Uki Lestari

Perempuan kelahiran Sitiung II, 30 Juli 1987 ini adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Dibesarkan dari almarhumah ibu yang juga guru, membuat cita-citanya jug...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANTANGAN MENULIS DI GURUSIANA (5) SCORPION

TANTANGAN MENULIS DI GURUSIANA (5) SCORPION

SCORPION

Oleh Uki lestari

Dulu, saya tinggal di sebuah daerah yang jauh dari kampung orang tua. Bahkan saya dan dua saudara saya dilahirkan di sana. Banyak teman yang tidak menyangka saya lahir di sana. Kenapa bisa? Bisa dong! Hehe.

Iya, saya adalah anak dari seorang guru dari Solok. Namun, ibu saya ditempatkan mengajar di salah satu daerah transmigrasi di Sumatera Barat, yaitu di Sitiung II. Kabupaten Dharmasraya saat ini.

Dulu, Dharmasraya tercakup dalam Kabupaten Sijunjung. Namun, setelah terjadi pemekaran wilayah pada 2003, maka Dharmasraya membentuk kabupaten sendiri. Yaitu Kabupaten Dharmasraya yang beribu kota Pulau Punjung.

Nah, di sanalah saya lahir dan dibesarkan. Saya tinggal di rumah guru yang sangat sederhana. Lantainya tembok yang penuh lubang di sana sini. Kaca jendelanya pun sudah tanggal beberapa di antaranya. Dindingnya ada yang sudah diamplas, dan tidak sedikit yang masih kasar.

Saat itu listrik belum masuk ke rumah dinas tersebut. Petromaks adalah suatu hal yang luar biasa saat itu. Kebanyakan warga menggunakan lampu sempor dan semprong untuk penerangan di malam hari.

Dipan yang ada pun hanya satu. Sedangkan kami yang tinggal di sana 6 orang. Ibu, ayah, sepasang kakak, saya, dan seorang adik perempuan.

Dengan keterbatasan yang ada, orang tua kami pun tak habis akal. Kami menggabungkan beberapa meja yang tak terpakai di sekolah. Alhamdulillah ada beberapa meja yang nganggur. Sehingga bisa kami jadikan pengganti dipan.

Di atas meja itulah kami empat bersaudara tidur. Kami dapat tidur nyenyak di setiap harinya dengan diselimuti syukur yang ditanamkan orang tua kepada kami.

Suatu malam, saat itu hujan turun begitu lebat. Kami sedang duduk-duduk santai di ruang keluarga. Waktu itu adik saya demam. Sehingga ia ditidurkan di ruang lepas tersebut.

Udara lembap dan dingin menusuk setiap sisi di tubuh kami. Namun cerita dari ibu, membuat kami tak acuh terhadap cuaca saat itu.

Ibu asyik bercerita. Namun, di sela-sela bercerita, ibu selalu mengingatkan kami. "Waspada ya, anak-anak kalau hujan begini, kalajengking biasanya suka masuk ke rumah!" ucap ibu. Kami pun sesekali melihat keadaan lantai di sekitar kami duduk.

Ibu lanjut bercerita, kami pun menyimak dengan saksama. Namun, tiba-tiba saya terpekik. Belum sampai lima menit ibu mengingatkan, ternyata yang ditakuti ibu benar-benar terjadi. "Ibu, ada kalajengking!" pekik saya histeris.

Saya lihat kalajengking yang berukuran besar menjalar dari pintu ke arah tikar tempat kami duduk. Dengan sigap, kakak laki-laki saya mengambil sandal kami yang tak jauh darinya. Ia pukul dengan membabi buta. Akhirnya hewan berbisa itu pun mati.

Kami pun bernapas lega. Ibu melanjutkan bercerita. Kakak-kakak saya pun juga lanjut menyimak. Namun, saya masih merasakan geli. Saya sudah tidak dapat menyimak dengan baik lagi. Masih waspada tingkat tinggi. Merasa kalanjengking atau lipan menjalar di tengkuk saya. Ihhh.... Takut!

Lagi-lagi, saat ibu asyik bercerita, saya kembali terpekik. "Uda, dekat uda ada kalajengking tuh!" teriak saya ketakutan. Secepat kilat kakak laki-laki saya itu pun bangkit dan mencari. "Di mana?" tanyanya bersemangat. Di tangannya sudah siap sedia sendal. "Ia lari ke bawah tikar, Da!" jerit saya histeris sambil memanjat ke atas kursi.

Semua beranjak bergegas menjauhi tikar tempat kami duduk tadi. Setelah lama mencari di bawah cahaya remang, kalajengking itu pun terbunuh oleh pukulan maut uda saya. Alhamdulillah.

Karena sudah dua kali hewan melata itu masuk ke rumah. Ibu memerintahkan kami untuk segera tidur. Paling tidak, di kamar tidurnya di atas meja. Ibu juga berpesan untuk menutup lubang pintu bagian bawah dengan kain, agar binatang-binatang melata tidak dapat masuk ke kamar.

Malam itu, saudara saya pun tertidur pulas. Hanya saya yang belum bisa memejamkan mata. Geli masih menghinggap pikiran ini.

Tiba-tiba saya terpekik lagi. Saat menyentuh sesuatu yang dingin di punggung. "Uni, apa yang ada di punggung saya?" jerit saya yang membangunkan kakak-kakak saya tersebut.

Uda dan Uni pun bergegas melihat. Dengan jengkel mereka menjawab, "Ini kan mainan kamu siang tadi!" jawabnya dengan mata yang ngantuk berat. "Oh, ternyata mainan karet yang tadi siang saya mainkan." batin saya merasa bersalah.

Mereka pun kembali tidur, namun saya masih menerawang ke langit-langit. Saya pun mengambil sebo dan menutup mata dan telinga, kalau tidak dengan benda tersebut, saya tidak akan bisa tidur. Sampai sekarang pun masih seperti itu.

Tak berapa lama terlelap, saya pun terpekik lagi. "Ibu...... Ada kalajengking di perut saya, Bu! jerit saya terkejut. Ibu pun menggoyang-goyangkan tubuh saya. "Udah ah, bangun! Sudah pagi nih! Kamu mimpi terus dari semalam, mimpi kalanjengking." jawab ibu yang berdiri disamping. Syukurlah, ternyata hanya mimpi!

Huft!

Solok, 1 Februari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kini lai ado buk uki k damasraya??

01 Feb
Balas

Jarang Buk, waktu liburan dan lebaran aja lagi Buk. Tempat Uni Ki di sana, Buk.

03 Feb

Rupanya mimpi bun

01 Feb
Balas

Yang menghadapi 2 kalajengking itu emang nyata, Uni. Hehe. Yang pekikan terakhir itu, baru mimpi Uni Ezi. Hehehe

03 Feb

Masa kecil penuh kenangan. Sukses selalu. Barakallah

01 Feb
Balas

Wabarakallah, Bu. Terima.kasih, Bu.

10 Mar

kenangan indah tebakut dalam cerita yang indah pula. sukses bun

01 Feb
Balas

Alhamdulillah, terima kasih, Bu. Iya, Bu. Kenangan masa kecil yang tak terlupakan, Bu.

03 Feb

Masa kecil indah penuh cerita berkumpul bersama keluarga

01 Feb
Balas

Alhamdulillah iya, Bu. Masa kecil penuh cuka cita.

03 Feb
Balas



search

New Post