Ulya Najra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Resensi Novel Bidadari untuk Dewa (Tagursiana 1)

DATA BUKU

1. Judul buku : Bidadari Untuk Dewa

2. Penulis : Asma Nadia

3. Penerbit : KMO Publishing

4. Tahun terbit : Oktober 2017

5. Cetakan ke : II (Dua)

5. Tebal buku : 528 halaman

6. Gambar cover buku tampak depan

ISI

Kisah nyata yang disajikan dalam novel ini menceritakan sosok anak muda bernama Dewa Eka Prayoga. Dewa adalah salah satu anak muda yang dikagumi karena menghasilkan uang satu miliar di usia 21 tahun dan termasuk mahasiswa yang berprestasi di kampusnya. Namun terjerembab hutang yang nyaris mencapai delapan miliar, tidak berhenti disitu Dewa kembali terpuruk dijerat oleh penyakit langka yang delapan puluh persen berpeluang mengantarkannya pada kematian. Namun dewa tidak sendiri ada bidadari yang selalu setia menemaninya, dialah Haura.

Kisah ini berawal saat Dewa menjadi mahasiswa jurusan kimia Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Kehidupan ekonomi yang tidak terlalu baik memaksa Dewa berusaha memenuhi biaya kuliahnya sendiri. Dewa berusaha mencari pekerjaan, tidak mudah untuk Dewa namun dia berhasil mengawali karirnya menjadi guru pada sebuah lembaga bimbingan belajar. Dengan kecerdasannya dewa berhasil maju menjadi orang kepercayaan pada bimbel tersebut

Di samping itu Dewa juga mengikuti kompetisi wirausaha di kampusnya, dia menang dua kali berturut-turut dan sebagai hadiahnya Dewa mendapatkan modal usaha sesuai proposal yang diajukan. Hadiah tersebut digunakan untuk membuka usaha kafe khusus anak muda dan usaha katering. Dengan prestasi yang diraihnya Dewa sering diundang menjadi motivator berbagai seminar kampus di berbagai daerah. Dewa dikenal sebagai enterprenuere muda. Saat ini ekonomi Dewa semakin membaik.

Namun tantangan hidup Dewa kembali diuji, ibu yang berada di kampung mengabarkan bahwa rumah mereka terkena longsor tapi bukan itu permasalahannya, hutang dari rentenir sebesar empat puluh lima juta yang dipinjam ibu untuk perbaikan rumahlah yang harus segera ditunaikan, jika tidak maka rumah mereka akan disita. Dewa kembali berpikir keras dan akhirnya dia memutuskan untuk menerbitkan sebuah buku mengenai marketing. Alhasil buku itu laku keras dan penghasilan Dewa lebih dari cukup untuk membayar hutang tersebut.

“Ternyata masalah bukan beban melainkan cara Allah membangunkan hamba-hambaNya supaya menemukan potensi terbaik” (hal: 133)

Usaha kafe dan catering Dewa mulai sepi dan mengalami kemunduran, pun bimbel yang menjadi ladang uang Dewa terpaksa tutup karena pemiliknya pindah keluar negeri. Perekonomian Dewa kembali merosot, akhirnya Dewa memutuskan untuk meninggalkan kampus dan kembali ke Suka Bumi untuk mencari peluang usaha. Tak lama bagi Dewa, Lelaki muda itu bertemu Ruslan teman lamanya dan memulai bisnis investasi. Investasi ini merupakan proyek pengadaan laptop dan komputer di instasi pemerintahan dengan system bagi hasil, Dewa pun mencari investor termasuk menawarkan kepada dua sahabat dekatnya Mirza dan Rizal. Kurun waktu delapan bulan Dewa berhasil menjaring hampir tujuh ratus investor dengan total investasi mencapai 7,8 miliar.

Merasa sudah cukup mapan, Dewa berencana meminang seorang gadis, teman kuliah juga rekan kerjanya saat di bimbel, namanya Haura perempuan cerdas berjilbab lebar ini berhasil mencuri hati Dewa namun tidak dengan ibunya, ibu Dewa tidak setuju dia menikah dengan Haura karena dianggap akan membawa kesialan untuk Dewa. Tidak ada yang bisa menghalangi jodoh yang sudah Allah tentukan, Akhirnya Dewa dan Haura melenggang kejenjang pernikahan yang suci.

Di hari kedelapan belas pernikahan mereka, badaipun menyapa pengantin baru ini menghancurkan mimpi indah Dewa yang ingin membahagiakan istri tercintanya. Seketika Dewa menjadi buronan 685 investor yang meminta uang mereka dikembalikan stelah Ruslan menghilang dengan 7,8 miliar uang investor tersebut. Dewa terpaksa menjual Semua asset yang dimilikinya untuk mengganti uang para investor namun itu belum dapat melunasi semua hutangnya. Ancaman dan teror dari para investor datang setiap hari tidak hanya kepada Dewa tapi juga kepada Haura.

Dewa terpuruk dan hampir tidak bisa bangkit namun haura selalu menghibur dan memotivasinya bahkkan Haura memberikan ide untuk menjual “ceker iblis”. Keuntungan dari berjualan ceker hanya bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, jika dihitung-hitung mustahil cukup untuk membayar utang 7,8 miliar. Dewa terus berusaha dan terus bergerak mengais rezeki, dia terinspirasi dengan kisah Siti Hajar yang terus bergerak dari Safa ke Marwa mencari sumber air untuk anaknya.

“Yang penting bergerak. Berusaha. Berjuang. Biarkan matematika Allah yang bekerja. Jangan mengatakan ‘tidak mungkin’ terhadap diri sendiri. Karena itulah yang akan menghambat” (hal : 484)

Disela-sela usahanya berjualan ceker Dewa kembali menulis buku. Kali ini dia menulis buku tentang entrepreneurship, sama seperti buku pertamanya, penjualan buku kali ini berhasil melunasi sedikit demi sedikit hutang para investor, selain menulis Dewa juga aktif mengisi seminar motivasi diberbagai daerah. Ekonomi keluarga Dewa kembali normal, bahkan lebih, Dewa terlena dan sempat terpukau dengan pesona wanita lain di luar sana, hal ini membuat rumah tangganya dengan Haura nyaris berakhir. Penyesalan dan taubat pun tak henti menguntai dari mulut Dewa, pada akhirnya Haura memaafkan Dewa. Namun hidup Dewa kembali diuji, dia dihadapkan dengan penyakit langka yang membuatnya tiba-tiba lumpuh bahkan koma. Dewa terkena GBS (Guillain Barre Syndrome) penyakit yang mengakibatkan penyimpangan system imunitas tubuh. Haura selalu mendampingi Dewa hingga akhirnya Dewa berhasil mengalahkan penyakit tersebut.

PENUTUP

Novel ini mengkombinasikan kisah nyata dengan cerita mitologi Yunani Kuno. Karakter tokoh digambarkan dengan dewa-dewi yang diyakini oleh masyarakat Yunani. Novel ini diperkaya dengan quote-quote yang menginspirasi. Pembaca dapat mengambil pelajaran dari kisah hidup Dewa Eka Prayoga, perjuangan hidup tentang cinta Haura, persahabatan Dewa dengan Mirza dan Rizal, bisnis dengan Ruslan dan problematika rumah tangga tentang penghianatan serta perjuangan mengalahkan penyakit GBS yang membuat Dewa diambang kematian.

Koto Ranah, 01/11/20

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post