Di era milenia dimana seluruh pengetahuan dan ilmu dapat di akses melalui smartphone atau gadget menjadi kebiasaan peserta didik mulai dari bangku SD hingga Mahasiswa. Tua maupun muda,kanak-kanak hingga orang dewasa di sekeliling kita selalu sibuk mengakses handphone yang ada dalam genggamannya baik untuk bekerja maupun hanya sekedar duduk santai melepas lelah.

Kini dunia seolah ada dalam genggaman, siswa dan siswi di sekolah jika diberi tugas oleh guru mengenai sebuah topik permasalahan atau pengetahuan baru pasti menjadikan handphone dan akses internet menjadi satu-satunya sumber belajar.

Ruang baca di sudut-sudut perpustakaan yang dulunya ramai dipenuhi oleh siswa untuk membaca ataupun mendiskusikan bahan belajar kini seolah tak berpenghuni sepi hanya tumpukan buku di rak tersusun rapi dan sesekali mendapat sentuhan dari petugas perpustakaan anak sekolah di zaman sekarang bahkan lebih senang duduk diam di depan laptop menjelajah dunia maya mengerjakan tugas-tugasnya

Hal ini menjadi perhatian dari pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan berusaha membangun kembali budaya literasi atau kebiasaan membaca buku bagi peserta didik dan tugas kita sebagai seorang pendidik bagaimana bisa mengenalkan kembali anak-anak kita terhadap kawan setia yang paling baik dijadikan sebagai teman duduk yaitu buku

Buatlah anak tersebut menjadi terbuai oleh buku sebab bagaimanapun canggihnya smartphone yang kita miliki tak bisa menggantikan ilmu yang dituliskan dalam bentuk lembaran-lembaran yang terketik secara rapi di bingkai sampul indah warna warni bernama "BUKU"