Ketukan di pintu pagi itu membuyarkan fokusku saat membantu siswa mengerjakan tugas kelompok mereka. Aku menoleh ke arah suara itu berasal, dan kudapati Kepala Sekolah berjalan mendekat. Beliau memintaku untuk keluar kelas. Aku pun mengekori Beliau menuju depan kelasku. Jantungku berdebar lebih cepat. Ada apa? Mengapa aku dipanggil? Aku menepis pikiran-pikiran buruk yang menghampiri otakku. Singkat cerita, hasil dari obrolan kami yaitu aku ditugaskan untuk menghadiri diklat. Abu-abu. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali mendapat kabar tersebut. Mengapa? Karena tidak banyak yang aku ketahui tentang diklat tersebut. Aku hanya tahu waktu, tempat, dan tanggalnya saja. Bahkan kabar tugas ini aku dapat tepat sehari sebelum pelaksanaan yaitu, 17 Januari 2020. Walaupun begitu, aku tetap menerima dan melangkahkan kakiku untuk mengikuti diklat tersebut. Dengan langkah abu-abu itu, aku masih menyempatkan diri untuk mencari tempat diklat diadakan. Jujur, aku belum pernah ke tempat itu sebelumnya. Jadi, sepulang sekolah, aku sempatkan mencari titik koordinat Gedung Aula PGRI Jember di Google map.

Hangatnya mentari mengiringi langkah abu-abuku menuju diklat. Sesampainya di gedung, aku merasa aneh. Mengapa? Gedung masih sepi, padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.40. Aku mencoba membuka pintu depan juga tidak bisa, terkunci. Mataku mengitari sekeliling, dan hanya menemukan satu mobil terparkir di halaman depan. Aku mengintip ke dalam melalui pintu kaca. Aku melihat ada seseorang di dalam. Lalu, aku menghidupkan sepedaku dan menuju halaman belakang. Ku langkahkan kaki ke dalam, dan aku bertemu dengan beberapa orang disana. Jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat, dan peserta diminta untuk naik ke ruang diklat. Aku menaiki tangga satu per satu. Tangga yang akan memberikan jawaban akan langkah abu-abuku. Tangga yang akan menjelaskan padaku, jenis diklat apa yang akan aku ikuti. Aku membuka pintu, saat aku tatap ke depan, aku baru tahu bahwa tugas yang diamanahkan padaku yaitu Diklat Menulis Buku SAGUSABU PGRI Jember.