Uki Lestari

Perempuan kelahiran Sitiung II, 30 Juli 1987 ini adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Dibesarkan dari almarhumah ibu yang juga guru, membuat cita-citanya jug...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (69) SOK ALIM

TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (69) SOK ALIM

SOK ALIM

Oleh Uki lestari

"Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya (HR. Muslim)

Inilah sebuah hadis yang membuat saya semangat berbagi dan mengingatkan kebaikan. Meski terkadang saat saya melakukan hal tersebut, saya juga sedang berjuang melakukannya.

Hadis tersebut juga memperlihatkan bahwa menebar kebaikan itu memiliki begitu banyak manfaat. Hanya membagikan meski tidak melakukan, pahala yang diperoleh sama dengan orang yang mengerjakan. Apalagi ikut melakukannya, betapa tinggi unggukan pahala kita bukan?

Tidak mesti menjadi ustaz ataupun ustazah untuk mengajak ke jalan Allah. Yang penting melakukan yang baik dengan cara yang benar. Yaitu yang sesuai dengan Al Qur'an dan hadis.

Jangan patah semangat untuk menebar kebaikan meski kita belum sempurna. Sejatinya kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT.

Terkadang kita mendapat ocehan sok alim, sok suci, dan sok baik. Ketahuilah, khilaf pada manusia adalah sebuah keniscayaan. Bila keliru, buru-buru bertobat. Bila salah segera minta maaf. Bila salah ucap atau langkah cepat beristigfar.

Jangan gentar, sekali-kali jangan. Itu semua semata ujian bagi kita. Apakah kita mau lanjut atau malah surut.

وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

()

_Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk_

(Surat An-Nahl, Ayat 125).

"Lanjutlah!" pesan guru saya saat ngaji. Kata singkat namun padat makna. Membakar motivasi itulah yang perlu kita dapat. Di samping menjaga keistikamahan juga merasa ada orang di belakang kita untuk men- _support_. Sungguh besar sebuah _support_ itu, bukan?

Manfaat menebar kebaikan dan berbagi ilmu itu, di antranya:

1. Sebuah kebaikan tidak hanya membuat baik orang yang diberikan. Namun juga pada diri yang memberi kebaikan.

Jika menunggu baik, menunggu soleh/saliha, dan menunggu bersih dari dosa-dosa, maka tidak akan ada yang berdakwah. Karena tidak seorang pun yang terhindar dari dosa. Sebab manusia itu tempatnya khilaf.

Tidak ada manusia yang sempurna. Seperti kata pepatah, _Tak ada gading yang tak retak_. Selagi masih hidup, selagi ada kesempatan, mari ciptakan kebaikan, mari tebarkan manfaat.

Kita tidak tahu, dengan kita hanya membagikan ilmu atau mengajak dalam kebaikan, di saat itulah pintu tobat seseorang terbuka. Diberikannya hidayah oleh Allah. Lalu, apa timbal baliknya pada kita? Sungguh pahala yang teramat besar yang sedang mengejar kita.

2. Dengan berbuat kebaikan cahaya pada wajah akan Allah munculkan. Jika melihatnya, orang merasa teduh dan tenang. Ini melebihi yang hanya sekadar cantik rupawan bukan? Sebab, yang cantik belum tentu meneduhkan dan menenangkan.

3. Kebaikan mampu mendatangkan sinar hati. Hati senantiasa damai dan tentram.

Tidak ada lagi risau. Hidup terasa lebih mudah dan tenang. Karena kita selalu berpikir bahwa Allah-lah yang mengatur.

3. Rezeki lapang. Rezeki tidak saja harta. Namun kesehatan dan kebahagiaan termasuk pada rezeki.

Jadi bila ingin rezeki lapang, bahagia, dan sehat, perbanyaklah berbuat baik.

4. Dicintai banyak orang. Sebab, bersamanya orang merasakan kedamaian. Merasa aman dan nyaman.

Karena, berkumpul dengan orang baik otomatis orang-orang di dekatnya juga akan terbawa baik.

Dalam menebar kebaikan ada 5 hal yang perlu kita tanamkan dalam diri sebelum melakukannya, di antaranya:

1. Ikhlas berbagi. Semua semata-mata karena Allah. Bukan karena siapa-siapa.

2. Niat utama untuk mengamalkannya.

3. Jauhi riya dan tendensi dunia (ingin tenar).

4. Jangan melupakan dakwah di dunia nyata. Keluarga dan orang-orang terdekat yang paling diprioritaskan. Meski dakwah dunia maya lebih efektif.

5. Berdoa agar dakwah kita berkah.

_So_, yuk berbuat kebaikan mulai dari sekarang. Jangan takut dan bimbang. Ada Allah. Berbuatlah karena Allah.

Jangan takut dibilang sok alim. Jawab saja, "Mending sok alim daripada sok bejat!" moto Ni Refnita guru ngaji saya. Hehehe.

Solok, 5 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut terus ki, apalagi demi kebaikan

05 Apr
Balas

Insyaallah siap, Bu Chu...

05 Apr

Ancak diak. Biasa itu say. Yg penting niat kita baik. Ibu juga sering dibilang sok alim karen sering bertausiah di fb, baik hadis, kata mutiara, atau makna ayat yg disampaikan. Kita tak peduli.teruskan dg istikomah

05 Apr
Balas

IInsyaallah siap, Kakcan

05 Apr

Terus lanjut uky cantik.tebarkan kebaikan apa saja yg kita bisa.

05 Apr
Balas

Insyaallah, siap Buk sayang.

05 Apr

Setuju ki

07 Apr
Balas

Jangan didengarkan komentar org buk..tapi tetaplah berbuat dan berbuat

05 Apr
Balas

Insyaallah siap, Bu.

05 Apr

Sampaikan dariKu walau satu ayat. Betul bunda cantik. Setiap kita diminta pertanggungjawaban

05 Apr
Balas

Ya, Bu. Siap.

05 Apr
Balas

Mantap dinda, lanjutkan. Allah suka, biarkanlah orang2 yang tak suka itu. Smangat ya....

05 Apr
Balas



search

New Post