TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (65) PULANG KAMPUNG
PULANG KAMPUNG
Oleh Uki Lestari
Akhir-akhir ini kata 'Pulang Kampung' sangat kontra dengan keadaan saat ini. Ya, dikarenakan wabah Corona yang sedang marak, memengaruhi di segala lini kehidupan.
Bahkan sampai melarang para perantau untuk pulang ke kampung halaman. Ini bukanlah tindakan yang lebay. Semua untuk kebaikan kita bersama.
Dengan kebijakan ini diharap mampu memutus mata rantai perkembangan Covid-19. Agar ia pusing tujuh keliling mencari mangsa yang bersembunyi di rumahnya masing-masing
Ba'da magrib, saya memantapkan hati untuk pulkam. Saya tak menghiraukan larangan para sahabat untuk saat ini. Lha, kampung saya hanya berjarak lebih kurang 5 kilometer dari tempat saya tinggal sekarang.
Sehari sebelum rencana ini direalisasikan, saya mengirim postingan di FB. Bahwa saya akan pulang kampung. Para _fesbuker_ semangat 45 melarang. Bagi mereka yang tahu kondisi saya, mereka menertawakannya.
Ya. Jarak Muara Panas ke Koto Baru tidak begitu jauh. Cukup 10 menit perjalanan. Cukup dekat bukan? Jadi menurut saya gak apa-apalah
Akhirnya akhir Maret malam kami bertolak ke Koto Baru. Rumah yang sangat saya rindukan. Rumah tempat saya dibesarkan.
Setiba di rumah sebelum isya, saya langsung pasang badan. Keadaan rumah yang sudah lama saya tinggal sudah kumuh. Terpaksa saya membersihkannya meski mentari telah lama mulai terlelap.
Alhamdulillah, sebagian ruangan yang perlu dipakai malam ini telah bersih. Kamar tidur dan ruang keluarga sudah kembali kinclong.
Saya pun rehat sejenak. Ternyata anak-anak telah terlebih dahulu terlelap indah. Setelah shalat Isya dan sunahnya, saya pun berbaur dengan mereka. Menikmati malam berteman guling yang setia.
Pagi ini tak biasa Tanha, bungsu saya bangun lebih awal. Ia terjaga tidak lama setelah saya salat Subuh. Semalam ia mengerang, ingin bertemu nenek yang baru beberapa jam kami tinggal di Muara Panas.
Ia begitu ceria. Begitupun dengan Naura yang biasa kami panggil Una, yang artinya Uni Naura.
Pagi ini saya persiapkan 3 minuman hangat buat keluarga kecil kami. Dua gelas kopi dan satu gelas teh.
Karena bau kopi yang begitu menggoda, abi Natan (Naura dan Tanha) yang menambah tidurnya setelah subuh tadi, tak bisa melawannya. Ia pun bangun dan _nimbrung_ bersama kami.
Begitu indah pagi kami kali ini. Hangat dan penuh canda tawa. Apalagi mendengar celotehan Atan (panggilan sayang Tanha) membuat kami tertawa bersama.
Buat teman-teman yang ingin pulang ke kampung yang dekat 1-5 km, jangan takut dijadikan ODP oleh pihak yang berwajib ataupun oleh Dinas Kesehatan. Tapi takutlah bila dijadikan ODP oleh pihak RSJ.
Solok, 1 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Begitu ngotot nya mau pulang,Wong dekat tu la iyooo
Hihihiiii...
Lah dilarang jan pulang kampuang juo, tanang se lah di Muaro Paneh. Hadeehhhh
Hiks... Hiks... Hiks... Pokoknya saya mau pulkam. Titik!
Pulang kampungnya dekat, kayak ke pasar ya bu.. enak lah ya. Selamat pulkam, semoga selalu sehat
Hihi. Alhamdulillah, iya, Bu. Aamiin. Doa yg sama buat Ibu juga ya, Bu.
Kalau ker umah ortu yg berjarak 1 jam dr rumah saya, malah berani nih,..justru ke pertokoan ,itu yg gak boleh..pulkam dr jakrta, beda propinsi, itu yg diwaspadai, kecuali dinas he..he., jaga sehat ya..salam ke Naura
"Insyaallah siap laksanakan, Pak De!" jawab Naura. Hihihi.
Ups, buat Naura aja, Pak De? Tanha gak dapat salam, nih? Hehe