Uki Lestari

Perempuan kelahiran Sitiung II, 30 Juli 1987 ini adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Dibesarkan dari almarhumah ibu yang juga guru, membuat cita-citanya jug...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANTANGAN MENULIS DI GURUSIANA (17) KABAR DUKA PEMBUNGKUS BAHAGIA

TANTANGAN MENULIS DI GURUSIANA (17) KABAR DUKA PEMBUNGKUS BAHAGIA

*KABAR DUKA PEMBUNGKUS BAHAGIA *

Oleh Uki Lestari

Tiada manusia yang bisa menolak takdir. Baik atau buruk harus menerimanya. Percaya bahwa itu semua dari Allah.

Ini salah satu rukun iman, iman kepada qada dan qadar. Bila tak mempercayainya, keislaman kita tentu dipertanyakan. Karena wajib hukumnya, muslim mengimani rukun iman yang enam.

Begitu pula dengan yang terjadi pada saya 10 tahun yang lalu. Saat kabar suka dan duka datang bersamaan.

Dengan status anak piatu, sedangkan ayah jauh di Kalimantan. Membuat saya benar-benar harus mandiri.

Memiliki tiga kakak perempuan, tidak serta-merta bisa bermanja pada mereka. Semuanya harus menuruti suaminya bekerja. Keadaan yang memaksa mereka tak bisa menemani saya di rumah.

Kakak lelaki saya pun juga harus bekerja. Dan membawa adik laki-laki saya yang masih duduk di kelas 1 SMP, ikut dengannya.

Tinggallah saya dengan adik perempuan saya di rumah berdua. Kami, dua gadis tanpa orang tua, tinggal di rumah dengan mandiri.

Dan ketika adik perempuan saya pun harus pergi, tinggal saya sendiri di rumah. Tak tahu apa yang harus saya lakukan. Tinggal di rumah yang besar dan memiliki banyak kamar, membuat saya ngeri.

Bagaimana tidak, suasana siang yang hening menyelimuti rumah. Jika hujan turun, langit menajdi kelam. Apalagi malam. Saya ndak kuat.

Pintu-pintu tetangga pun pada umumnya tertutup. Seperti tak berpenghuni. Mereka sibuk di dalam rumahnya masing-masing. Saya di sini, di rumah ini, sendirian. Takut!

Tak jarang saya menginap di kos-kosan teman saya. Yang sekarang menjadi istri dari adik suami saya. Sering pula ia saya ajak tidur di rumah.

Akhir pekan, ia tak sungkan mengajak saya bermalam di rumahnya. Begitu seterusnya. Selama beberapa bulan.

Suasana di rumahnya sangat asyik. Betapa tidak, saat fajar menyingsing, saya pun dibangunkan oleh kepulan asap dari dapur.

Iya. Kepulan asap saat ibunya memasak. Masih menggunakan tungku. Oh indahnya, suasana seperti ini yang sangat saya rindukan, ketika saya kecil dulu di rumah nenek.

Pagi itu saya sibuk dengan kegiatan kami. Setelah salat Subuh, kami mengaji. HP yang sedari tadi berbunyi tak terdengar.

Sejurus kemudian, kami pun menikmati manisnya bubur kacang hijau. Oh, ternyata ibu teman saya itu membuat kolak kacang hijau sepagi itu.

Saya lihat HP yang kembali berdering, ternyata dari teman kuliah saya. Banyak sms masuk yang antri di kotak inbox.

"Assalamualaikum, Uki. Selamat ya... Kamu lulus, kamu jadi PNS!" ucapnya terdengar girang. "Waalaikumsalam, Ta. Beneran, Ta?" sambut saya tak kalah girang. "Iya, kita lulus, Ki. Kamu di Kab. Solok dan aku di Kab. Sijunjung," balas Vita.

Tak henti saya mengucap syukur. "Allah telah mendengar doa dan harapan saya selama ini. Usaha saya tak sia-sia," saya membatin.

Tak lama berselang, kakak perempuan saya di Dharmasraya pun menelepon. Suaranya serak, dan sepertinya sudah menangis.

"Assalamualaikum, Ki. Kamu di mana? Udah dapat kabar, belum?" tanyanya membabi buta. "Waalaikumsalam, kabar apa, Uni? balas saya.

"Innalillahiwainnailaihiraaji'uun," ucap saya sedih, setelah mendengar penjelasan kakak saya itu.

Bersambung

Solok, 13 Februari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ending tergantungPenasaran

13 Feb
Balas

penasaran he he itulah akau tak suka cerita bersambung kecuali sudah ku kumpulkan ceritanya baru kubaca ha ha

14 Feb
Balas

hehehehe, tantangan gurusiana ke 19 insyaallah sambungannya, Bu.

14 Feb

hehehehe, tantangan gurusiana ke 19 insyaallah sambungannya, Bu.

14 Feb

Keren ki

13 Feb
Balas

Makasih, Uni Zheyenk.

13 Feb

buah kesabaran,keiklhasan dan keimanan..selamat ya utk saat itu..ikut terharu nih..eh,makanya merah..suka tulip merah rupanya..he.he..

13 Feb
Balas

Apanya yang "makanya merah", Run no car no??? Hehehehe

13 Feb

Hahahahaa.... Bersambung, Bun. Insyaallah besok diobati penasaran, Bunda. Hihihi.

13 Feb
Balas



search

New Post