Uki Lestari

Perempuan kelahiran Sitiung II, 30 Juli 1987 ini adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Dibesarkan dari almarhumah ibu yang juga guru, membuat cita-citanya jug...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (58) PENULIS ITU HARUS ABG

TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (58) PENULIS ITU HARUS ABG

PENULIS ITU HARUS ABG

Oleh Uki Lestari

Sore kemarin, saya digabungkan ke dalam WhatsApp grup (WAG) kelas menulis lagi. Kali ini, adminnya penulis dan penggiat literasi fenomenal yang berasal dari Padang Panjang, Muhammad Subhan.

Ya, saya tak pandang bulu soal menimba ilmu. Selagi bermanfaat, saya akan ikuti. Bukankah ada kata pepatah, kejarlah ilmu hingga ke negeri Cina.

_Saking_ dianjurkannya menuntut ilmu, bahkan ke negeri Cina pun harus dikejar. Jadi kenapa tidak, bila wadah menuntut ilmu itu ada di depan mata. Malah motivatornya satu provinsi dengan saya.

Belajarnya juga toh bukan tatap muka yang memakan waktu dan tenaga. Namun dengan belajar _online_. Ini sangat efektif dan efisien.

Apalagi pada masa mencekam saat ini. Di tengah ganasnya wabah Covid-19. Uda Subhan berinisiasi membuat grup kelas menulis untuk mengisi banyak waktu luang saat di rumah saja.

Pesertanya pun banyak banget. Se-Nusantara. Dari Sabang sampai Merauke. Terakhir subuh ini, di saat saya membuat tulisan ini, baru datang dari wilayah tengah Indonesia, yaitu dari Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Di pertemuan pertama malam tadi, merupakan kelas pembuka, yang mengupas beberapa hal dengan sesi tanya jawab. Di antaranya: niat, tekad, _problem_, juga segala yang menghambat dalam proses menulis.

Insyaallah kata Da Subhan, pertemuan berikutnya baru akan membahas tentang kepenulisan secara rinci dan dalam. Semoga saja kelas ini menambah banyak ilmu dan pengalaman saya.

Beliau juga menjelaskan bahwa, "Menulis itu tidaklah bisa secara instan. Tapi perlu berdarah-darah sebagai tanda kesungguhan."

Pastinya di sini maksud dari berdarah-darah ini bukanlah darah sungguhan. Namun pengorbanan yang besar. Seperti waktu, tenaga, serta paket data bisa jadi. Hehe.

Dalam menulis itu pun kita harus memiliki misi, tujuan, gagasan, bahkan ideologi yang kita sampaikan dalam tulisan-tulisan kita. Itu semua merupakan identitas seorang penulis.

"Anda ingin terbaca sebagai penulis dengan identitas seperti apa, Anda yang bisa menjawabnya." Ujarnya.

Seorang penulis itu juga harus ABG. Ya, penulis harus aktif, baca, dan gaul. Hehe. ABG di sini bukan kependekan dari anak baru gede, ya!

ABG. A adalah aktif. Penulis itu harus aktif dalam hal apa pun dan di mana pun. Aktif mencari, menuntut, menambah ilmu dan wawasan. Pokoknya jangan kaku dan pasif.

B adalah baca. Seorang penulis harus rajin membaca. Membaca apa saja. Bisa koran, majalah, buku, web, medsos, dll. Karena membaca ini merupakan modal bagi penulis untuk menulis. Namun, inilah kelemahan saya.

Saya maunya membaca fiksi saja. Seperti novel, cerpen, puisi, dan karya fiksi lainnya. Itu pun kurang terealisasi sejak saya mulai melakukan umega saat ini. Hehe.

Iya usaha menambah gaji (UMEGA) ini malah bikin semangat membaca, bukan baca buku fiksi apalagi ilmiah, tapi baca buku tabungan. Haha

Balik lagi yuk, ke pembahasan tadi. Dengan membaca kita mampu mengetahui banyak kosakata. Membaca juga mampu melatih kita membaca yang tersurat, tersirat, dan tersuruk.

Beliau juga menyampaikan, bahwa membaca apa saja yang ada membuat kita kaya dalam perbendaharaan kata. Bahkan di rumah beliau sudah ada 4.000an judul koleksi bacaan. Ampun deh. Saya jangankan 4ribuan, 40-an saja sudah _ngos-ngosan_ mencari buku dan sumber bacaan tersebut.

Ketiga ada huruf G yang berarti gaul. Ya, seorang penulis itu harus gaul. Jangan gaptek. Mengetahui segala info terbaru. Ya, otomatis dengan membaca tadilah kita mampu menjadi gaul.

Gaul di sini juga mau bergaul dengan siapa saja. Tak pilih-pilih. Maksudnya, bukan semua orang mesti kita gauli. Namun, mereka yang berdampak positif.

Mereka yang mampu memberikan efek yang baik terhadap kita. Yang menambah ilmu dan wawasan.

Baik tua, muda, kecil, dewasa, remaja, laki-laki, perempuan, _why not?__ Asalkan jangan setengah-setengah di antaranya. Hehe

_So_, ini dulu curahan hati saya yang saya tuangkan ke dalam bentuk tulisan. Semoga kelas tersebut mampu membawa saya pada kebaikan dan menambah ilmu yang bermanfaat.

Tapi, jangan pernah buat ketentuan bahwa seorang penulis itu benar-benar harus anak baru gede (ABG). Karena saya masih ingin berkarya, sedangkan umur sudah mendekati senja. _Please!_

Solok, 25 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren tips nya, bu Uki

25 Mar
Balas

Makasih, Pak. Eh udah berselancar Bapak ke blog saya. Makasih ya, Pak. Hehe

25 Mar

Hihihi... Siap, Pak

29 Mar

Hihihi... Siap, Pak

29 Mar

Makasih Uki

25 Mar
Balas

Sudah duluan ukinyaaaa.....

25 Mar
Balas

Hihihi. Duluan apanya, Uni??? Hehehe

25 Mar

Terimakasih pencerahannya bu Uki, ilmu yang bermanfaat tuk membangunkan semangat saya, lagi dan lagi.

25 Mar
Balas

Mantap, belajar bisa di mana saja dan dgn siapa sj

25 Mar
Balas

Yes...

25 Mar

Senang sekali membacanya bu...mengalir dan enak dilahap...seperti ikut kelas menulis ibu jadinya...salam ibu..

25 Mar
Balas

Alhamdulillah, Bu. Terima kasih sudah mampir di sini, Bu. Barakallah, Bu.

25 Mar

Waaah setelah baca ini, aku dapat istilah baru, shiips

25 Mar
Balas

Hihihi... Alhamdulillah. Barakallah, Bu. Ilmu itu buat dibagi-bagi ya kan, Bu? Bukan untuk disimpan sendiri. Hihihi.

25 Mar

Hihihi,,, iya Bu. Udah 32th, Bu. Hehehe. Belum.mendekati mlam Bu, bru senja. Hihi

25 Mar
Balas

Terima kasih banyak informasi nya Bu Uki.

25 Mar
Balas

Mendekati senja? Masa sih, Bu? Wajahnya masih kayak di awal 30. :D

25 Mar
Balas

Uki Lestari Hihihi,,, iya Bu. Udah 32th, Bu. Hehehe. Belum.mendekati mlam Bu, bru senja. Hihi

25 Mar



search

New Post