Ulva Marina

Guru SMA N 1 Banuhampu, Kab. Agam, Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Si Belang (T-30)

Si Belang (T-30)

Sudah seminggu lebih aku mencarinya. Hilir mudik mendatangi rumah tetangga. Aku berharap bisa menemukan jejaknya. Namun, sampai hari ini aku masih belum bisa menemukan dimana dirinya berada. Kehilangan dirinya selama seminggu ini sungguh membuat hatiku dilanda kesedihan yang mendalam.

Perkenalanku dengannya pertama kali saat aku mau berangkat ke sekolah. Waktu itu aku melihatnya di dekat pot bunga. Dia sedang meringkuk kedinginan. Waktu aku mendekati dirinya, terdengar bunyi meong yang menyedihkan dari mulutnya. Mata sayunya seperti memohon pertolongan kepadaku.

Dengan penuh kasih aku mengangkat dirinya. Aku membawanya ke dalam rumah. Aku lap tubuhnya yang basah dengan menggunakan handuk kecil. Setelah badannya kering, aku ambil nasi dengan piring kecil. Kusudorkan padanya agar dia mau makan. Dengan agak ragu-ragu, nasi itu dicoba untuk dijamahnya. Walau masih malu-malu, akhirnya nasi itu habis juga dimakannya.

Sejak itulah, si belang sudah menjadi bagian dari keluargaku. Si belang ini termasuk kucing yang istimewa. Dia tidak suka dengan makanan yang mentah seperti ikan, daging, ikan kering, dan sebagainya. Kalau dia makan, nasinya harus panas. Nasi itu harus dibaluri dengan kepala ikan kering yang sudah digoreng. Kalau tidak ada makanan seperti itu, dia agak susah untuk makan.

Badannya gemuk. Bulunya bersih. Setiap satu minggu aku akan memandikan dirinya. Aku mandikan dia dengan sampo tertentu. Awalnya, saat aku memandikan dirinya, dia berontak. Dia akan lari bersembunyi di balik meja atau kursi. Lama kelamaan dia sudah terbiasa. Mungkin dia merasa sehabis mandi badannya segar, dia tidak berontak lagi. Bahkan kalau aku lupa untuk memandikan dirinya, dia akan menarik-narik bajuku untuk menuju ke kamar mandi.

Si belang ini kucing yang tidak merepotkan. Kalau dia mau buang air besar atau buang air kecil, dia akan memberi kode kepada kami. Dia akan menuju pintu depan. Jika pintu tertutup, dia akan menggaruk-garuk daun pintu sebagai pertanda bahwa dia minta tolong agar pintu dibukakan. Setelah pintu terbuka, dia langsung lari keluar. Selesai buang air besar atau kecil, biasanya dia akan bermain-main dulu di halaman. Dia akan berlari kian kemari mengitari pot-pot bunga yang ada di teras. Setelah puas bermain, barulah dia lari ke dalam rumah. Kebiasaan seperti ini setiap pagi dia lakukan.

Hari ini sudah seminggu lebih dia tidak ditemukan. Ada sesuatu yang hilang yang aku rasakan sejak kepergiannya. Setiap pagi sesudah menunaikan salat subuh, aku berharap dia akan berlari menemuiku. Aku berharap akan mendengar suaranya di balik pintu sebagai pertanda bahwa dirinya sudah pulang. Ternyata, sampai tadi pagi harapan itu belum lagi menjadi kenyataan.

Dia menghiang seperti ditelan bumi. Tak ada meninggalkan jejak sama sekali. Aku sangat berharap semoga dia masih bisa kutemukan. Aku berharap jika ada yang menemukan dirinya, mereka mau mengembalikan kembali padaku. Aku tidak bisa berbuat banyak untuk menemukannya. Aku hanya bisa berharap dan berdoa semoga si belangku selalu keadaan sehat dan cepat aku temukan kembali

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post