Ayah Ijinkan Aku Menikah Dengannya
Suara takbir dimalam itu bergema, seakan memenuhi langit. Suara mengagungkan asma Allah, menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri. Langit, bumi dan seisinya bergetar mendengar gema suara takbir yang bersahutan.
Diana mestinya juga bergembira menyambut hari raya. Tapi malam itu hatinya resah dan gundah. Takut, bimbang dan resah memenuhi rongga hatinya. Kekuatan yang dia bangun dari awal, seakan luntur dan memudar. Bayangan jelek sudah bersliweran di otaknya. Bayangan kemarahan wajah bapaknya menari-nari dipelupuk mata. Akan tetapi, bayangan wajah teduh mas Amri kembali menguatkan tekadnya. Ibu berusaha menenangkan hatinya dan mendorongnya untuk mengambil keputusan.
Perlahan Diana menghampiri bapaknya yang sedang duduk di ruang tamu. “Bapak, besok Mas Amri mau sowan kesini.” Diana memulai pembicaraan.
“Ada perlu apa?” tanya bapaknya sambil tetap membaca koran.
“Katanya mau melamar saya” Diana berusaha menjelaskan.
“Tidak.” Kata bapaknya.
Diana tercengang mendengar ucapan bapaknya. “tapi kenapa?” Diana berusaha mencari jawaban. Akan tetapi tanpa jawaban, ayahnya meninggalkan Diana terpekur sendiri….(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kasian
Wow, cerita yang menyentuh. Sukses selalu dan barakallahu fiik
D tunggu selanjutnya bu
Semoga direstui yaa bu, ga sabar kelanjutannya.
Bersambung....
deg..degan juga ikutan khawatir, jadi penasaran kelanjutannya
ditunggu sambungan nya bun
Ditunggu sambungannya, mantap