TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (46) KAU BAGAIKAN TANAH
Lalu, kau gamit erat tanganku dan menatap lekat penuh kasih. Tatkala berucap, "Kau tahu Sayang, kau bagaikan tanah. Tanah mampu menetralkan petir, meski sambarannya mematikan. Begitu pula engkau, mampu menetralkan hatiku yang tersambar petir cintamu. Kau mampu membuatku tenang, meski gelisah bergelayut tak karuan di sanubari."
Kubalas tatapan itu dengan rintihan, "Iya Sayang, aku tahu. Tapi kau harus juga tahu, kali ini aku tidaklah bisa seperti tanah. Menetralkan rasa sakitku karena pijakan sepatumu!"
Kau menoleh ke bawah, lalu memelukku, meminta maaf.
Solok, 13 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
FM. Mantap
Makacih, Uniku sayang.
Dan akan kempali pada tanah
Ya, benar sekali, Mba Riska.