TANTANGAN 90 HARI MENULIS DI GURUSIANA (4) MEMENANGKAN JIWA
MEMENANGKAN JIWA
Oleh Uki Lestari
Seperti yang kita tahu, apa yang ada di dalam hati dan jiwa seseorang, tidak ada yang tahu. Kecuali Tuhannya, Allah swt.
Bahkan pribadi tersebut pun tak tahu, apa yang akan ia rasakan di waktu selanjutnya. Sekarang yakin, mungkin sedetik kemudian ragu. Sekarang berkata tidak, mungkin semenit kemudian begitu yakin. Semua karena Dia. Pemilik hati. Pembolak balik hati.
Jiwa yang gersang, siramilah dengan iman. Jangan sampai terus menerus tandus tak berkehidupan.
Tanamilah dengan taqwa. Lebatkan dengan akhlak. Pupuk dengan ibadah. Perindah dengan ikhtiar dan doa. Insyaallah, semua akan tumbuh dan bersemi, hingga tubuh sebagai penopang akan merasakan nikmatnya.
Sebagai orang yang beriman, jangan sampai menganggap diri ini suci. Tanpa dosa. Yang tampak hanya kesalahan-kesalahan orang lain. Sedangkan kita, tak luput dari dosa. Bahkan berlumpur dosa.
Kita pun mampu mengambil pelajaran dari sebuh cerita yang mengisahkah seorang pemuda yang sebelumnya taat namun berubah sebab suatu peristiwa.
Saat ia shalat di sebuah masjid di dekat rumahnya. Tak sengaja, ia lupa mengubah HP-nya ke dalam silent mode. Tiba-tiba, di saat berdoa, HP itu pun berbunyi.
Takmir menegurnya dari saf depan. Beberapa jamaah memarahinya. Menganggap telah mengganggu kekhusyukkan dan ketenangan mereka saat berdoa.
Ditambah lagi, di sepanjang jalan pulang, sang istrinya tak henti membahas persoalan tersebut. Keteledorannya kali ini, dianggap suatu kesalahan fatal.
Tatapan-tatapan mata pun, membuatnya terbenam ke dalam penyesalan yang tak bertumpu. Ditertawakan, dilecehkan, dan dipermalukan. Bahkan dari orang terdekat yang berharap akan membelanya. Sayangnya, itu hanya harapan kosong tak menjadi nyata.
Sejak saat itu, ia memutuskan tak akan melangkahkan kaki ke masjid itu lagi.
Malam pun tiba, ia pun keluar menghindari omelan istri yang masih tersisa. Ia pun pergi ke sebuah kafe tak jauh dari rumahnya.
Masih dalam perasaan yang tak karuan dan suasana hati yang ambruk. Tak sengaja, ia menjatuhkan gelas minuman pesanannya. Sehingga minuman tersebut tumpah dan gelasnya pecah.
Secepat kilat pelayan kafe tersebut meminta maaf. Segera ia berikan lap bersih untuk membersihkan bajunya. Petugas kebersihan pun dengan sigap membersihkan tumpahan tersebut dan mengepel lantai yang berserakan.
Manajer cafe pun buru-buru mendekat. Mengganti minuman yang baru dan memberikan pelukan hangat sambil berbisik, "Jangan kuatir. Itu hal biasa. Siapa sih yang tidak pernah berbuat salah?" ucapnya.
Sejak saat itu, pemuda itu tak pernah absen ke kafe tersebut.
Itulah sepenggal kisah yang seharusnya dapat kita ambil hikmahnya. Bahwa, khilaf dan salah akan pasti ada dalam setiap diri manusia.
Kita manusia harus mampu menjadikan setiap kesalahan tersebut, sebagai pelajaran dan sedapatnya mengurangi kadarnya.
Bila seseorang berbuat khilaf, jangan langsung mengecapnya sebagai pendosa yang tak patut memperbaiki kesalahan. Sejatinya, Allah Maha Pengampun. Al-Ghaffaar.
Jika Allah yang Mahatinggi saja mau mengampuni hamba-Nya. Mengapa kita makhluk daif berlagak suci tanpa dosa, tanpa khilaf?
Respon kita kepada sesama sangatlah berarti. Jangan sampai karena tanggapan kita dalam merespon suatu hal, kita membawa jiwa-jiwa ke neraka. Mengeksklusifkan diri sebagai jiwa suci tanpa noda, tanpa dosa.
Bagaimana kita membicarakan tentang memenangkan jiwa? Jika hanya fokus kepada kesalahan-kesalahan mereka yang terkadang tak sengaja. Jagalah ucapan! Jangan menghakimi!
Ini bukan soal siapa yang salah atau benar. Melainkan, respon akan menentukan langkah setiap orang yang menerimanya. Jadilah jiwa yang menghangatkan. Merespon dengan bijak sehingga mampu membawa jiwa-jiwa tersebut ke surga. Bukan ke neraka.
Solok, 31 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pencerahan yang menyentuh hati. Trims Uki
Samasama, Buk Fit Sayang