Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah (Bagian 1)
Tantangan Hari ke - 13
#TantanganGurusiana
Oleh: Ulfa Wahyuni, S.Pd.I.
Matahari bersinar terik siang ini. Rizqa dan Fauziah selesai salat zuhur dan makan siang. Sambil menunggu mata kuliah selanjutnya mereka duduk – duduk di parkiran Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ditemani sebungkus gorengan.
“Kita ke kelas yuk. !, ucap Rizqa.
“Kenapa terburu – buru, sekarang kan baru pukul 13.15. Kita masuk kelas jam 14.00 kan?” tanya Fauziah.
“Ga apa – apa lebih cepat supaya ga ngantri di lift nanti?” jawab Rizqa.
Rizqa berdiri di ikuti Fauziah menuju lantai tiga, tempat mata kuliah Bahasa Inggris akan dilaksanakan. Saat memasuki gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terlihat sudah ada 10 mahasiswa yang antri di depan lift.
“Waduh, jam segini kok udah banyak yang antri.” Ucap Rizqa.
“Udah naik tangga aja, hitung – hitung bakar lemak.” Ucap Fauziah sambil menarik tangan Rizqa menuju tangga naik ke lantai 2. Sampai di lantai 2 Fauziah mengajak Rizqa menuju bagian Administrasi akademik untuk melihat pengumuman yang ditempel di papan pengumuman akademik.
“Kita baca – baca pengumuman di sini dulu. Siapa tau ada seminar gratis, kan lumayan tu dapat sertifikat”. Fauziah menjelaskan. Rizqa mengangguk – angguk tanda mengerti.
Mereka menyusuri papan – papan pengumuman yang hampir memenuhi separuh bagian lantai administrasi akademik.
“Ada seminar gratis tentang psikologi anak di Aula Madya hari Kamis siang, kita kan ga ada kuliah siang itu, ikut yuk Riz.? Ucap fauziah.
“Iya, kita ikut.” Jawab Rizqa sekenanya sambil ikut sibuk membaca jejeran papan pengumuman tersebut.
Fauziah masih asik membaca berbagai pengumuman di mading. Mata Rizqa tertuju pada sebuah kertas putih buku tulis yang di tempel di salah satu papan pengumuman. “Dibutuhkan satu orang guru privat perempuan untuk mengajar anak kelas 4 SD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Hubungi nomor berikut xxxxxx.” Rizqa mencatat nomor telepon yang tampak di kertas tersebut.
“Ke atas yuk, 15 menit lagi kuliah mulai.” Rizqa mengajak Fauziah yang masih asyik membaca sana – sini. Mereka pun berjalan menaiki tangga menuju lantai 3, tempat biasanya Jurusan Pendidikan Agama Islam belajar. Walaupun kadang – kadang bisa belajar di lantai 5 karena kelas di lantai 3 penuh dengan perkuliahan.
Pukul 16.00 kuliah Bahasa Inggris selesai. Saat dosen keluar kelas, semua mahasiswapun ikut keluar kelas. Ada yang langsung buru – buru ke lift untuk mendapatkan “kuota” lift turun. Ada yang menuju mushala lantai 3 untuk menunaikan salat ashar. Ada yang duduk berkelompok sambil lesehan di lantai untuk membicarakan pembuatan makalah kelompok.
Saat itu rizqa langsung turun menggunakan tangga. Sampai di lantai 2 Rizqa kembali melihat papan pengumuman yang ditulis di kertas buku tulis tadi. Rizqa berdiri lama di depan papan pengumuman.
“Aku telepon atau tidak ya nomor ini?, guru yang dibutuhkan cuma satu orang untuk kelas 4 SD dan mata pelajaran Bahasa Indonesia termasuk pekerjaan yang tidak sulit. Sementara mahasiswa yang lewat dan kemungkinan membaca pengumuman ini sekitar ratusan setiap hari. Apa mungkin lowongan ini sudah terisi” Pikir Rizqa.
“Aku telepon saja, apa salahnya mencoba, kan cuma rugi pulsa saja.” Rizqa berpikir sendiri.
Rizqa menekan nomor telepon yang dicatatnya tadi. Terdengar 3 kali nada sambung. Rizqa menunggu dengan agak cemas.
(Bersambung ke bagian 2)
Tanjung Emas, 27 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada makhlukNya
Iya Bu, pasti. Bagian kita untuk meyakininya.