Uki Lestari

Perempuan kelahiran Sitiung II, 30 Juli 1987 ini adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Dibesarkan dari almarhumah ibu yang juga guru, membuat cita-citanya jug...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (59) TAMU TAK DIUNDANG
Sumber: Screenshoot FB

TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (59) TAMU TAK DIUNDANG

TAMU TAK DIUNDANG

Oleh Uki Lestari

Sesiang ini, sebelum zuhur, ide saya masih _zonk_. Belum tahu apa yang akan dijadikan bahasan dalam tulisan.

Namun, hati saya seakan tercabik, jantung bergetar dengan cepat, dan darah terasa mengalir begitu deras. Ingin saya menangis, namun saya sadar, ini semua harus dikembalikan kepada Maha Pencipta.

Saya yakin, Dia tak akan memberikan ujian ataupun cobaan pada hamba-Nya melebihi kesanggupan hamba-Nya tersebut. Saya sangat yakin hal itu.

Namun, terlepas dari hal tersebut, jauh dari lubuk hati terdalam, saya berharap jika kejadian ini adalah cobaan dari-Nya. Bukan sebuah teguran atas kemurkaan Allah pada kita. Allahualam.

Bila ditelisik jauh ke belakang, betapa banyaknya perbuatan yang sangat mengundang kemurkaan Pencipta. Begitu jauh kita meninggalkan perintah-Nya. Sedangkan larangan-Nya, bagai jamur di musim hujan keberadaannya.

Semoga kita bukanlah termasuk kepada golongan yang demikian. Golongan yang dimurkai Allah azza wajala. Naudzubillahiminzalik.

Saya lunglai, di tengah ketidakberdayaan dalam mengeluarkan ide, tiba-tiba saya mendapat kabar siang ini. Bahwa, di Sumatera Barat telah ada yang positif Covid-19. Astaghfirullah.

Rasa kewaspadaan ini makin tinggi. Kemarin yang saat saya baca masih 0 positif, namun hari ini telah terdengar ada 1 orang.

Satu orang positif berasal dari Bukittinggi dan 1 orang PDP dan telah meninggal yang berasal dari Solok Selatan. Dan baru diketahui, PDP yang meninggal.tersebut bukan positif Covid-19, namun positif HIV.

Ini sangat memprihatinkan. Ia mulai merambat ke daerah kami. Berita tersebut langsung saya dapat dari acara _live_ di salah satu stasiun TV swasta dari Rumah Sakit M. Mochtar Bukittinggi.

Tamu tak diundang itu pun benar-benar hadir. Meresahkan setiap manusia yang mendengarnya. Kita sebagai ciptaan Allah, hanya bisa berikhtiar dengan sebaik-baiknya dan berdoa di setiap waktu.

Untuk memperkecil banyaknya korban dan memperpendek penyebaran virus ini, marilah kita saling peduli. Baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Jika kita terinfeksi, otomatis orang terdekat kita juga akan terinfeksi. Meski kita tidak memperlihatkan tanda-tandanya, sengaja atau tidak, kita telah ikut menyebarkannya.

Karena itu, marilah kita ikuti kebiasan Rasulullah. Mari kita jalankan perintah pemerintah. Mari kita ikut serta memerangi virus ini. Dengan cara berpartisipsi mulai dari diri sendiri dan keluarga.

_Stay at home_! Merupakan langkah penting dalam memutus tali rantai virus ini. Ia akan pusing, siapa lagi yang akan dijangkiti, sedangkan orang-orang sudah tak dapat ditemui di kerumunan.

Ia akan panik di saat jalan masuk ke tubuh manusia sudah tertutup rapat. Ia juga akan gigit jari tatkala tubuh yang selalu bersih dan siap menangkis kedatangannya.

So, mari peduli. Karena, kepedulian tersebut bukan saja menyelamatkan diri sendiri. Namun mampu menyelamat pertumbuhan dan perkembangan bangsa di segala aspek kehidupan.

Baik di aspek kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keaman, bahkan hukum. Mulailah dari yang kecil. Yaitu diri kita sendiri.

Tetap di rumah saja, jaga kesehatan diri dan lingkungan, jangan bepergian bila tak mendesak, dan jaga jarak dengan orang lain.

Yang paling penting, jangan lelah untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Sang Khalik. Karena tak ada yang tak mungkin bagi-Nya.

Banyak hal yang dapat dilakukan dalam menjaga diri. Semuanya tidaklah sulit. Semua bisa kita lakukan jika benar-benar kita mau dan sadar akan bahaya yang akan datang.

Namun, jaga jarak minimal satu meter cukup dipraktikkan di luar rumah dan di keramaian. Jangan coba-coba dilakukan di rumah pada istri atau suami. Kecuali jika sofa di ruang tamu Anda, sudah siap menjadi pengganti kasur empuk mendengkur malam ini. Hiks!

Solok, 26 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya Allah, ..sudah masuk ke situ juga? harus dicegah sebelum merebak..semoga anda dan keluarga selalu dlm lindungan Allah SWT...banyak berdoa ya,, beribadah juga..saling mendokan..stay at home saja..salam Bu Uki dari Lee Min Ho

26 Mar
Balas

Semoga wabah ini cepat berlalu.. Dan pergi dari negeri ini..Ditempat sama sudah ada yang meninggal 1 orang bu.Ya Allah.. Lindungilah kami semuaSemoga kita bisa bertemu Ramadhan dengan hilangnya wabah ini

26 Mar
Balas

Bnr, Buu... Bkittinggi hny 40 km dr sy, Buu... Tamu tak diundang itu tlh mnyampiri kt. Sht sll utk Ibu. Tulusan bagus. Brakallh...

26 Mar
Balas

Ya, Bu. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah. Doa yg sama but Bu Yossa. Alhamdulillah, terima kasih, Bu.

26 Mar

Iya, Lee. Ia datang juga. Semoga Allah melindungi kita semua. Terima kasih doanya, Lee. Doa yang sama untuk Anda. Insyaallah, saya akan lockdown. Di rumah aja.

26 Mar
Balas

Kita semakin ketar ketir sebenarnya ya buk Uki, tetap waspada, semoga tamu yang tak diundang itu cepat pergi dan berlalu, kita mengingikan kehadirannya, bikin merinding aja, hus..hus.hus..pergi..pergi dari kampung kami. hege

27 Mar
Balas



search

New Post