp100 ribu. Namun, beliau tetap senyum. Tak berubah dari semula kami datang.

Belum habis menikmati kenyamanan di toko tersebut, kami kembali disuguhkan dengan hal yang luar biasa . Saat kami kembali ke mobil, di dasbor telah bertengger manis sebuah bungkusan.

Bungkusannya berisi 2 macam makanan dan 1 botol minuman mineral. Suami pun bertanya, "Ini bungkusan apa ya, Ki?" sambil memeriksa isi bungkusan tersebut.

"Ndak tahu, Da. Kok ada ya di sini," jawabku heran. Suami pun membalas, "Oh, tadi Uda lihat pelayannya ke arah mobil kita memasukkan bungkusan ini," terang suami.

Suami saya pun keluar, memastikan bungkusan tersebut. Dengan senyuman yang makin ramah dari sebelumnya, pelayannya pun menjelaskan, "Iya, Da. Itu untuk Uda, jatah supir," ujar beliau.

Setelah berterima kasih dan melemparkan senyum yang tak kalah dari pelayan tersebut, suami saya pun kembali ke mobil dengan sumringah. Untungnya pelayan tersebut laki-laki, jadi saya ndak perlu pasang kuda-kuda. Coba kalau perempuan, langsung saya ambil alih kemudinya, dan gaspoooooool.

Inilah pemikat maut tersebut. Kenyamanan pelanggan dan keramahan penjual jurus maut untuk memikat agar pelanggan kembali lagi ke sana.

Lebih dahsyat lagi, bukan pelanggan tersebut saja yang kembali. Namun, ia menyebarkan berita bahagia ini ke seantero Nusantara. Seperti yang saya lakukan ini.

Bagi teman-teman yang melewati jalan tersebut, tidak ada salahnya mencoba mampir untuk belanja di sana.

Tapi, jangan sekali-kali mampir dengan niat mendapatkan bonus saja. Mampirlah karena pengin icip-icip sepuasnya juga. Kecuali jika muka Anda mati rasa alias muka tembok.

Solok, 2 Maret 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post