Ada Apa dengan Broken Home?
Tantangan Hari ke -72
#TantanganGurusiana
Oleh: Ulfa Wahyuni, S.Pd.I.
Hari ini Saya kehilangan ide untuk ditulis. Buka tutup berkas foto, tak juga mendatangkan ide menulis. Baca sana – sinipun tak membuahkan ide untuk ditulis. Namun menulis tetap harus dilakukan agar tak remedial dalam tantangan.
Secara jujur, hari in pikiran Saya tertuju pada sebuah diksi, broken home. Broken home berasal dari bahasa inggris yang secara harfiah berarti rumah yang rusak. Broken home dapat di artikan sebagai suatu kondisi kekurangan kasih sayang karena keluarga inti yang tidak utuh, mungkin karena salah seorang orang tua kandung meninggal atau berpisah.
Anak – Anak yang mengalami broken home biasanya mengalami kesulitan belajar. Mereka sulit berkonsentrasi dalam belajar. Tak jarang mereka melakukan hal – hal tak biasa untuk menarik perhatian guru. Untuk itu guru harus memberikan perhatian dan perlakuan ekstra pada anak – anak sepert ini. kurangnya kasih – sayang dan perhatian dari orang tua kandung adalah salah satu penyebabnya.
Pernyatan tentang anak – anak yang broken home mengalami kesulitan belajar mungkin bisa terbantahkan. Beberapa anak yang mengalami broken home memiliki prestasi yang baik di sekolah. Mereka mampu berkarya dan bersikap baik. Anak – anak yang mengalami broken home ini adalah anak – anak yang tetap mendapat kasih – sayang orang tua. Kasih sayang seperti yang diberikan ayah dan ibu kandung. Bisa jadi kasih sayang itu mereka dapatkan dari paman, bibi, nenek atau kakek.
Kasih sayang orang tua dalah suatu yang abstrak. Kasih sayang orang tua sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan mental anak. Jika Anda ingin bukti, cobalah peluk erat anak Anda dengan penuh kasih sayang. Setelah itu tanyakan apa yang dirasakan anak Anda. jawaban yang indah akan Anda dapatkan. Pengalaman indah ini yang tidak lagi dirasakan anak – anak broken home, sehingga memengaruhi sikap dan kemampuan mereka.
#edisimenghindariremedial
WaAllahu ‘ alam
Tanjung Emas, 26 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bermaknaterkinirealitamantul
Iya Pak, realita di lapangan kasihan anak - anak ini Pak.
he..he...Barakallah bun...ga remedial. Tulisan sederhana namun sarat makna. Barakallah
Masih belajar Bu. Tak sebagus tulisan teman lainnya.
Saya suka dengan bahasanya.. Mengalir dan original, lanjutkan buk ulfa
Original karena masih amatir Ustadz. Bantu saran supaya lebih baik ustadz.
Jadi pengen belajar BK ...