SUARA ITU
Malam itu Hujan rintik turun lagi. Jiwa malam ku bergejolak tinggi. Aku bersama para wanita kecil berselimut busana malam. Adzan bekumandang membuat kami ingin memandangi langit yang hitam. Ya suasana malam mencekam padahal tidak seseram bayangan orang-orang. hahaha tertawaku lucu dalam hati. Ketika itu aku masih saja seperti gadis mungil yang duduk dibangku sekolah dasar. Wanita kecil itu adalah adik-adik perempuanku bersama para tetangga. Ramai bukan main keadaan jalan. Bagaimana bisa aku seorang gadis kecil menuntun mereka kejalanan gelap mendatangi suara merdu yang terdengar begitu jelasnya dentuman itu. Ning nang ning nung ning nang ning nung. Ya kala itu aku dan mereka berjalan menghampiri suara merdu yang terus semakin mendekat seperti dekatnya aku dengan dia. Hahaha khalayan gadis remaja yang sedang aku lalui saat ini. Berlari berjalan berpegang tangan sambil menuntun mereka sebagai peran pertamaku adalah kakak tertua. Hahaha sok iya kali yaaa. Kok gini amat perasaan ku ketika hal itu terjadi padaku. Langkah ku dan mereka semakin kian mendekat. Semakin deras dan terdengar jelas.
Nang ning nung neng nong nang ning nung neng nong. Oh ternyata suara itu menandakan adanya pertunjukkan kuda lumping. Pantas saja begitu ramai disana. Lantas aku dan mereka pergi kejarak yang begitu dekatnya. Ya didepan loh didepan para pemain kuda lumping. Idihhhh betapa berani nya aku membawa wanita wanita kecil ke arah yang serius banget sangat membuat jantung deg deg an. Dag dag dag deg deg deg jantung ini serasa copot tetapi rasa penasaranku melebihi rasa takutku. Oh mengapa tak bisa aku menjauh walaupun ragaku serasa mau copot. Aku dan mereka menikmati pertunjukkan tersebut. Hujan rintik yang rapat membuat suasana semakin mencekam. Seperti apa ramainya pertunjukkan itu begitulah ramainya detak jantungku berdebar. Maju mundur maju mundur seperti itulah hatiku. Kok seperti ingin pergi namun menetap. Gimana itu kira-kira hahahaha. Mencoba menahan diri sebagai sulung teristimewa menikmati pertunjukkan seolah olah aku tidak pernah merasakan takut seperti sebagai penguat diri bahwa aku harus menjadi sulung bagi mereka.
Waktu semakin berlalu, detik demi detik kian mencekam. Yang ku dengar hanya rintik hujan. Kemana suara itu??? Suara yang awalnya menjadi daya tarik ku untuk berkunjung ketempat itu. Ternyata oh ternyata suara itu menghilang. Kemana kemana kemana kemana seperti lagunya ayu ting ting kali ya hahaha. Loh kok pemain itu berjalan. Berjalan mendekati ku ya ampun semakin mendekat. Ih seram ucapku. Tetapi pemain itu semakin mendekatiku. Aku menuntun wanita wanita kecilku dengan erat. Apa yang akan terjadi pikirku. Semakin dekat dan mendekat, dag dig dug jantungku. Ku tarik tangan wanita-wanita kecil dengan nafas terengah engah. Oh my god, berlari aku ke arah depan dengan rasa dikejar kejar. Oh ternyata kubangan besar itu seperti lubang besar berair. Apa itu? Lumpur sadis yang mencekam. Ada apa ini? Seketika jiwa ku ketakutan namun aku merasa tidak ada sedikitpun pertolongan selain kulanjutkan pelarian. Dan kubangan itu jlepppppp... kedebugggggggg suara itu menghantarkanku menjadi manusia lumpur. Ya aku terjebak dalam lumpur. Busana ku yang tadinya berwarna indah menjadi berwarna penuh makna. Coklat itu bisa menjadi panggilanku malam itu. Sekujur tubuhku menggelingding malu, serasa keadaan semakin membuat ku terpukau. Tawa girang mereka mengiringi malam. Malu bukan kepalang, sungguh bahagia hatiku membuat mereka tertawa. Keadaan dimana seseorang sangat terpukul tetapi aku benar benar menikmatinya. Sulung bukan lagi aku pada malam itu. Aku dituntun untuk menghampiri ruangan penuh kesejukan. Di seperempat malam aku mengalirkan sesuatu yang membuat tubuhku menjadi tidak coklat lagi. Byuuurrrr byurrrrr byurrrr. Serasa segar rasanya tubuhku. Menggigil penuh makna yang begitu luar biasa. Bersih tubuhku menjadi sosok wanita penuh drama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang keren .Sehat n sukses selalu
terimakasih ibuk. selalu selalu untuk kita