UNTUK APA MENGEJAR DUNIA?

Oleh Uki Lestari

Dunia adalah kehidupan fana. Sementara. Semua yang ada di dunia ini akan binasa. Jangan sekali-kali menghamba pada dunia. Engkau akan celaka.

Menurut Ibnul Qoyyim Rohimahullah, dunia itu jadikan seperti bayangan. Bila kita pergi dia akan mengikuti, bila dikejar maka tak akan pernah kita dapat.

Iya, kita tak akan mampu mengejar dunia. Tak akan pernah bisa mendapatkannya. Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu.

Cintai dunia sekadar saja. Jangan mati-matian karena dunia. Sejatinya, bila mencintai dunia, dunia akan pergi. Cinta pada manusia, manusia akan mati. Maka, cintailah Allah, Dialah yang kekal abadi.

Jangan bersaing dalam urusan dunia, karna itu adalah suatu yang mudah. Yang tidak beriman pun mampu mendapatkan dunia. Namun, bersainglah dalam urusan akhirat.

Sebab, bila kita hanya bersaing dalam urusan dunia, kita tak akan mendapatkan apa-apa. Namun, bila kita bersaing dalam urusan akhirat, dunia otomatis akan senantiasa kita peroleh.

Ada yang memiliki segalanya di dunia, tapi hatinya hampa. Kenapa? Karena bahagia itu bukan tentang apa yang dipunya namun apa yang dirasa. Yaitu, rasa syukur.

Bekali diri untuk pulang ke akhirat, karena segala yang dipunya di dunia ini akan kembali ke Pemiliknya.

Mensyukuri atas apa yang dimiliki, merupakan salah satu wujud dari takwa. Bekali diri dengan iman dan takwa, amal saleh, dan anak-anak yang ahli Alquran.

Jangan lelah menuntut ilmu, terlebih ilmu agama. Pengajian dan taklim sarana yang tepat dalam menambah ilmu agama.

Namun, jangan sekali-kali merasa hebat dengan banyak datang ke pengajian. Tiap hari mengikuti taklim. Namun, berapa banyak yang diamalkan? Apakah dengan pengajian tersebut telah membuat kita menjadi lebih baik?

Tujuan utama dalam menuntut ilmu adalah pengamalannya.

Bila dilihat di setiap daerah saat ini, banyak perkumpulan masyarakat pengajian dan taklim.

Namun, apakah kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan tujuannya? Atau hanya ajang perlombaan bagi anggotanya dalam urusan dunia? Semoga kita dijauhi dari hal seperti itu.

Namun tak sedikit pula manusia yang telah mengingat mati. Yang menuntut ilmu demi akhiratnya.

Mereka yang seolah miskin di dunia, karena hartanya sebagian besar dijalankan untuk kepentingan akhirat. Namun ketahuilah, mereka sungguh termasuk orang-orang yang kaya di akhirat.

Tabungannya begitu menggunung dalam catatan malaikat. Tiada terkira. Tujuan mereka hanya satu, mencari ridha Allah, dan dengan ridha Tuhannya itu, ia memperoleh surga.

Jika sudah banyak orang mengejar surga, kenapa kita masih mengejar dunia?

Apakah tidak cukup dahsyatnya surga menjadi motivasi kita dalam beramal? Apakah tidak cukup surga tujuan akhir hidup kita?

Allah Maha Mengetahui. Allah akan tahu, hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam bertobat. Allah akan tahu, hamba-Nya yang berharap ampunan dan ridha-Nya.

Solok, 4 Februari 2020