Generasi Z dan Pembelajaran Berbasis Internet
Tantangan Hari ke - 11
#TantanganGurusiana
#InternetPendidikan#MediaGuru#Indosat
Oleh: Ulfa Wahyuni, S.Pd.I.
Proses pembelajaran mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Awalnya proses pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centered Learning). Setelah itu disadari bahwa pembelajaran yang sebenarnya seharusnya adalah pembelajaran yang membuat peserta didik aktif. Peserta didik diharapkan mampu mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan berbagai cara. Proses pembelajaran ini disebut proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning) dan Active Learning.
Saat ini proses pembelajaran yang sedang marak digunakan adalah proses pembelajaran berbasis internet. Penggunaan internet untuk proses pembelajaran sangat beragam. Guru dan peserta didik dapat menggali informasi yang dalam tentang sebuah materi pembelajaran melalui internet. Informasi yang didapatkan adalah informasi mutakhir. Objek pembelajaran yang abstrak atau yang tidak mungkin dihadirkan dikelas dapat dilihat langsung melalui simulasi, gambar atau video yang ada di internet. Tak hanya itu, internet dapat menghadirkan pembelajaran dengan komunitas yang bermanfaat.
Pemanfaatan internet untuk pendidikan ini tentunya harus didukung oleh tersedianya layanan internet di sekolah. Sebagai contoh sekolah tempat saya mengajar yang jauh dari pusat kota. Saya mengajar di SMPN 3 Tanjung Emas Tanah Datar Sumatera Barat (3 tahun yang lalu bernama SMPN Satu Atap Kubang landai) beberapa kali memasang jaringan internet dengan menggunakan antena namun tak kunjung bisa digunakan karena tidak ada signal internet.
Teman – teman yang tergabung dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (MGMP PAI) sudah melakukan berbagai kreasi pembelajaran menggunakan internet. Namun lokasi sekolah yang tidak mendapatkan signal internet membuat saya kehilangan semangat untuk mendalami proses pembelajaran berbasis internet. Ditambah dengan keadaan ekonomi peserta didik semakin menciutkan semangat saya untuk menggunakan internet dalam proses pembelajaran di sekolah.
Tahun ini kelas 9 di sekolah saya akan mengikuti Ujian Nasional Berstandar Komputer (UNBK) untuk pertama kali. Saya berpikir, mau tidak mau peserta didik kelas 9 harus dilatih untuk melakukan pembelajaran berbasis internet. Akhirnya pelan – pelan saya bertanya pada peserta didik kelas 9.
“Tolong tunjuk tangan siapa yang punya telepon genggam android?” ucap saya.
Sembilan peserta didik mengangkat tangan. Hanya satu orang yang tidak mempunyai telepon genggam (peserta didik kelas 9 di sekolah saya berjumlah 10 orang, maklum sekolah berada di pedesaan kurang diminati).
“Teman ibu di SMPN 2 Kota Batusangkar membuat soal uci coba USBN untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, apakah kamu berminat untuk mengikutinya?”
“Mau Bu,” ucap semua peserta didik.
“Apakah ujiannya harus membayar Bu?” tanya salah seorang peserta didik.
“Tidak membayar, kita cukup menyediakan paket internet di telepon genggam. Waktu yang disediakan hanya lima hari. Setelah lima hari tidak bisa lagi mengikuti ujian tersebut,” saya menjelaskan.
“Iya Bu, tidak apa – apa. Bagaimana kalau kita ujian hari senin?” tanya peserta didik yang lain.
“Baiklah, tapi apakah di sini signal internetnya bagus?” saya bertanya.
“Bagus Bu, saya pakai im3 ooredoo lebih murah. Rp. 18.000,00 kartunya sudah dapat paket internet 2 giga”. Salah satu peserta didik menjelaskan dengan semangat.
“Iya bu, saya beli Rp. 25.000,00 dapat enam giga paket internet, murah untuk kantong anak sekolahan,” peserta didik yang lain menimpali.
“Baiklah kalau begitu, kamu semua bisa membawa telepon genggam hari Senin, kita membuat akun dulu lanjut ujian kalau masih ada waktu. Bagi yang tidak punya telepon genggam bisa berdua nanti dengan temannya ya”, ucap saya dengan pasti.
“Oke Bu, hore Hari Senin bawa hape”, mereka bersorak tanda sangat senang.
Begitulah tingkah pola generasi Z. Peserta didik saya yang kira – kira sekarang berusia 15 tahun. memang betul tulisan yang pernah saya baca, bahwa generasi Z lebih cepat faham tentang teknologi, karena mereka sejak kecil sudah terbiasa dengan teknologi. Tidak seperti saya yang termasuk millenial (generasi Y) yang pernah mengalami era tanpa internet.
Generasi Y (millenial) adalah penduduk yang lahir pada tahun 1981 sampai tahun 1994. Sementara generasi Z adalah penduduk yang lahir tahun 1995 sampai tahun 2010. Jika dihitung untuk saat ini millenial berusia 39 -26 tahun. sementara generasi Z saat ini berusia 25- 10 tahun. berdasarkan rentang umur tersebut dapat diasumsikan bahwa pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah – sekolah saat ini sedang dijalani oleh generasi Z.
Tanjung Emas, 25 Januari 2020
Biodata Penulis
Penulis bernama Ulfa Wahyuni, S.P.d.I. Lahir di Langsa Aceh pada tanggal 31 Januari 1985. Saat ini penulis melaksanakan tugas sebagai Guru Mata Pelajaran di SMPN 3 Tanjung Emas Tanah Datar Sumatera Barat dan pengurus MGMP PAI Kabupaten Tanah Datar serta pengurus DPD AGPAII Tanah Datar.Penulis bisa dihubungi lewat email [email protected] atau melalui nomor WA 085664074469.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masih belajar Bu.
Masih belajar Bu. Ibu mengajar dimana?
Bagus Bun artikelnya. Sukses terus ya Bun