TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (40) SANG PEJUANG
SANG PEJUANG
Oleh Uki Lestari
Perjalanan ini begitu panjang. Kehidupan yang kita awali di dalam kandungan hingga berakhir pada kehidupan abadi, surga atau neraka.
Perjalanan yang melelahkan dan penuh liku ini, isilah dengan hal-hal yang akan menyelamatkan kita di akhir kehidupan kelak.
Terkadang kita butuh pohon untuk sekadar bersandar dan berteduh. Berhenti sejenak untuk mengatur langkah. Menarik napas dalam-dalam untuk kembali berdiri menghadapi kehidupan. Kembali berlari menjemput kemenangan.
Layaknya pohon, jadilah akar yang gigih. Mencari air dan menembus tanah yang keras demi sebatang pohon.
Di saat pohon tumbuh rimbun dengan daun yang hijau, segar, dan indah. Menampilkan keelokannya kepada dunia. Mata tertuju padanya, tak sedikit pula yang memujinya.
Namun, lihatlah. Akar tetap berada di bawah. Tertutup di antara tanah yang hitam. Terkurung bersama kesunyian yang tersembunyi di balik tanah.
Seperti itulah sebuah ketulusan dan keikhlasan. Tidak perlu dipuji karena elok rupa. Bekerja bersungguh-sungguh. Namun, tetap memberikan yang terbaik, yang tanpa harus diketahui banyak orang.
Begitu pun dengan manusia. Memiliki ketulusan, keikhlasan, dan kesabaran bagaikan akar.
Manusia yang seperti akar, mampu bekerja dalam diam tanpa tapi. Tak kenal lelah tak harap balas.
Ia dapat merubah zaman dan merubah dunia. Yang akan tetap hidup dan menghidupkan.
Pejuang sejati adalah mereka yang terus berjuang tanpa kenal kata menyerah. Tanpa kenal lelah. Mereka yang terus dan tetap bertahan dalam kondisi apa pun.
Pejuang sejati, mereka yang terus belajar. Belajar dari setiap masalah yang dihadapi. Belajar dari setiap momen yang dijalani. Belajar dari setiap langkah yang ditapaki.
Hingga suatu ketika, ia akan mendapati dirinya telah berubah menjadi pribadi yang lebih sabar, ikhlas, dan berani.
Ingatlah, sejatinya jalan perjuangan ini dilakukan oleh orang-orang terpilih. Mereka yang kuat dan tak kenal lelah.
Lika-liku perjuangan selalu dirintis oleh orang-orang yang berilmu. Dikerjakan oleh orang-orang ikhlas. Dimenangkan oleh orang-orang yang berani.
Karena itu, mari optimis menatap ke depan. Angkat kepala dan langkahkan kaki dengan teguh dan tegap. Kuatkan iman dan bulatkan tekad.
Akhiri kehidupan dunia dengan sempurna. Sempurna bertaqwa kepada-Nya.
Sekarang kita tinggal memilih. Kematian yang seperti apa yang kita inginkan. Apakah kematian mulia atau kematian biasa saja?
Semoga kita mampu menjadi pejuang layaknya akar. Terus menjadi pejuang yang tak kenal lelah. Berakhir menjadi pejuang yang husnulkhatimah. Aamiin.
Solok, 7 Maret 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga kita bisa menjadi pejuang, minimal untuk anak didik kita
Aamiin.
Masyaallah, tulisan penuh motivasi dan mengingatkan. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima ksih, Bu. Wabarakallah, Bu.
Keren
Terima kasih, Pak.
Mantap